Chapter 1154
Chapter 1154
Kemudian ia segera menggendongnya sambil berkata, "Nak! Nak! Kamu memanggilku apa?"
Xiao Ba Wanghua menatapnya dengan sepasang matanya yang sipit, sementara Rong Zhan mengangkat anaknya tinggi-tinggi. Bayi gembul itu terkikik, menghentak-hentakkan kakinya yang gemuk, dan mengulurkan tangan kecilnya yang menggemaskan untuk menahannya.
Kali ini, Rong Zhan sangat bersemangat. Bahkan ia terus mencium wajah gemuk putranya dan mencoba membujuknya untuk mengatakannya lagi dan lagi, "Nak, nak, panggil Ba (ayah), Ayah, Ayah!"
Xiao Ba Wanghua yang berdiri di atas kaki Rong Zhan berusaha keras mengikuti gerakan mulut ayahnya dan berteriak, "Ba (takut)."
"Bukan ba (takut), tapi Ba (Ayah)."
"Yah, Yah…!"
Akhirnya, Xiao Ba Wanghua melontarkan satu kata itu dengan jelas, dan kata-kata sederhana seperti itu mampu membuat Rong Zhan menatapnya dan tidak bisa berkata-kata lagi.
Tenggorokannya seperti tersumbat, mata dan hidungnya terasa masam, dan perasaan hangat seketika mengalir dari lubuk hatinya.
Anaknya sudah bisa memanggilnya Ayah.
Setiap hari ia menemani anak-anaknya, menidurkan mereka, merawat dan mencintai mereka, dan sekarang akhirnya bayi itu bisa menyebut dirinya Ayah.
Ini benar-benar sepadan dengan kerja keras yang telah ia derita sebelumnya.
Sementara itu, Xiao Meibao yang duduk di kursi pengaman, tidak mau kalah. Dengan gelisah, ia mengulurkan tangan kecilnya untuk menarik sudut pakaian Rong Zhan. Matanya yang besar berkedip dan tiba-tiba terdengar beberapa kata dengan keras, "Ayah! Ayah...! Ayah...!"
Kali ini, Rong Zhan benar-benar tercengang. Seorang pria besar sedang duduk di kursinya, dengan bayi di lengannya dan satu lagi di kursi samping, menatapnya dan memanggil Ayah, Ayah.
Meski saat ini mereka tidak tahu apa arti kata itu, tetapi bagi Rong Zhan sekarang, itu sangat menyentuh dan membuat perasaannya sangat bahagia.
Tak hanya Rong Zhan, pengemudi di depan juga sangat senang melihat adegan ini sehingga ia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata kepada Rong Zhan, "Bos, Anda terlihat sangat bahagia. Sekarang, meski kedua anak Anda masih sangat kecil, tapi mereka sudah bisa memanggil Ayah."
Rong Zhan hanya bisa terdiam, "..."
Pengemudi yang mendapati Rong Zhan tidak memberikan tanggapan segera melirik dari kaca spion. Tiba-tiba, pemandangan yang dilihatnya saat ini mampu mengguncang hatinya.
Mungkin tak terhitung jumlahnya telah berapa kali supir itu melihat bosny bersikap betapa ganas, berbahaya, dan beracun, tetapi tidak satupun dari ekspresi itu yang terlihat seperti sekarang.
Bosnya tampak menundukkan kepala, matanya memerah, memijat beberapa titik di pelipisnya dengan jari-jarinya, dan setetes air meluncur dari balik matanya yang tajam.
Ia tampak begitu tersentuh hingga tidak mampu mengendalikan diri.
Kemudian, ujung jari Rong Zhan bergetar samar sembari menggendong Xiao Meibao. Kedua anaknya langsung mencondongkan tubuh ke pelukan ayah mereka, sedangkan Rong Zhan menundukkan kepalanya untuk mencium secara bergantian.
Apa lagi yang ia inginkan sekarang? Cukup dengan melihat istri dan kedua bayinya tumbuh dengan baik saja sudah mampu membuatnya merasa sangat bahagia.
Namun, tepat ketika kedua anaknya berbaring di atasnya, Rong Zhan, yang awalnya masih menikmati perasaan tersentuh atas apa yang baru saja terjadi, tiba-tiba merasa celananya menghangat.
Kemudian, udara sempit di dalam mobil dipenuhi dengan... napas yang tak terkatakan.
Rong Zhan segera menutup hidungnya dan meletakkan Xiao Meibao untuk memeriksa Xiao Ba Wanghua. Tentu saja Rong Zhan segera tahu bahwa itu adalah ulah Xiao Ba Wanghua.
Namun, Xiao Ba Wanghua tetap terlihat tenang. Meski ini bukan pertama kalinya ia mengencingi ayahnya, tapi ini pertama kalinya ia melakukannya saat di luar.
Untuk sesaat, Rong Zhan terdiam sebelum akhirnya meminta pengemudi untuk berhenti di supermarket terdekat. Ia harus segera membeli beberapa popok, jika tidak, ia tidak akan memiliki kesempatan untuk menggantinya.
Tapi saat mereka turun dari mobil…