Kesabaran dan Cintanya yang Besar (1)
Kesabaran dan Cintanya yang Besar (1)
Hanya saja, Jun Hang memang sangat pandai dalam mengendalikan ekspresi wajahnya dan menguasai kesabarannya.
Yah, Youyou akan melihat sampai sejauh mana Jun Hang akan bertahan.
Saat ini, tatapan Jun Hang tepat mengarah pada sosok Youyou. Namun, sebelum Youyou bisa mencapai tepat di sisinya, Jun Hang telah lebih dulu memutar kursi rodanya dan beranjak pergi.
Begitu melihat pemandangan itu, hati Youyou serasa ditusuk dengan pisau tajam.
Mau tak mau, ia berjalan perlahan di belakang Jun Hang dan saat itu, seorang wanita tiba-tiba ikut menyusul dengan cepat sembari mengeluarkan suaranya yang indah, "Tuan Jun, apa lagi yang ingin dipersiapkan kecuali sup biji teratai, kue melati, dan kantong telur kepiting untuk diantar ke kamar Anda?"
Saat Youyou mendengar pertanyaan itu, ia benar-benar tercengang.
Bukankah semua ini… makanan kesukaannya?
Karena Youyou belum makan apa pun dan ia merasa lapar, akhirnya ia berkata, "Sandwich."
Dan perlahan muncul sebuah kalimat dari mulut Jun Hang meski ia sama sekali tidak menghentikan kursi rodanya, "Tidak perlu."
Kedua orang itu mengatakannya di waktu yang hampir bersamaan. Setelah suara itu terlontar, seketika udara dipenuhi dengan suasana canggung.
Wanita itu sedikit melebarkan matanya, menatap Youyou dan Jun Hang secara bergantian, sampai akhirnya berkata dengan ragu-ragu, "Tuan Jun..."
"Sandwich."
Youyou hanya bisa menggigit bibirnya saat mendengar itu.
Sementara wanita di belakang kembali berkata, "Tuan…"
"Tidak bisakah kamu mengerti?" Nada dingin Jun Hang tiba-tiba terdengar.
Begitu kalimat dingin terlontar dari mulut Jun Hang, entah kenapa hati Youyou seketika terasa sesak.
Dan ia sedikit mengepalkan tangannya.
Ketika kursi roda Jun Hang terus bergerak maju, beberapa kata jatuh dengan samar, "Dan sandwich."
Youyou hanya bisa terdiam, "..."
Melihat punggung Jun Hang yang semakin menjauh, kepalan di tangan Youyou sudah mulai terlepas, namun perasaan hatinya justru menjadi jauh semakin rumit.
Sedangkan raut muka wanita yang baru saja bertanya tiba-tiba berubah tertekuk.
Entah ia terluka akibat perkataan dingin Jun Hang atau karena Jun Hang memutuskan untuk menambahkan sandwich.
Padahal sebelumnya pria itu mengatakan tidak memerlukan yang lain lagi, kan?
Namun, begitu Nona Bo mengatakan sandwich, ia menambahkan menu makanan itu juga.
Pada titik ini, semua orang jelas tahu bahwa makanan itu bukanlah yang diinginkan Jun Hang, melainkan untuk Nona Bo.
Claire tentu sedang dalam suasana hati yang buruk.
Sementara Youyou dengan cepat mengikuti Jun Hang dan tidak lagi memedulikan wanita itu.
Wanita yang baru saja bertanya itu berasal dari Negara Jerman.
Dan Jun Hang datang kemari menggunakan identitas sebagai pejabat tinggi negara bagian Jerman.
Sebelumnya Youyou sangat ingin tahu mengenai status bangsawan Jun Hang di sini, tetapi tiba-tiba seorang wanita dari Negara Jerman datang untuk mencari Jun Hang. Jadi, bagaimana mungkin Youyou tidak semakin bingung dan bertanya-tanya dalam hati.
Tapi Jun Hang tidak menyebutkan sepatah kata pun di depannya.
Youyou sendiri juga tidak mengatakan apa-apa bahkan ketika ia secara tidak sengaja melihat wanita itu keluar dari dalam kamar Jun Hang hari itu.
Dari lubuk hati terdalamnya, tentu saja Youyou merasa sangat tidak nyaman. Jun Hang adalah miliknya dan ia sangat mengerti bagaimana Jun Hang luar dalam, bukan?
Namun dengan Jun Hang yang seperti itu membuatnya merasa asing. Apa yang sebenarnya Jun Hang miliki dan Youyou tidak bisa mengetahuinya?
Bahkan hingga saat ini, sikap Jun Hang benar-benar membuat Youyou kehilangan kesabaran dan seolah-olah hatinya diremas kuat hingga ia sekarat.
Setelah memasuki ruangan, Youyou berbalik untuk menutup pintu, sementara Jun Hang menuju ke jendela, membelakangi Youyou, dan melihat ke luar.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Youyou diam-diam mulai mengemasi barang-barang mereka dan bersiap untuk penerbangan yang akan berangkat dalam satu jam ke depan.
Hanya saja yang Youyou tidak tahu, meski sepertinya Jun Hang terus melihat ke luar jendela, tetapi sangat jelas jika ia sedang sibuk dengan pikirannya dengan kepala tertunduk.