Halo Suamiku!

Rong Zhan VS Bo Yi (3)



Rong Zhan VS Bo Yi (3)

3[Ada kesalahan dan perubahan di chapter sebelumnya]     

Namun, Sang Xia mengambil kesempatan itu untuk segera mengkonfirmasi posisi Mu Zi.     

Saat berhasil mendapatkannya, tampaknya tempat itu merupakan salah satu vila yang berada di pinggiran kota.     

Dengan segera Sang Xia mengunci lokasi itu dan mengirimkannya langsung ke markas. Ketika ia beralih pada Mu Zi lagi, nadanya terdengar sangat dingin, "Dengar, aku tidak peduli siapa kamu, trik apa yang kamu mainkan, dan apa yang ingin kamu lakukan. Hanya saja, jika kamu menyakiti hidup mereka, kamu akan menanggung akibatnya!"     

Bagaimana pun, kekesalan Sang Xia untuk wanita itu benar-benar sudah mencapai titik tertinggi.      

Tapi begitu Sang Xia mengatakan ini, seseorang di seberang telepon dengan lembut mencibir, "Menanggung akibatnya? Aku bahkan pernah mengalami di ambang kematian beberapa kali. Apa lagi yang aku takutkan?"     

Namun sesaat setelah mengatakan itu, sepertinya ia menyadari sesuatu, dan kemudian berkata dengan perlahan, "Sang Xia? Tidakkah kamu bisa mendengar suaraku dan tidak mengenalku? Aku adalah Mu Zi."     

Tak bisa dipungkiri, Sang Xia terhenyak ketika lawan bicaranya mengatakan ini.     

Mu Zi?     

 ...     

Sepertinya nama yang familiar.      

Detik setelahnya, beberapa gambaran yang rusak dan berserakan muncul dalam sekejap di benak Sang Xia. Sepertinya ia telah menyebutkan nama itu beberapa kali dari mulutnya.     

Sadar akan reaksi ini, Mu Zi tampak sedikit merenung sebelum akhirnya kembali membuka suara, "Kenapa, Sang Xia? Kamu tidak benar-benar melupakanku, kan?"     

"Melupakanmu? Terus terang, aku tidak ingin mengingat seorang wanita yang menginginkan suamiku."     

Setelah mengatakannya, Sang Xia tahu bahwa hal ini tidak sesederhana yang ia pikirkan. Kali ini, ia telah kehilangan musuh dalam ingatannya.     

Akhirnya, dengan segera Sang Xia menghubungi markas. Sementara Su Xun yang menerima informasi itu segera mengirimnya pada yang lain.     

Pada saat yang sama, terdengar dengungan dingin dan cibiran dari seberang telepon, "Karena ini pilihan yang terbaik, aku akan menunggu untuk melihat bagaimana kamu akan memilih."     

Kemudian, Mu Zi mengakhiri panggilan telepon itu.      

Seketika raut wajah Sang Xia berubah menjadi dingin. Setidaknya sekarang ia tahu bahwa wanita bernama Mu Zi itu ingin menculik Rong Zhan dan Bo Yi untuk melawan dirinya. Seharusnya mereka berdua tidak mendapatkan bahaya seperti ini.     

Kemudian ponsel Sang Xia tiba-tiba kembali berdering.     

Sebuah pesan datang.     

Tanpa membuang waktu, Sang Xia segera memindai isi informasi yang dikirimkan dan seketika sorot dingin melintas di matanya. Setelah bangkit dari tempatnya, Sang Xia menutup buku catatannya dan langsung mengambilnya.     

Lalu, ia pergi ke kamar bayi untuk melihat bahwa dua bayinya yang telah terbangun. Mau tak mau, Sang Xia menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil Xiao Meibao dan meminta pengasuh untuk membantu menggendong Xiao Ba Wanghua dan turun bersama.     

Setelahnya, Sang Xia mengeluarkan mobil dari garasi. Setelah kehilangan sebagian ingatannya, Rong Zhan mengajarinya cara mengemudikan mobil secara detail.     

Saat ini, ia meletakkan kedua anaknya di kursi pengaman belakang dan mengendarai mobilnya sendiri. Hati Sang Xia sangat rumit sekarang dan masih ada rasa sakit yang tak terkatakan di hatinya.     

Ketika Rong Zhan ada di rumah, sepertinya Sang Xia tidak terlalu mempedulikannya.     

Tapi begitu pria itu pergi, fokus keluarga seolah hilang, dan hati Sang Xia terasa hampa. Belum lagi dua bayi kecil yang menempel pada ayah mereka setiap hari.     

Rong Zhan, apa yang terjadi padamu?     

Jika sesuatu yang tidak terduga benar-benar terjadi, apa yang harus Sang Xia lakukan dengan dirinya dan anak-anaknya?     

Bahkan hanya memikirkannya saja Sang Xia tidak berani.      

Awalnya, Sang Xia melajukan mobilnya menuju ke markas terlebih dulu. Saat ini, ia sudah berusaha tenang dan rasional, tetapi pada saat yang sama, hatinya juga merasa sakit, dan tangannya yang memegang kemudi mencengkram erat hingga mati rasa.     

Begitu sampai di markas, sudah ada dua orang yang menunggu di sana.     

"Ye Zi, aku akan menitipkan dua bayi kecil ini di sini dulu—"     

.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.