Sayang, Menikahlah Denganku!
Sayang, Menikahlah Denganku!
Kalau tidak, ia akan menjadi seperti Rong Zhan. Sejak pertama kali ia bertemu Sang Xia, dia selalu memikirkannya Sang Xia siang dan malam, tergila-gila dalam cinta, dan selalu memimpikannya setiap malam.
"Sayang, aku sudah selesai."
Sesaat yang lalu, dia telah menyerang Sang Xia habis-habisan.
Tetapi, baik Rong Zhan maupun Sang Xia sangat menikmatinya.
Saat ini, Sang Xia melingkarkan tangannya pada leher Rong Zhan, mengecup sudut bibirnya, lalu dengan lembut mengusap mulutnya "Rong Zhan, orang seperti itu, dia akan memberimu lebih banyak kebahagiaan jangka panjang di tahun-tahun mendatang, bahkan jika orang itu dulunya hanya orang yang lewat di masa kecilmu."
Kali ini, Sang Xia menatap dalam mata Rong Zhan, memegangi wajahnya, dan tersenyum lembut dan serius, "Dan orang itu, adalah aku."
Semuanya sudah lenyap.
Cinta rahasia, kegilaan, rasa sakit, kegigihan, dan sebagai imbalan cinta, ketakutan dan kekhawatiran itu lebih tak terlupakan.
Hati Rong Zhan telah terperangkap oleh kata-kata Sang Xia yang manis, seperti anak kecil yang memakan madu di toples sembari menginjak awan, semuanya terasa indah di lubuk hatinya.
Sudut bibirnya terus terangkat, yang terlihat murni dan menawan.
Seperti anak kecil yang bodoh.
**
Malam itu terasa dingin dan menggantung begitu indah layaknya batu giok.
Di ranjang hitam besar yang empuk, Rong Zhan mencium Sang Xia dengan lembut dan penuh kasih. Sembari melepas kemeja hitamnya, dia memeluk erat tubuh lembut Sang Xia. Saat ini, hati kedua orang itu tidak lagi memiliki dinding tebal yang sebelumnya bersarang kuat, dan mereka telah saling memberikan jiwa mereka dengan tulus!
Sampai akhirnya!
Ketika Rong Zhan menggenggam lembut kesepuluh jari Sang Xia, dia sedikit tersentak dan kemudian membuka suranya dengan sangat serius,
"Sayang, menikahlah denganku."
Sayang… menikahlah denganku…
Dengan penuh permintaan.
Untuk benar-benar menjadi wanitanya, benar-benar menjadi istrinya, belahan jiwanya, dan suatu hari akan menjadi ibu dari anak-anaknya.
Dia akan memperlakukan Sang Xia dengan baik.
Bersikap baik pada Sang Xia sepanjang hidupnya.
Membiarkan Sang Xia melakukan apa yang ingin dia lakukan, mendukung dan menghormatinya. Meskipun dirinya sendiri sibuk, tapi dia tidak akan melewatkan setiap konser yang digelar Sang Xia. Bahkan jika ada lebih banyak kerumunan muda di sekitarnya, dia tidak akan berpaling sedikitpun.
Bahkan jika nanti kecantikan Sang Xia telah memudar dan wajahnya telah menua, dia akan tetap menganggapnya sebagai harta karun di tangannya.
Dia telah menunggunya selama bertahun-tahun, sengaja berbaur di tempat-tempat romantis dengan jiwa yang hampa, dan tanpa lelah terus tetap menatap ke satu wanita meskipun harus menunggu dengan amat lama.
Betapa bersemangatnya dia untuk memiliki Sang Xia, jadi dia terus menetap dan melewati kebosanan sepanjang hidupnya. Sampai akhirnya dia mengadopsi Xiao To untuk menemaninya dan bermain dengannya.
Inilah kehidupan paling liar dalam hidupnya.
Dan Sang Xia yang mendengar itu semua, seketika hidungnya terasa masam karena sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan dan tiba-tiba matanya sudah terasa lembab.
Lubuk hatinya penuh dengan debaran yang tak terelakkan.
Sekarang, urusan keluarga Sang tidak akan ada hubungannya dengan dirinya lagi. Balas dendamnya telah berakhir. Mulai sekarang, dia akan memulai hidup baru.
Seolah-olah…
Semuanya begitu indah di masa depan.
Karena ada Rong Zhan, semua debu yang sebelumnya mengendap di dasar hatinya telah lenyap. Akhirnya, dia kembali seperti gadis sederhana pada umumnya, yang juga menantikan masa depan.
Dia bahkan mulai menantikan masa depan setiap hari.
Tapi lamaran?
Tidak.
Sekarang ini, Rong Zhan telah merangsek masuk ke hidupnya dan mengambil langkah ini. Tidak bisa dipungkiri, Sang Xia benar-benar merasa sangat terhormat.
Jadi tidak peduli itu pengakuan asli atau sebuah lamaran, tapi itu telah membuat Sang Xia mengambil inisiatif dalam setiap langkah.
Sang Xia pernah berkata bahwa dirinya akan memanjakannya sebagai anak kecilnya yang bodoh.
Rong Zhan sendiri juga pernah mengatakan bahwa dia hanya ingin tenggelam dalam pelukan Sang Xia.
Karena itu...