Kamulah Satu-satunya yang Bisa
Kamulah Satu-satunya yang Bisa
"Kenapa kamu tidak mengatakannya?"
Rong Zhan menyentuh wajahnya dan berkata perlahan, "Bukankah kamu sudah tahu? Kalau tidak, Muzi tidak akan berpikir untuk mengambil langkah ini demi mengendalikanku."
Begitu Sang Xia mendengar ini, ia benar-benar patah hati. Seketika, kobaran kemarahan tersorot di mata Sang Xia dan mau tidak mau ia mengutuk dengan suara rendah, "Dasar jalang!"
Rong Zhan benar-benar tertawa mendengarnya. Akhirnya, dengan lembut ia mengelus tubuh Sang Xia, "Sayang, ini semua sudah berakhir. Aku tidak marah pada orang seperti itu. Selama kamu tidak marah, aku akan merasa lega."
Rong Zhan ingin memberinya kenyamanan, tetapi mereka sedang berada di dalam air. Kulit mereka saling menempel, dan tak satu pun dari mereka tertutupi sehelai benang pun. Jelas sangat saat mengelus tempat sensitif milik Sang Xia. Tanpa bisa dicegah, tangan mereka seperti akar dan mereka enggan untuk menariknya. Seketika itu juga Rong Zhan hanya menundukkan kepalanya dan mencium rahang putih milik Sang Xia.
Gejolak di perut Sangxia belum padam, jadi secara spontan ia tidak tertarik melakukan hal yang lebih. Tiba-tiba ia melepaskan diri darinya dan berdiri hendak keluar.
"Hei, Sayang…"
Begitu melihat Sang Xia langsung mengambil handuk mandi dan keluar, Rong Zhan sontak berteriak dengan kesia-siaan belaka. Tanpa membuang waktu lagi, ia bergegas bangkit dan mengambil handuk mandi untuk mengejar keluar.
Atau ia akan ditinggalkan sendirian.
Tapi Rong Zhan sempat menangkap air mata di pelupuk mata Sang Xia yang hampir jatuh di detik berikutnya. Pemandangan itu benar-benar menyakitkan.
Akhirnya, Rong Zhan mengambil handuk dan keluar untuk menyeka rambut Sang Xia. Begitu melihat Sang Xia duduk di samping tempat tidur dengan punggung menghadap ke jendela, handuk di tangannya langsung jatuh ke rambut panjang basah milik Sang Xia saat mendekat.
Rong Zhan berdiri tepat di depannya dan dengan lembut menyeka rambutnya. Setelah menghela napas berat, ia berkata perlahan, "Sayang, jangan terlalu banyak berpikir. Bukankah sekarang sudah baik-baik saja? Kamu tahu penyakitku ini jarang kambuh. Meski aku bertemu dengan wanita lain, tapi hanya kamu satu-satunya yang kucintai dalam hidupku."
Sesaat setelah Rong Zhan mengatakan ini, Sang Xia mengangkat tangannya untuk mencubit pinggang Rong Zhan yang kuat dan kurus, lalu dengan suara yang sedikit serak berkata, "Jika aku tidak di sana malam ini, pasti akan ada wanita lain. Siapa pun mungkin bisa pergi ke sana."
Sontak, Rong Zhan berhenti menyeka rambutnya, lalu mengangkat wajah kecil Sang Xia dengan kedua tangan, dan matanya yang sipit menjadi lebih serius, "Apa sebegitu tidak bergunanya aku sebagai seorang pria? Apakah halusinogen ini dapat mengendalikanku? Jika bukan karenamu, aku pasti akan mencekik wanita lain terlebih dahulu."
Rong Zhan mengucapkan kata-kata kejam itu dengan tegas.
Meski Sang Xia tahu ucapan itu hanya untuk menghibur dirinya, tapi Rong Zhan berhasil membuat suasana hatinya menjadi lebih baik.
Bahkan, terlepas dari segalanya, jika Rong Zhan benar-benar memiliki hubungan dengan wanita lain di luar kendalinya pada suatu waktu, meskipun ia tahu itu mungkin bukan salahnya, tapi Sang Xia akan tetap merasa sakit.
Ia bukan orang suci. Ia hanyalah seorang wanita yang sangat mencintai suaminya dan mempunyai keinginan kuat untuk memiliki.
Tapi, bagaimana mengatakannya.
Kalau sampai hal seperti itu benar-benar terjadi, meski ia benar-benar mengerti bagaimana situasinya, tapi Sang Xia pasti akan tetap terlihat tidak baik, tidak toleran, dan tidak bisa menerimanya, tapi kenyataannya tidak begitu, bukan?
Sang Xia hanya tidak bisa menerima kenyataan.
Namun, saat ini, Sang Xia tersenyum samar dan mencoba berkata, "Rong Zhan, sebenarnya… tidak masalah. Tidak masalah jika kamu berada dalam situasi khusus seperti dan kamu bertindak diluar kendali bersama wanita lain.Sepertinya di kehidupan masyarakat ini, masalah itu sudah menjadi hal yang lazim, bukankah begitu?"
Omong kosong!
"Omong kosong!"