Malu-malu Berkenalan (2)
Malu-malu Berkenalan (2)
Lagi pula, mereka datang terlalu tiba-tiba. Belum lagi jika ternyata orang yang ada di dalam bukanlah yang ia cari. Sungguh tidak sopan jika kenyataannya demikian.
Tepat saat itu, biola yang merdu berakhir dan berhenti pada titik yang sempurna.
Ketika Sang Xia hampir menyentuh pintu.
Dan tangannya yang baru saja kembali terangkat.
"Kreekk!"
Pintu tiba-tiba dibuka dari dalam.
Sang Xia sama sekali tidak menyangka jika pintu dibuka secara tiba-tiba, jadi ia tanpa sadar melangkah mundur.
Sementara itu, orang yang sebelumnya ada di dalam jelas ingin keluar. Tentu saja, setelah membuka pintu, ia langsung disuguhkan sosok Sang Xia yang berdiri mematung di sana.
Ia tercengang ketika melihat seseorang sudah berdiri di luar pintu, tetapi ketika melihat penampilan orang itu lamat-lamat, ia terhenyak. Hari ini, sesaat setelah ia keluar dengan gitar di punggungnya, ia memandang Sang Xia dengan tatapan terpana.
Sang Xia-lah yang lebih dulu memberikan reaksi. Setelah berhasil menguasai diri, ia segera tersenyum, "Aku benar-benar minta maaf karena telah mengganggumu."
Bocah itu dengan cepat melambaikan tangannya dengan wajah memerah, "Tidak, tidak, tidak, tidak apa-apa..."
Di sisi lain, Mimi senang begitu ia mendengarnya, "Kenapa kamu gugup? Kamu tergagap!"
Tanpa diduga, kata-katanya yang ceroboh dan santai segera membuat bocah itu tersipu, dan kemudian ia tidak lagi membuka mulutnya.
Namun, Sang Xia tetap tersenyum lembut, "Ini Mimi, temanku. Meskipun aku telah dengan lancang mengganggumu, tapi aku masih ingin bertanya apakah kamu memiliki waktu? Ada yang ingin kami bicarakan denganmu."
Bocah itu berpikir sejenak, sebelum akhirnya, ia hanya menjawab sambil tergagap, "Oke, oke, apa yang ingin kalian bicarakan?"
Mimi masih dibuat tercengang ketika mendengar bocah itu tergagap. Apa-apaan ini? Ia tidak benar-benar gagap, kan? Bukankah ia bernyanyi dengan baik kemarin?
Setelahnya, Sang Xia tidak mengatakan apa-apa lagi. Tetapi kemudian, ia menatap sekeliling sebelum mengajak mereka masuk ke dalam.
Bangunan ini tampak tua dari luar. Dekorasinya sederhana dan artistik, yang sama sekali tidak sama dengan tempat compang-camping di mana gelandangan tinggal dalam bayangan Sang Xia.
Ditambah dengan begitu banyak jenis alat musik di dalam.
Sementara saat ini, kucing kecil di lengan Mimi telah melompat turun, lalu bergumul di kaki bocah gelandangan itu, dan akhirnya menggosok-gosokkan tubuhnya dengan mesra.
Kali ini, Sang Xia bisa melihat apa yang ada di hati bocah ini.
Lagi pula, ia tahu betul apa yang dikhawatirkan Anthony. Jika sesuatu benar-benar terjadi di sekitar bocah itu, tentu akan berdampak besar padanya, bahkan mungkin ia tidak bisa keluar dari kepribadiannya yang rusak. Meskipun ia memiliki bakat yang luar biasa, tapi jika memiliki masalah dengan psikologisnya, maka ia tidak mungkin dapat direkrut oleh mereka dan tidak akan memiliki kesempatan untuk mencoba.
Jadi Sang Xia mencoba mengamati semua fasilitas di rumah itu dengan seksama, mencoba melihat beberapa petunjuk sembari bertanya-tanya apakah ia benar-benar "sehat".
Tepat ketika Sang Xia hendak memberitahukan apa yang ia inginkan, tiba-tiba terdengar suara batuk dari sebuah ruangan.
Suara itu membuat Sang Xia tertegun seketika. Sontak, matanya jatuh tepat ke arah pintu yang setengah tertutup dengan sentuhan kejutan melintas di matanya.
Dan ketika bocah pengembara itu mendengar suara batuk yang baru saja terlontar, ia kembali tergagap untuk meminta maaf dan meminta mereka menunggunya sebentar, lalu ia berjalan masuk ke kamar.
Begitu Mimi melihatnya pergi, ia tidak bisa menahan diri untuk berbisik, "Apa yang terjadi, Kak Sang Xia? Kenapa dia terlihat gagap, bukankah ..."
Tanpa menunggu Mimi menyelesaikan kalimatnya, Sang Xia telah lebih dulu membuat gerakan diam dan memberi isyarat pada Mimi untuk melihat ke depan.
Sesaat setelah Mimi mengikuti arah yang ditunjuk Sang Xia, ia benar-benar tercengang.