Halo Suamiku!

Rong Zhan Cemburu (1)



Rong Zhan Cemburu (1)

0Di akhir konser, Xiao Ba Wanghua sedikit mengantuk. Ia telah jatuh tengkurap di pelukan Rong Zhan, dengan mulut kecil terbuka dan air liur yang berkilauan.     

Sementara itu, penggemar yang tak terhitung jumlahnya mulai mundur dari alun-alun dan Rong Zhan langsung pergi ke belakang panggung untuk menjemput Sang Xia.     

Karena kejutan telah diberikan padanya, jadi Rong Zhan harus menemukannya sekarang.     

Hanya saja, kedatangannya kali ini bukan hanya untuk memberikan kejutan pada Sang Xia, melainkan untuk mencari solusi atas halusinogen yang ia derita. Sebenarnya Rong Zhan sudah memikirkan hal lain. Dengan dalih mengajak Sang Xia berlibur ke sini, diam-diam ia mencari penawar halusinogen itu. Bagaimanapun, ia harus menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin.     

Ketika Rong Zhan pergi ke belakang panggung dengan kedua anaknya, keduanya benar-benar telah tertidur dengan pulas. Karena ada banyak orang dan kebisingan di belakang panggung, jadi Rong Zhan harus mengirim pesan teks pada Sang Xia untuk memberitahu di mana ia berada dan mobil mana yang menunggunya. Sekarang, ia harus membawa anak-anaknya ke mobil terlebih dahulu untuk menyelamatkan mereka daripada dibangunkan atau ditabrak banyak orang nantinya.     

Tepat setelah Sang Xia menerima pesan dari Rong Zhan, orang-orang dari anggota Sun Band berteriak untuk mengajak Su Zihe makan bersama. Konser malam ini tanpa diduga berjalan sangat lancar. Terutama Anthony, ia sangat puas dan terus menggoda Su Zihe dengan mengatakan bahwa ia adalah putranya. Bocah remaja itu telah menginjak panggung di usia yang masih begitu muda dan yang pasti akan menjadi bibit yang sangat baik di masa depan! Harus diakui, ia memiliki potensi!     

Sang Xia tersenyum melihatnya, lalu dengan sengaja mengatakan sesuatu yang ingin diutarakan pada semuanya, "Pergilah makan malam untuk merayakan konser malam ini. Aku akan pergi dulu karena ada hal lain yang harus kulakukan."     

Anthony dan anggota band lain tentu mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Sang Xia. di luar, suami dan anak-anak Sang Xia pasti telah menunggu dengan hangat.     

Ini benar-benar kehidupan yang didambakan oleh siapa pun.     

Dan ada satu hal yang harus dikatakan. Jika saja Sang Xia menyadari kehadiran Rong Zhan dan anak-anaknya di malam itu, tentu saja kejutan ini akan sia-sia.     

Hingga akhirnya, malam semakin larut.     

Setelah berganti pakaian, Sang Xia sudah bersiap untuk pergi melalui pintu kecil. Rong Zhan sedang menunggu dirinya di tempat dengan beberapa orang di sana.     

Hanya saja, baru beberapa langkah keluar, tiba-tiba seseorang memanggil dirinya dari belakang.     

"Sang, Sang, Sang Xia!"     

Sontak, Sang Xia tidak bisa menahan tawanya. Tak pelak lagi, itu dia.     

Su Zihe.     

Kali ini, Su Zihe telah melepas topengnya dan hanya memegang topeng itu di tangan. Tubuhnya terlihat sedikit lemah. Tampaknya ia memang sangat pemalu, tetapi tetap bersikeras dan harus mengatakan apa yang ada di benaknya.     

Harus diakui jika Sang Xia juga ingin tahu tentang apa yang ingin ia katakan. Di bawah tatapan penasaran milik Sang Xia, bocah itu menjambak rambutnya sembari berucap dengan terbata-bata dan wajah memerah, "Apa kamu-kamu-kamu ingin pulang? Jika sen-sendirian tidak a-aman. Ak-aku-aku akan mengantar..."     

Sebelum Su Zihe berhasil menyelesaikan kalimatnya, Sang Xia sudah memahami maksud dari ucapannya. Hanya saja, Sang Xia khawatir jika Su Zihe tidak mengetahui apa yang Sang Xia rasakan.     

Atau ia yang akan mengatakannya sendiri.     

Tentu saja Sang Xia berterima kasih atas niat baik Su Zihe. Tetapi kemudian tanpa memikirkan lebih lama lagi, Sang Xia langsung menolak sembari tersenyum lembut, "Tidak, sudah ada seseorang yang menjemputku."     

"Ada se-se-se-seseorang…? Itu-itu pria a-atau..."     

Ketika pertanyaan ini terlontar, Su Zihe tampak sedikit mematung di tempat.     

Sementara Sang Xia yang menatapnya hanya merasa sedikit lucu. Sebenarnya, ia ingin memberitahunya secara langsung, tetapi kata-kata yang terucap dari mulutnya justru, "Menurutmu pria atau wanita yang akan menjemputku di tengah malam begini?"     

Malam sudah sangat larut dan alam bawah sadar biasanya akan bekerja lebih baik di waktu seperti ini.     

Mungkin Su Zihe telah menebaknya, tapi ia masih mengatakannya dengan ragu, "Ap-ap-apa dia pa-pap-pacarmu? Jik-jika demikian, ak-ak-aku merasa te-tenang."     

Sang Xia mengangkat alisnya dan hendak menjawab ketika ponselnya tiba-tiba berdering.     

Begitu ia melihat bahwa panggilan itu berasal dari Rong Zhan, ia tersenyum sekilas pada Su Zihe, kemudian segera menjawab panggilan telepon itu, "Halo, suami, aku akan segera keluar."     

Deg. Mata Su Zihe sontak melebar begitu Sang Xia mengatakan ini.     

Tetapi detik berikutnya, ia mendengar Sang Xia mengambil dua langkah ke depan, dan sentuhan keibuan bersorot di bagian bawah matanya, diiringi dengan kalimat lain yang terlontar, "Apa anak-anak sudah tertidur?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.