Halo Suamiku!

Tiga Anggota Keluarga yang Hangat!



Tiga Anggota Keluarga yang Hangat!

2"--Hari di mana ketika orang lain mengetahuinya, kamu harus tahu bahwa itu bukan ulahku. Aku sudah berjanji untuk tidak akan mengatakannya."     

Tentu Su Li terkejut dengan apa yang Ye Zi katakan.     

Dan suasana hatinya yang bergejolak kali ini berangsur-angsur mereda.     

Apakah ia ingin menipu dirinya sendiri dan orang lain? Ketika ia belum mengandung anak ini, ia selalu berpikir jika suatu saat nanti ia memiliki bayi bersama Xiaobai, tidak peduli apa pun, ia harus membuatnya menjauh dari semua ini dan menjalani kehidupan yang paling sederhana dan biasa, agar anaknya bisa hidup lebih lama.     

Ya, apa yang ia lakukan benar. Ia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.     

Bahkan meski anaknya memiliki lebih banyak kemampuan, itu juga berarti akan ada lebih banyak bahaya yang menyapa. Hanya dengan melemahkan semua ini, anaknya bisa bertahan dengan aman seperti orang biasa.     

Semua pemikiran itu seolah tercekat di tenggorokan Su Li. Matanya memerah dan bisa terlihat kekhawatiran yang nyata dari sorot matanya. Karena bagaimanapun juga, tubuh Xiao Mubai buruk dan rapuh. Jadi Su Li tidak bisa membiarkan anaknya mengambil risiko apa pun.     

Untuk masalah ini, Ye Zi juga dapat memahaminya dengan sangat jelas.     

Kalau tidak, masuk akal untuk mengatakan bahwa manusia serigala kecil yang normal seharusnya tumbuh cepat, kuat dan sehat, tetapi di dunia ini, tidak akan pernah ada orang yang sempurna, dan akan selalu ada beberapa kecacatan.     

Kelemahan alaminya adalah kekurangan itu sendiri.     

"Aku pergi. Berjanjilah padaku untuk tidak mengatakan apa-apa. Aku akan melakukan sisanya sendiri."     

Setelah itu, Su Li berlalu pergi dengan si kecil dalam pelukannya.     

Begitu keluar, Xiao Mubai dengan patuh berbaring di gendongan ibunya dan setengah melingkarkan tangannya di leher Su Li. Sisa air matanya bahkan masih meninggalkan jejak di sana. Saat jari anaknya dilukai, Su Li merasa seperti dipukul sejenak, kepalanya pusing, lalu ia dengan cepat memegang salah satu kursi, dan tubuhnya hampir tidak bisa berdiri dengan stabil.     

Ketika akhirnya Su Li berhasil menguasai diri, ia memantapkan diri untuk beranjak pergi     

Ye Zi menggelengkan kepalanya, menggosok pelipisnya, dan menghembuskan napas dengan keras. Apa lagi yang ia tidak tahu tentang bayi kecil ini?     

Setelah Su Li keluar dengan Xiao Mubai di pelukannya, Chen Nianbai yang melihatnya segera berjalan menghampiri mereka.     

Chen Nianbai memang memiliki tubuh yang ramping, mungkin saja ia tidak bisa mendapatkan berat badan lebih dari ini. Tubuhnya sangat berbeda dengan tubuh Leng Yunchen dengan kulit madu yang sehat dan daging urat yang kuat, terlebih lagi dengan Leng Yuchen yang terlatih dalam pasukan khusus.     

"Bagaimana? Apa yang dikatakan orang-orang di sini?"     

Dengan hati-hati, Chen Nianbai mengambil alih putra mereka sembari bertanya dengan lembut.     

Wajahnya yang bersih, mata dan auranya yang jernih sekaligus lembut, lebih menawan daripada ketika ia belum menikah sebelumnya.     

Secara keseluruhan, tampaknya tubuhnya terkondisi dengan baik dan bahkan kulitnya terlihat jauh lebih baik.     

Sembari menyentuh wajah Xiao Mubai, Su Li tersenyum dan berkata perlahan, "Jangan khawatir, tidak ada yang salah. Asal kamu tahu, dia hanya mewarisi beberapa, bahkan semuanya darimu..."     

Su Li tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya menatapnya sambil tersenyum.     

Tak pelak lagi, kerumitan yang mengalir dari sorot matanya dapat dipahami oleh Chen Nianbai secara sekilas.     

Apa yang ia warisi, tidak diragukan lagi, pasti beberapa gen hewan liar yang tidak ditampilkan di tubuhnya.     

Sontak, kilatan bening milik Chen Nianbai tampak kabur. Su Li dengan lembut menggigit bibirnya dan segera mengalihkan pandangannya. Ia tidak tahu harus berkata apa untuk sesaat.     

Tapi detik berikutnya, tangannya tiba-tiba dipegang oleh sebuah tangan ramping dan Su Li menatapnya tanpa sadar.     

Chan Nianbai menundukkan kepalanya, lalu dengan lembut mengecup bibirnya selama beberapa detik. Dengan tatapan jernih, ia tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Anak itu juga memiliki takdirnya sendiri. Jangan terlalu khawatir."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.