Halo Suamiku!

Alun-Alun Musik yang Menakjubkan (1)



Alun-Alun Musik yang Menakjubkan (1)

3"Oke, jangan khawatir." Sang Xia tersenyum sembari menutup pintu.     

Setelah melihat mobil berlalu pergi, Sang Xia menarik napas dalam-dalam. Menyaksikan orang-orang datang dan pergi di alun-alun musik di sekitarnya, menikmati bintang-bintang berkelap-kelip di langit malam, mendengarkan musik indah yang masuk ke telinganya, semua ini seperti berhasil mencuci hatinya, yang membuatnya merasa nyaman dan tenang.     

Sangat menenangkan.     

Saat ini, ia mengenakan jaket beige. Dengan pakaiannya kali ini, ia terlihat santai dan alami. Rambut keriting panjangnya diikat dengan malas di belakang, mengenakan kacamata hitam, juga earphone putih di telinganya. Ia sedang mendengarkan lagu baru yang akan dinyanyikan di konser mereka nanti.     

Sambil berjalan dengan tenang di alun-alun musik air mancur, tanpa sadar ia mengeluarkan ponselnya untuk mencari kontak di panggilan terakhir.     

Di sana, tertulis nama seseorang dalam panggilan terakhir: [Suami tercinta]     

Hanya dengan melihat nama itu saja sudah membuat Sang Xia merasa tenang. Sejujurnya, Rong Zhan-lah yang mengubah nama itu sejak lama. Sang Xia sendiri lupa kapan tepatnya, tapi ia terlalu malas untuk mengubahnya lagi dengan yang lain.     

Ketika Sang Xia melihat nama itu, ada perasaan ragu saat ingin menghubunginya.     

Ia akan tampil besok malam dan rasanya ia masih mengingat dengan jelas bahwa Rong Zhan adalah orang yang duduk di depan dan di tengah-tengah penonton di konser sebelumnya.     

Tapi besok, saat konser berlangsung, tidak akan ada kehadiran Rong Zhan di tengah-tengah penonton karena kesibukannya.     

Bahkan sekarang Sang Xia tidak tahu apakah Rong Zhan telah menyelesaikan pekerjaannya atau belum. Terlebih lagi, Sang Xia tidak tahu bagaimana kabar kedua bayi kecilnya di rumah.     

Saat ia mengambil bagian dari pekerjaannya yang padat, tentu ia juga diselimuti oleh pikiran-pikiran besar, memikirkan mereka, juga hal-hal kecil yang ada pada anak-anaknya.     

Kali ini, Sang Xia sedang duduk di sebuah bangku panjang dan ingin menelepon Rong Zhan, tetapi tepat di saat itu.     

Musik di di alun-alun tampaknya telah berubah, digantikan dengan dentingan piano yang luar biasa indah terdengar!     

Tanpa disadari, Sang Xia melepas earphone-nya dan tenggelam ke dalam musik yang merdu ini.     

Dengan nyanyian suara pria yang unik itu, siapa pun yang mendengarnya seolah-olah dibuat mabuk.     

Itu adalah lagu cinta.     

Entah kenapa, Sang Xia selalu merasakan ada sesuatu yang salah ketika mendengarnya. Dalam hati ia selalu bertanya-tanya siapa penyanyi yang menyanyikan lagu ini dan mengapa ia tidak pernah mendengarnya sebelumnya.     

Tapi begitu ia berpikir demikian, Sang Xia melihat ke arah air mancur yang tidak jauh di depan. Terlihat juga orang-orang yang berjalan ke suatu tempat sambil berteriak, seolah-olah ada beberapa orang yang luar biasa dan hal-hal yang menakjubkan di sana.     

Tanpa disadari, Sang Xia juga mulai berjalan mendekat.     

Sejujurnya, ia tidak berjalan karena penasaran, melainkan karena musik, lagu, dan semuanya mengalun menjadi satu. Awalnya, ia mengira itu adalah suara penyanyi yang dikeluarkan dari radio, tetapi ketika melihat bahwa orang-orang yang datang berhenti di satu tempat, dan berangsur-angsur semua orang berjalan ke sana, ia menyadari bahwa ini mungkin saja bukan musik yang dikeluarkan dari radio. .     

Tapi seseorang benar-benar bernyanyi di sana.     

Gagasan itu begitu saja terukir di benaknya.     

Sang Xia berjalan perlahan. Saat masuk, suara piano yang mengalun membawanya melewati kerumunan. Ia berjalan ke depan orang banyak dan menyaksikan adegan itu dengan mata kepalanya sendiri.     

Adegan macam apa itu?     

Di depan air mancur alun-alun musik itu, seorang anak jalanan berdiri di sana, memainkan jari-jemarinya yang lincah di atas tuts piano sambil bernyanyi dengan penuh kasih sayang.     

Ia terlihat seperti seniman pengembara, mengenakan kaos abu-abu biasa, celana kasual hitam, mikrofon vertikal di depan piano, rambut coklatnya sedikit lebih panjang, dan wajahnya setengah tertutup jika dilihat dari samping, tetapi dapat dilihat dari sudut ini——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.