Halo Suamiku!

Jangan Katakan Jika Ada Orang Lain yang Mencuci Pakaian Dalammu



Jangan Katakan Jika Ada Orang Lain yang Mencuci Pakaian Dalammu

2Selalu mengambil langkah pertama untuk satu sama lain.     

Sang Xia merasa lega dan akhirnya semuanya lega.     

"Rong Zhan, setelah konserku selesai, seperti biasa, aku akan beristirahat untuk jangka waktu tertentu. Selama masa ini, aku akan selalu bersamamu dan anak-anak. Aku akan memastikan akan bersamamu kapan saja dan tidak akan berpisah barang sebentar. Aku tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya, tetapi setelah mengetahui situasimu, apapun yang terjadi nanti, aku akan selalu berada di sisimu dan menghadapinya bersama denganmu."     

Saat mengatakannya, Sang Xia mengangkat kepalanya dari dada Rong Zhan sembari memegang tangannya dengan kuat.     

Rong Zhan kemudian menatapnya dan tidak mengatakan apapun untuk sementara waktu. Akhirnya, sudut bibirnya dengan lembut tersungging dan sebuah pertanyaan terlontar, "Bagaimana jika aku kambuh?"     

Sang Xia balas menatapnya dan melontarkan senyum samar di bagian bawah matanya, "Bodoh, kemana pun pergi, aku akan selalu mengikutimu..."     

Ketika Sang Xia mengatakan ini, pikirannya seperti melayang pada adegan di koridor sebelumnya. Penyerangan yang begitu kejam dan kasar, yang membuatnya tanpa sadar menelan ludahnya dengan susah payah.     

Kemudian genggaman tangannya semakin erat mengepal di lengan Rong Zhan, "...Tetap saja, tidak masalah. Itu lebih baik daripada kamu menyakiti dirimu sendiri. Yang penting aku masih punya satu kaki. Jadi apa lagi yang perlu kamu khawatirkan? Bukankah memang seharusnya seperti itu?"     

Akhirnya Sang Xia kembali berucap sembari membenamkan dirinya ke dada Rong Zhan lagi, namun kali ini suaranya sedikit tercekat, "...Pokoknya, aku tidak peduli. Aku tidak akan melihatmu terluka lagi."     

Rong Zhan yang berdiri di depannya dengan erat memeluk tubuh istrinya yang kurus, dengan wajah Sang Xia terkubur di lengannya. Rong Zhan tidak bergerak. Hanya tatapannya yang tampak nanar dan bulu matanya yang panjang bergetar samar.      

Tidak ada yang tahu apa yang ia pikirkan, tetapi akhirnya, ia perlahan membungkuk, tangannya yang ramping membelai rambut Sang Xia menciumnya dengan lembut hingga menyentuh sudut dahinya, dan sebuah kata ringan terlontar, "Oke."     

Setelah Rong Zhan selesai mengeringkan rambut Sang Xia, ia menggendongnya menuju ke atas ranjang.     

Karena Sang Xia sudah sangat lelah, jadi Rong Zhan memintanya untuk beristirahat lebih awal. Sementara dirinya akan pergi melihat kondisi anak-anaknya terlebih dulu.     

Kedua anaknya sangat pintar hari ini. Rong Zhan takut ketika ingin menggendong anaknya, tetapi ia takut akan mengganggu tidur anak dan istrinya. Jadi ia bergegas kembali.     

Begitu kembali ke kamar, ia hanya berbaring tanpa bisa memejamkan mata. Entah kenapa hatinya benar-benar tidak tenang.     

Mungkin karena halusinogen dalam tubuhnya, mungkin juga karena siapa dalang di balik ini semua, atau... karena apa yang baru saja dikatakan istrinya.     

Kata-kata itu... terutama ketika Sang Xia mengatakan bahwa ia bersedia menanggung kekerasan dari penyakitnya dan tidak ingin melihatnya terluka karena menyiksa dirinya sendiri....     

Saat ini, Rong Zhan sendirian di kamar mandi, membersihkan pakaian dalam milik Sang Xia, lalu menggantungnya di sebuah balkon besar.     

Sampai akhirnya,     

ketika kembali, ia mengambil beberapa salep yang baru saja dikirim. Saat Sang Xia masih tertidur nyenyak, ia memisahkan kakinya, lalu dengan lembut mengoleskan obat itu untuknya.     

Setelah menyelesaikan semuanya, Rong Zhan baru pergi tidur. Ia terbiasa tidur telanjang dan larut malam. Tak lupa, ia memeluk Sang Xia erat-erat.     

Samar-samar Sang Xia merasakan bahwa begitu tempat tidur di sisinya bergoyang, tanpa sadar ia membungkuk, dan kemudian dengan setengah sadar bergumam, "Kenapa kamu tidur selarut ini?"     

Tentu saja Rong Zhan khawatir ketika melihat penampilannya yang bingung. Tapi setelahnya, sudut bibirnya tertarik sedikit dan ia berbisik di telinganya, "Sayang, aku tahu kamu punya beberapa pacar, tapi jangan katakan jika mereka pernah mencuci pakaian dalammu. Bagaimana mungkin seorang lelaki tua mencuci pakaian dalam milik istrinya. Cukup ketahui saja, tidak perlu mengatakannya karena kamu pasti akan malu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.