Alun-Alun Musik yang Menakjubkan (2)
Alun-Alun Musik yang Menakjubkan (2)
Suara seraknya juga melantunkan lagu cinta itu dengan begitu indah.
Sang Xia mendengarkan dengan seksama, sementara orang-orang di sekitarnya telah mengepung tempat itu sembari mengawasinya bernyanyi. Semakin banyak orang datang, semakin banyak yang memutuskan berhenti untuk melihatnya.
Bahkan kali ini, Sang Xia seperti tidak memperhatikan dunia luar. Saat mendengarkan lagu itu, ia hanya merasa ada beberapa nada yang seharusnya bisa ditambahkan, yang tampaknya akan membuat lagu ini jauh lebih sempurna.
Di penghujung babak pertama, pemuda yang tenggelam dalam dunia musiknya itu terus memiankan jemarinya di atas piano.
Detik berikutnya, ada tangan lain yang terlihat putih dan ramping ikut memainkan irama musik yang melengkapi lagunya.
Tangannya tidak berhenti sedetik pun dan terus memainkan bagian lain. Kali ini, kedua orang itu terlihat cocok dan saling melengkapi tanpa ada latihan sebelumnya. Semuanya begitu alami dan pas.
Akhirnya, sebelum pemuda itu mulai bernyanyi kembali, ia melihat wanita di sisinya dan seketika memiliki pemahaman diam-diam dengan orang asing itu. Tak dapat dipungkiri, jantungnya serasa berdenyut-denyut. Hanya pada pandangan sekilas ini, wanita itu juga mengangkat kepalanya sembari tersenyum padanya, yang terlihat menawan dan secara spontan.
Wanita itu mengenakan kacamata hitam, yang menutupi sebagian besar wajahnya, tetapi meski demikian, orang-orang masih bisa melihat bahwa ia adalah wanita yang sangat cantik.
Pria muda itu tampaknya terguncang oleh senyum yang baru saja direkahkan oleh wanita yang ada di sisinya, lalu ia menggerakkan matanya dan menyanyikan lagu-lagu selanjutnya, tetapi telinganya terasa sangat panas.
Dan Sang Xia dapat melihat dengan jelas wajah pemuda itu ketika ia menoleh.
Dengan rambut pirang panjang dan mata biru danau, pria itu terlihat sangat tampan, tetapi ia tampak sangat pemalu.
Sementara keduanya bekerja sama untuk membawakan lagu yang lebih sempurna, semua orang yang ada di sekitar mereka segera mengambil foto dan merekam adegan tersebut.
Tak lama kemudian, beberapa platform sosial besar memunculkan topik berita malam, yang meliput alun-alun musik Sydney dan juga ansambel menakjubkan dari dua orang itu.
Sejujurnya, Sang Xia tidak mengerti dengan tindakannya yang begitu alami. Lagu ini adalah lagu yang bagus, tetapi itu benar-benar tidak pantas jika beberapa detail ditangani sendirian. Jadi secara spontan, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak maju ke depan karena ia begitu mencintai dan sensitif terhadap musik.
Sebagai pasangan pemusik yang cocok, awalnya Sang Xia sama sekali tidak memikirkan siapa yang akan mengisi kekosongan posisi Harlan saat itu.
Hingga dari awal dan lagu berakhir, kerja sama antara kedua orang itu sangat sempurna. Setelah musik berhenti tiba-tiba di bawah dentingan piano terakhir, ada keheningan sesaat, baru kemudian diikuti oleh tepuk tangan yang menggelegar.
Tepuk tangan seperti itu membuat Sang Xia terkesiap dalam sekejap.
Ia melihat orang-orang di sekitar yang bertepuk tangan dengan meriah. Sesaat, pandangannya beralih ke arah pemuda yang bermain bersamanya, dan pemuda itu juga menatapnya. Senyum lega dan malu-malu sontak muncul di sudut bibirnya. Pemuda itu tidak berani mengatakan apa pun, tetapi ia buru-buru berucap, "Kamu bermain dengan baik, terima kasih, aku sangat senang."
Sang Xia tersenyum dan tidak memberikan komentar apa-apa, tetapi ia memberinya sebuah kartu nama, "Telepon aku jika kamu bersedia."
Kemudian ia berbalik dan beranjak pergi.
Ketika orang-orang di sekitar melihatnya pergi, mereka segera membuka jalan untuknya, tetapi mata mereka langsung tertuju padanya. Sampai akhirnya, seseorang di antara kerumunan berteriak, "Hei, tunggu! Wanita ini terlihat sangat familiar, seperti penyanyi utama Sun Band..."
Begitu kata-kata ini terlontar, tentu saja orang-orang di sekitar tampak terkejut.
Terlebih lagi di poster gedung-gedung tinggi di kejauhan, terlihat gambar besar yang menjulang indah dari semua anggota Sun Band-!