Halo Suamiku!

Itu yang Disebut Kebenaran!



Itu yang Disebut Kebenaran!

0Sepuluh menit kemudian.     

Sang Xia dan Mimi mengikuti bocah itu keluar.     

Sesampainya di luar, Sang Xia bertanya sedikit tentang segala sesuatu mengenai bocah itu. Ternyata yang ada di kamar tadi adalah paman yang kakinya diamputasi, dan rumah itu juga miliknya. Sementara penyanyi pengembara itu sering menghabiskan malam di sini, dan anak kucing itu tinggal bersamanya sepanjang tahun yang membuat keduanya saling bergantung satu sama lain. Karena ia sering bernyanyi, jadi paman pemilik rumah ini mengenalnya.     

Paman ini yatim piatu, seorang duda, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan bocah ini.     

Ketika keduanya berkumpul, lelaki tua itu hanya menyukai musik penyanyi pengembara ini untuk menemaninya selama sisa hidupnya. Itulah kenapa paman tua itu memintanya tinggal di sini, membiarkannya memainkan semua alat musiknya, dan terus melakukan apa yang ingin bocah itu lakukan.     

Meski saling melengkapi, tapi penyanyi pengembara itu sangat bersyukur. Terlebih lagi ia dapat merawat paman tua ini dengan baik karena kakinya yang tidak lagi normal dan kerabatnya yang sudah tak bersisa..     

Namun, setelah semua pemahaman ini, Sang Xia juga memperhatikan satu hal, satu hal yang harus ia katakan bahwa ia sama sekali tidak pernah menyangka jika penyanyi pengembara itu benar-benar gagap.     

Ia hanya bisa berucap dengan lancar saat bernyanyi, seperti seseorang yang berbalik 180 derajat dan hidup di dunia lain.     

Setelah memahami situasinya, Sang Xia dan Mimi bersiap untuk membawanya terlebih dahulu.     

Ya, keduanya akan membawa bocah itu pergi bersama mereka.     

Meskipun ia berbicara dengan gagap, tapi bocah itu menyanyi dengan sempurna, yang bukan menjadi masalah besar bagi mereka, bukan?     

Di sisi lain, kepribadiannya juga cukup baik. Tampaknya ia tidak memiliki masalah kecuali dirinya yang pemalu.     

Bagaimanapun, inilah hasil yang mereka amati. Selebihnya mereka cukup membawanya pada Anthony.     

Dan biarkan ia yang memutuskan.     

Hanya saja, dalam perjalanan pulang, sesuatu terjadi pada mereka.     

Ketika ketiganya hendak kembali menggunakan taxi, sopir di dalam melihat penampilan bocah itu dengan penuh curiga. Terlebih lagi dengan celananya yang kebesaran, kemeja monoton, dan rambut coklat yang agak panjang. Meski sopir tidak mengatakan apapun, tapi tampaknya ia cukup enggan untuk membiarkan bocah itu masuk. Namun, saat melihat penampilan Sang Xia dan Mimi, akhirnya ia mengizinkan mereka naik ke dalam mobilnya.     

Meskipun ia tidak mengenali Sang Xia yang memakai kacamata, tapi secara tidak sadar ia merasa bahwa Sang Xia yang duduk di belakang tidak ada hubungannya dengan bocah itu.     

Mau tak mau, pria cerewet itu akhirnya bertanya, "Hei, hei, anak muda, apakah wanita yang ada di sebelahmu itu pacarmu?"     

Begitu pertanyaan ini terlontar, Mimi tampak girang dan mengajukan diri untuk mewakili memberikan jawabannya, "Hei, bagaimana mungkin kedua orang ini bersatu." "Belum lagi betapa hebatnya Kak Sang Xia dan bahkan dia sudah memiliki dua anak."     

Tapi penyanyi pengembara itu tetap bungkam. Hanya wajahnya yang telah memerah dan ia tidak mengatakan sepatah kata pun.     

Sampai akhirnya mereka turun dari taxi, Sang Xia tidak bisa menahan diri untuk bergumam, "Jika ditanya, jawablah pertanyaan apa pun itu. Jika tidak, itu sangat tidak sopan."     

Bocah itu tampak sangat malu ketika ia keluar dari mobil.     

Sebenarnya Sang Xia tahu jika ia sangat malu, tetapi ia justru dengan sengaja menggodanya, "Kenapa kamu enggan berkomunikasi dengannya? Ada baiknya kamu lebih banyak berkomunikasi."     

Mimi juga penasaran.     

Namun tak disangka, wajahnya justru semakin memerah dan ia kembali terbata-bata, "Aku takut padanya. Dia, dia, bilang bilang aku harus belajar belajar darinya."     

"Pfftt…!"      

Mimi menyemburkan tawanya sekaligus.     

Sementara Sang Xia juga tak lagi bisa membendung tawanya.     

Untuk sesaat, suasana di antara mereka tidak begitu terasa harmonis. Bocah itu lalu melihat senyum cerah Sang Xia yang tiba-tiba membuat sekujur tubuhnya terpana. Entah kenapa, ia hanya merasa terpesona oleh senyuman itu.     

 **     

Setelah membawa bocah itu ke hadapan Anthony, Sang Xia langsung bersiap---     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.