Rong Zhan, Keluar Dari Sini (3)
Rong Zhan, Keluar Dari Sini (3)
Kemudian...
Kemudian...
Akhirnya Rong Zhan melihat pencapaiannya dan sudut mulutnya yang jahat tersenyum licik.
Melihat milik anaknya yang masih begitu kecil, ia tidak berani membayangkan bagaimana itu bisa dibandingkan dengan milik ayahnya. Milik Xiao Ba Wanghua dimasukkan ke dalam lubang kecil itu, lalu sebuah cangkir di letakkan untuk menutupinya. Rong Zhan mencoba menyelesaikannya dengan tisu dan cangkir jika putranya tidak bisa menahan diri.
Tapi adegan itu sangat lucu.
Rong Zhan benar-benar telah ditaklukkan oleh lubang otaknya sendiri. Ia pun dengan bangga memotret Xiao Ba Wanghua dan berencana menampilkan karyanya di grup.
Namun, setelah sibuk dengan apa yang dilakukannya, ia berpikir bahwa istrinya akan segera kembali. Jadi ia meminta pengasuh anak-anaknya untuk mengawasi. Sementara dirinya bergegas keluar untuk membeli popok yang diminta istrinya.
Namun sebelum Rong Zhan kembali dari supermarket, Sang Xia telah dijemput oleh Cheng Donglin.
Setelah Sang Xia kembali, ia tidak melihat batang hidung Rong Zhan. Pengasuh anak-anaknya juga mengatakan jika Rong Zhan sedang pergi keluar. Mendengar itu, Sang Xia hanya mengangkat alisnya dan tidak mengatakan apa-apa. Yang ia lakukan setelahnya hanya bergegas untuk melihat kedua anaknya.
Malam itu, kedua anaknya telah tidur setelah makan malam.
Keduanya sedang tidur dengan lelap.
Setelah membuka pintu, Sang Xia dihadapkan dengan dua harta karun kecil yang begitu menggemaskan. Melihat pemandangan itu, hati Sang Xia benar-benar telah melunak. Ia lalu menundukkan kepalanya untuk mencium kening Xiao Meibao.
Lalu ia beralih untuk melihat Xiao Ba Wanghua.
Namun, ketika Sang Xia telah membungkuk di hadapan putranya, entah apa yang ia lihat, seketika saja ia melebarkan matanya, yang jelas terkejut.
"Kurang ajar…"
Kali ini, Sang Xia benar-benar tercengang.
"Tidak, tidak, ini perbuatan Rong Zhan?" Sang Xia kembali melihat ke arah bawah milik putranya!! Sontak sudut matanya berkedut dan akhirnya ia benar-benar dilahap amarah.
Bagaimana bisa Rong Zhan memperlakukan putranya seperti ini!?
Tak lama berselang, terdengar suara deru mobil di bawah.
Rong Zhan kembali dengan satu tas besar dan satu tas kecil di tangannya. Ia berpikir untuk mengganti popok untuk putranya sesegera mungkin.
Tanpa membuang waktu, ia bergegas ke atas. Tapi begitu membuka pintu kamar bayi, ia melihat istrinya sudah bersedekap dada, berdiri di dekat tempat tidur Ba Wanghua, sembari menatapnya tajam. Sepertinya Sang Xia ingin bertanya apa yang telah ia lakukan.
"Ah...! Sayang, kenapa kamu pulang begitu cepat?"
Rong Zhan tersenyum tanpa malu dan ingin mendekat padanya.
Namun, Sang Xia mengabaikannya dan langsung menunjuk ke arah Xiao Ba Wanghua, "Lihat apa yang telah kamu lakukan. Apa kamu yakin putramu tidak akan membencimu setelah kamu melakukan ini?"
Dengan cepat Rong Zhan mengeluarkan popok yang telah dibelinya untuk mengakui kesalahan sambil menundukkan kepalanya, "Aku salah, Sayang. Tidak masalah apakah anakku membenciku atau tidak. Asal jangan kamu yang membenciku. Lihatlah, ideku cukup bagus. Aku hanya takut jika dia akan basah kuyup di tempat tidur. Jika saatnya dia buang air kecil, itu akan ditahan oleh cangkir. Solusi itu mudah dan menghemat uang..."
"Lupakan saja, jangan bicara omong kosong!" Sang Xia bergegas mengambil popok dan ingin mengganti sendiri popok putranya. Tidak lupa ia berkata pada Rong Zhan, "Jika kamu ingin tahu, cangkir ini sama sekali tidak berguna."
"Bagaimana mungkin tidak berguna? Begitu air kencingnya keluar, itu akan langsung masuk ke cangkir."
Pertanyaan retoris bawah sadar Rong Zhan.
"Jika aku mengatakan itu tidak berguna, berarti tidak berguna...!" Masihkan Rong Zhan harus menggunakan istilah profesionalnya?!
Awalnya, Rong Zhan hanya ingin mengatakan sesuatu, tetapi adegan selanjutnya membuat mereka berdua tercengang.