Halo Suamiku!

Kesabaran dan Cintanya yang Besar (2)



Kesabaran dan Cintanya yang Besar (2)

2Saat ini, Youyou sedang sibuk berkemas dan suasana di dalam terasa begitu kaku.      

Namun saat memikirkan bahwa Jun Hang telah menyiapkan beberapa makanan kesukaannya, hatinya sedikit terhibur.      

Hanya saja, Jun Hang tiba-tiba berkata perlahan, "Youyou, apa kamu menyesalinya?"     

Suaranya terdengar rendah dan ringan, tetapi kalimat ini seperti batu yang tiba-tiba dilemparkan ke dalam kolam yang tenang, membuat kolam itu beriak dengan cepat.     

Dan setelah mendengar ini, wajah Youyou yang murni dan cantik berubah pucat dalam sekejap.     

Dasar hatinya menegang, seolah mencoba menggenggam sesuatu, tetapi ditarik oleh kata-katanya, dan seketika hatinya terasa sakit.     

Akhirnya, ia menatap Jun Hang sambil berkata perlahan, "Menyesal, menyesali apa?"     

Jun Hang berbalik sedikit, menatapnya lurus, dan berkata, "Menyesal bersamaku."     

Begitu pertanyaan ini terlontar, mata Youyou seketika memerah.      

Sementara Jun Hang menatapnya dengan sorot yang begitu rumit dan suaranya yang datar kembali terdengar, "Saat bersamaku, aku tidak bisa merasakan jika kamu bahagia. Sebaliknya, saat bersama pria lain, kamu banyak tertawa. Aku hanya berharap kamu dapat merasakan kebahagiaan."     

Sesaat setelah Jun Hang mengatakannya.      

Bagian bawah hati Youyou terkoyak oleh rasa kekosongan yang luar biasa. Pandangannya mengabur, sampai akhirnya ia bergumam, "Jadi, apa yang kamu inginkan?"     

Jun Hang ingin putus dengannya?      

Tidak bisakah Jun Hang bertahan dengannya?     

Di tempatnya, Jun Hang terus menatap Youyou, bibirnya mengerucut ringan, lalu ia mengucapkan beberapa patah kata dengan ringan, "Semuanya tergantung padamu."     

Kemudian ia berbalik lagi.     

Melihat itu, Youyou berjalan ke arahnya beberapa langkah dan memaksa Jun Hang untuk menghadap ke arahnya dengan jujur. Matanya telah memerah dan suaranya sedikit tercekat, "Jun Hang, apa kamu benar-benar menyukaiku, suka atau cinta? Apakah aku terlalu tidak penting bagimu?"     

Wajah Jun Hang berubah pucat selama beberapa menit, lalu dengan lembut menyesap bibirnya sendiri dan mengencangkan kepalan tangannya selama beberapa saat.     

Youyou bahkan lebih kecewa ketika Jun Hang tidak berbicara satu kata pun. Perlahan ia melangkah mundur sembari bergumam dengan suara serak, "Oke, oke, aku tahu memang akulah yang selalu menempel padamu. Sedangkan kamu sendiri sebenarnya tidak menginginkannya. Alasan kamu rela membiarkanku ada di sisimu bukan karena kamu menyukaiku, tetapi karena kamu sudah terbiasa, kan?"     

Youyou mengatakannya dengan senyum muram dan suara serak, "Aku terbiasa melayanimu dan hanya ada satu orang saja yang menamimu selama ini... Sekarang kamu merasa tidak kekurangan wanita lagi di sisimu. Kamu tidak pernah memberitahuku apa-apa. Tentu saja, aku dapat mengerti sekarang bagaimana posisiku, bahkan--"     

"Bo! En! You-!"      

Suara berat itu seketika membungkam Youyou.      

"Jangan berpikir terlalu jauh!" Jun Hang, yang selalu terlihat datar, kali ini dadanya tampak sedikit bergelombang.     

Ketika Jun Hang justru memarahinya, hampir sulit bagi Youyou untuk tinggal lebih lama lagi. Tanpa ragu, ia segera berbalik dengan mata memerah. Suaranya jelas terdengar serak, tapi ia bersikeras untuk tetap berucap, "Bukankah maksudmu sudah jelas? Kalau begitu, kita putus."     

Kalau begitu, kita putus.      

Hatiku Youyou benar-benar sakit ketika harus mengatakan ini dengan suara serak.     

Namun di sisi lain, ia juga merasa bahagia, seperti telah berhasil membalas dendam pada Jun Hang. Tetapi setelah kebahagiaan singkat itu, lubuk hatinya dipenuhi dengan rasa sakit yang tak ada habisnya.     

Dan tentu saja penyesalan.     

Tapi ia tidak bisa menerima apa yang Jun Hang sembunyikan darinya, terlebih lagi saat ia tidak memberitahu tentang dirinya tentang yang sebenarnya. Padahal ia telah bersama dengan Jun Hang begitu lama dan tentu saja ia tidak dapat menerima jika ada wanita lain yang justru lebih tahu apa yang ia sendiri tidak ketahui.     

Hanya saja, tepat ketika ia bergegas keluar dengan barang bawaannya, tiba-tiba terdengar sebuah kalimat dari belakang.      

Dingin dan tegas, "Aku tidak menerimanya."     

Tubuh Youyou mematung di tempat.      

Detik setelahnya, suara di belakang kembali terdengar, "Aku bilang, aku tidak menerima untuk putus."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.