Halo Suamiku!

Klimaks!



Klimaks!

3Kedua sayap itu mengepak seperti burung yang sangat agung. Begitu penggemar melihat seseorang muncul, mereka langsung berteriak tak terkendali, "Sun Band! Sun Band!"     

Awalnya mereka mengira jika sosok yang turun hanyalah satu orang. Itulah sebabnya mereka meneriakkan nama Sun Band sembari bertanya-tanya siapa sosok yang akan muncul. Tepat pada saat mendarat, sayap besar di kedua sisi itu tiba-tiba berubah menjadi tiga bentuk manusia yang mendarat.     

Begitu adegan ini muncul, terjadi ledakan kehebohan yang menggila, "Ah, Nissan!"     

"Mimi! Mimi!"      

"Harlan! Harlan!"     

Ya, benar. Seseorang meneriakkan nama bayangan lain, Harlan! Sebelumnya, Anthony telah meluncurkan pernyataan jika Harlan telah meninggalkan band karena sakit, tetapi Sun Band tidak pernah membuat pemberitahuan lebih lanjut mengenai hal itu, sehingga banyak penggemar Harlan berpikir ini adalah kembalinya Harlan.     

Sesaat setelah mendarat, ketiganya melambai ke puluhan ribu penggemar yang datang. Kemudian mereka semua berbalik dan melompat ke atas panggung menuju ke posisi alat musik masing-masing.     

Di saat yang sama, semua sosok dari mereka langsung diproyeksikan ke layar lebar dan tiba-tiba dengan jelas menunjukkan bahwa posisi Harlan telah berubah menjadi pria bertopeng dengan rambut pirang. Meski hanya dengan melihat bentuk tubuh dan setengah wajahnya saja, tapi semua orang mengakui jika ia masih sangat menakjubkan.     

Seketika, banyak orang semakin dibuat heboh dengan kemunculan pria ini.     

Sampai akhirnya, Sang Xia yang sebelumnya duduk di kursi tinggi di atas panggung mulai bangkit, nyanyiannya hampir seketika menenangkan semua kehebohan di area konser, dan penggemar mulai berteriak untuk suaranya yang begitu menakjubkan!     

Setelah berdiri dengan tegak, Sang Xia melepas mikrofon dan berjalan ke tepi depan panggung dengan tumit stiletto seksinya. Suaranya yang unik dan menawan terus melantunkan nyanyian indah, "Aku tetap di sisimu, meski di masa-masa paling putus asamu..     

Aku bersamamu di malam tergelapmu..     

Begitu musik mengiringi, semua yang hadir ikut menyanyikan secara serempak, "Tapi aku bertanya-tanya di mana dirimu saat aku dalam kondisi terburukku..     

Tapi sekarang..     

Aku ingin tahu di mana kamu berada ketika aku penuh dengan ketidakberdayaan dan permohonan     

Kamu selalu berucap akan selalu mendukungku, jadi aku bertanya-tanya di mana kamu     

Kamu juga berkata akan selalu berada di sisi ku, jadi aku ingin tahu di mana kamu berada."     

Sebuah lagu yang benar-benar menakjubkan ini diiringi dengan irama yang indah dan harmonis, setiap bagian nada yang disajikan sangat tepat, yang membuat semua orang terhanyut di dalamnya. Sembari ikut menyerukan lagu yang begitu menyesakkan itu, mereka hampir tidak bisa menahan tangis!     

Penampilan Sang Xia langsung membawanya ke bagian paling klimaks dari lagu tersebut. Detik setelahnya, kembang api besar bermunculan di udara. Luncuran air di sekitar alun-alun juga berfluktuasi sesuai dengan irama lagu!     

Malam ini, semuanya terlihat begitu indah! Semuanya tampak luar biasa!     

Setelah Sang Xia selesai menyanyikan lagu paling menyesakkan dada itu, ia perlahan membuka matanya dan menatap langit malam. Sorot matanya memancarkan emosi yang sepertinya terpengaruh oleh lagu ini, bahkan sudut matanya tampak sedikit basah.     

Ia terus bernyanyi, tetapi matanya tetap menatap ke kejauhan, api kecil dan lautan bunga yang menyebar di udara seolah mengguncang matanya sekaligus.     

Apa yang ia lihat kali ini membuatnya seolah kembali ke waktu terakhir dalam sekejap. Saat konser terakhir kalinya, mereka masih berada di lingkungan sendiri, bahkan saat itu, seseorang yang duduk di kursi baris pertama masih menyipitkan mata padanya, sementara dirinya memandang Rong Zhan-nya dengan gembira dan tersenyum hangat.     

Sang Xia mengedipkan matanya yang basah dan tanpa sadar mengarahkan pandangannya pada posisi di baris pertama.     

Sontak, sesosok wajah yang familiar terlihat sedang memandang ke arahnya. Mata sipitnya tampak menyorotkan kebanggaan untuknya dan sebuah senyum yang begitu menghangatkan tersungging.     

Sang Xia terus bernyanyi sambil berkedip.     

Ia pikir dirinya harus tersadar dari lamunan. Saat ini, ia sedang berada di konser Australia. Tentu saja ia tidak bisa berhalusinasi karena merindukan Rong Zhan. Meski sebenarnya ia selalu tidak bisa melewatkan dua konser sebelumnya dengan Rong Zhan.     

Tetapi setelah Sang Xia kembali mengedipkan matanya, ia mendapati bahwa sosok Rong Zhan masih tetap ada di sana——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.