Bukan Karena Kebiasaan, Aku Mencintaimu Sejak Lama (1)
Bukan Karena Kebiasaan, Aku Mencintaimu Sejak Lama (1)
Selama ini, Mo Xi selalu berpikir bahwa wanita kurus itu hanyalah bagaikan tauge kering yang memiliki wajah polos yang disukai pria. Tapi ternyata, ia sama sekali tidak menyangka bahwa di balik pakaiannya yang terbungkus rapat, wanita itu seperti buah persik segar yang bisa meneteskan kesegaran, terlihat kenyal, dan menarik.
Tidak heran, sekali pun Tuan Jun sangat dingin dan acuh tak acuh, ia tetaplah seorang pria yang mampu ditaklukkan oleh wanita seperti itu.
Benar saja, tidak peduli pria seperti apa dirinya, ia tetap tidak bisa lepas dari keindahan.
Dan Claire sepertinya tidak menyangka bahwa tubuh wanita kecil kurus itu ternyata begitu menggoda. Sontak, sentuhan kecemburuan melintas di matanya.
Sepertinya, Jun Hang menyadari tatapan yang ada di belakangnya. Segera, ia sedikit berbalik dan kemarahan tipis tersorot dari matanya, "Letakkan kotak obat itu dan pergi."
Mo Xi segera meletakkannya, tetapi ia tidak menyangka wanita di belakangnya juga masih menatap tajam ke arah Jun Hang dan Youyou.
Karena Jun Hang telah memberikan ketegasan.
Akhirnya Mo Xi juga segera menarik Claire untuk menjauh. Kursi di bagian belakang pesawat hampir terisolasi. Tidak ada yang diizinkan untuk datang bahkan barang sedetik pun.
Sementara itu di sisi lain, Youyou sudah tidak begitu peduli. Wajahnya telah memucat karena kesakitan dan ia hanya mampu mengatupkan bibirnya untuk menahan rasa sakit yang menusuk dengan bulu matanya yang sedikit bergetar.
Meskipun ia mencoba yang terbaik untuk tidak membiarkan dirinya sendiri berbicara, tetapi semakin ia mencerminkan kelemahannya secara tajam dan jelas, semua itu justru membuat orang tertekan saat melihatnya.
"... Tidak ada anestesi, tahanlah sedikit."
Setelahnya, tangan Jun Hang jatuh di sekitar pecahan kaca. Saat ini, ia sudah tidak punya waktu untuk memperhitungkan sentuhan halus dan penuh di bawah ujung jarinya. Ia hanya secara akurat mencari sudut yang tepat untuk mengeluarkan pecahan kaca, dan tidak berani melakukan penyimpangan sedikit pun.
Akhirnya, ketika pesawat terbang sudah berada pada ketinggian yang stabil, Jun Hang mulai mengeluarkan pecahan kaca dari tubuh Youyou satu persatu.
Sontak, napas Youyou terhenti sesaat.
Begitu pecahan kaca ditarik keluar, darah menyembur dan seketika memercik ke tangan juga wajah Jun Hang. Melihat itu, Jun Hang dengan cepat mengambil kain kasa dan obat hemostatik untuk menghentikan pendarahan dan menekan lukanya.
Selama ini, ia telah melakukan banyak operasi, tetapi tidak pernah sekali pun jantungnya bergetar begitu hebat sehingga ia tidak bisa mengendalikannya.
Bahkan sekarang, sorot matanya menunjukkan kekhawatiran berlebih.
Sedangkan saat ini, Youyou sudah tidak sadarkan diri. Dengan hati-hati Jun Hang membantunya menangani luka untuk menghindari infeksi.
Setelah semuanya selesai, Jun Hang segera membungkus tubuh Youyou dengan pakaian, lalu dengan lembut membungkuk untuk memeluknya. Jari-jarinya yang ramping bergetar lembut sembari membelai rambutnya lagi dan lagi. Lalu, ia menundukkan kepalanya dan mencium keningnya. Suaranya yang dalam dan menyihir terdengar serak. Di dekat telinga Youyou, ia perlahan berkata, "... Youyou... aku sangat mencintaimu, sangat, sangat..."
Sangat mencintaimu.
Bukan karena aku terbiasa memilikimu.
Tapi karena aku sudah benar-benar jatuh cinta padamu sejak awal.
**
Youyou dilanda demam. Ketika samar-samar tersadar, ia hanya merasakan sakit yang membakar di tenggorokannya dan ingin mengatakan sesuatu. Namun suara yang keluar dari tenggorokannya terdengar serak dan seluruh tubuhnya terasa lemah.
"Air, air..."
Suaranya benar-benar serak hingga terdengar menyedihkan.
Tepat setelah mengatakan ini, ia merasa bibirnya ternoda oleh sedikit kelembapan dan kemudian keluarlah cairan manis.
Ia benar-benar haus dan ingin minum lebih banyak, tetapi tampaknya karena ia terburu-buru, akhirnya ia tersedak dan terbatuk dengan keras.
Tapi kemudian ada tangan yang kuat menahannya dan membantunya untuk membelai lembut punggungnya. Setelahnya, sebuah suara ringan dan rendah terdengar di telinganya, "Minumlah perlahan, jangan terburu-buru."
Segera setelah Youyou membuka matanya sedikit, ia melihat Jun Hang muncul di depan matanya dan sedang membantunya membelai punggungnya.