Halo Suamiku!

Rong Zhan Menemani Persalinan (2) 



Rong Zhan Menemani Persalinan (2) 

3Terlepas dari segalanya, ia terus-menerus melontarkan pertanyaan "Apapun yang terjadi, selamatkan dulu ibunya, ibunya yang pertama!"      

Meskipun ia juga sangat peduli dengan darah dagingnya sendiri, tapi tidak ada yang bisa menandingi nyawa kekasihnya.     

Dokter terkejut dengan kata-kata tegas Rong Zhan. Akhirnya, ia hanya bisa menggosok hidungnya dengan lengan bajunya. Sejujurnya itu sulit, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa lagi. Hanya melihat penampilan Rong Zhan saja dokter sudah bisa melihat jika pria itu sangat takut.      

Selama kesehatan ibu hamil terjaga, kedua anaknya juga akan sangat sehat.     

Tapi saat melihat Sang Xia di meja operasi dan mengingat ia terus menangis sepanjang malam, semua ini benar-benar terlalu menyakitkan bagi Rong Zhan.     

Akhirnya, Rong Zhan tak sanggup lagi melihatnya dan ia mendiskusikan dengan dokter untuk membiarkan operasi caesarnya segera dilaksanakan. Sebenarnya Sang Xia telah merencanakan hari kelahirannya, namun sekarang rasa sakit dari kontraksi rahim itu benar-benar mempertaruhkan hidup dan matinya, jadi ia tidak dapat mendengar apa yang dikatakan Rong Zhan.     

Yang ia tahu hanya apa yang dikatakan Rong Zhan pada dokter sambil memegang tangannya.     

Atas permintaan suaminya.     

Akhirnya, dokter melakukan operasi caesar pada Sang Xia/     

Pukul empat pagi.     

Langit Roma sedang jernih-jernihnya, matahari mulai terbit di ufuk timur, dan sinar matahari keemasan berangsur-angsur merangkak ke atas bumi.     

Dan saat matahari benar-benar terbit.     

Ruang operasi rumah sakit dipenuhi dengan suara tangisan, yang mengantarkan dua kehidupan baru.     

Sama seperti apa yang dikatakan Rong Zhan, satu bajingan kecil dan seorang putri kecil.     

Sebelumnya ia bingung membuat pilihan antara si bajingan kecil atau putri kecil, tapi ia tidak menyangka bahwa keduanya akan hadir dalam hidupnya.     

Rong Zhan sangat bersemangat. Ia melihat anaknya lahir dengan mata kepalanya sendiri, dan ia sendiri yang memotong tali pusarnya.     

Saat ini ia mengenakan pakaian steril, topi bedah, dan masker bedah.     

Setelah kedua bayi itu keluar dari perut ibu mereka satu demi satu, Rong Zhan langsung menggendong mereka di tangannya, yang terlihat sangat kecil dan mungil.     

Terutama putri kecil yang ada di gendongannya. Saat memegangnya, bayi itu begitu lembut, sangat rapuh, dan Rong Zhan bisa merasakan tubuh kecil yang hidup, merasakan darahnya mengalir di tubuh mungil itu, berpikir bahwa anak itu lahir dari darah dagingnya bersama dengan wanita kesayangannya. Tak lagi bisa dipungkiri, ia sangat tersentuh.     

Mata pria yang selalu jahat dan sombong itu kini terlihat memerah. Hari ini, ia benar-benar menjadi seorang ayah.     

Sekarang, ia memiliki tanggung jawab baru, yang berat sekaligus bahagia.     

Dokter dengan cepat mengambil salah satu dari bayi itu. Rong Zhan menggendong seorang putri kecil di lengannya, dan dokter menggendong yang satu lagi.     

Lalu, Rong Zhan berlutut di samping Sang Xia, mengulurkan tangannya untuk memegang tangan pucat dan lembut Sang Xia, dan ia terus mencium punggung tangannya. Matanya sedikit merah dan ia selalu tergerak untuk menatapnya. Suaranya serak saat bergumam, "Sayang, sayang, terima kasih, terima kasih."     

Sang Xia tidak dalam keadaan pingsan dan rambut di dahinya basah. Meskipun melahirkan bayi itu terasa menyakitkan, tetapi ia mencintai anak-anak itu dan juga mencintai pria di depannya.     

Sekarang mereka adalah keluarga dengan empat orang dan ia pikir dirinya adalah wanita paling bahagia di dunia.     

Semua kerja keras ini sepadan.     

Ia melihat seorang putri dalam pelukan Rong Zhan dan Rong Zhan meminta dokter untuk menggendong putranya dan meminta Sang Xia melihatnya.     

Ketika Sang Xia melihat anak-anaknya, wajahnya yang pucat dipenuhi dengan emosi.     

Suaranya lemah, dan ia menatap Rong Zhan dengan lembut dan penuh kasih. Saat ini, ia perlahan berkata, "...Rong Zhan, selamat, kamu telah menjadi seorang ayah."     

Hati Rong Zhan luluh ketika mendengar ini.     

Lalu, ia membungkuk dan mencium kening Sang Xia——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.