Jawaban Dari Pilihan Terakhirnya
Jawaban Dari Pilihan Terakhirnya
"Tidak, Ye Zi, kamu tidak bisa mengatakan seperti itu, dia bukan hanya tidak bisa melepaskanmu, pada kenyataannya, dia mencintaimu, tetapi dia terlambat menyadarinya. Dia selalu merasa bahwa kamu dan dia dipaksa oleh kami untuk terikat bersama dan dia dibutakan, tapi sebenarnya hatinya sangat mencintaimu."
Su Li mengatakannya sembari meraih pergelangan tangan Ye Zi dengan penuh semangat.
Sementara Ye Zi yang mendengar ini, dengan lembut mengatupkan bibirnya, tidak menanggapi, tetapi matanya sedikit memancarkan emosi yang rumit.
Sebenarnya dia mengetahuinya dengan sangat baik.
Tapi dia menyangkalnya. Di hadapan Su Li, dia mengatakan hal yang sama untuk dirinya sendiri!
Sejujurnya, dia melakukan ini untuk meyakinkan dirinya sendiri.
Meyakinkan dirinya bahwa dia tidak bisa kembali.
Meskipun dia harus dengan susah payah melakukannya.
Lalu, Ye Zi memandangnya, sudut bibirnya menarik senyum sedih yang tak berdaya, dan suaranya agak serak, "Kak Su Li, kamu bisa membayangkannya sendiri, aku sudah melakukan yang terbaik untuk mencintainya dan terus menunggunya dengan sabar. Tapi, bagaimana rasanya jika dia yang kamu tunggu justru berpaling dan pergi bersama orang lain?"
Jadi dia tidak hanya kecewa dengan Su Xun, tapi juga dibenci sampai titik tertentu.
Dia telah menyukainya begitu lama, tapi Su Xun tidak menghiraukannya.
Meski begitu, dia tetap menguntit di belakang Su Xun, terus mengganggunya, dan selalu diinjak-injak oleh Sun Xun, yang membuatnya menjadi sangat menyedihkan.
Sudah lama dia terus menanggung rasa sakit itu.
Tetapi dia tidak ingin membiarkan emosi gelap dan represif ini melahap dirinya sendiri, jadi dia memikirkannya. Akhirnya, dia melarikan diri, dan dia tidak membiarkan orang seperti itu mempengaruhi dirinya, apalagi jika sampai menghancurkan dirinya.
Begitu kalimat itu terlontar dari mulut Ye Zi, rasa sakit menyerang hati Su Li.
Sungguh, kesakitan itu menyerangnya begitu saja.
Dia tiba-tiba merasa telah menjadi sangat egois. Selama ini, Ye Zi telah menderita, semua yang telah Ye Zi alami, dia tidak merasakan apa-apa, dan apa haknya di sini untuk menyarankan Ye Zi kembali pada adiknya.
Dan saat dia berpikir bahwa Ye Zi bisa menjadi menantu perempuan di rumahnya di masa depan, dia merasa lebih sakit dan berpikir untuk memukul Su Xun sampai lumpuh.
Sudah waktunya.
Su Li tahu bahwa itu tidak adil untuk Ye Zi, tetapi dia masih menelan kenyataan itu dengan keras dan tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka mulutnya, "Ye Zi, aku tidak tahu apakah kamu pernah mendengarnya, tapi Su Xun mengatakan bahwa…. Apapun yang terjadi di antara kalian, bagaimanapun nantinya, dia akan tetap menunggumu, seperti kamu menunggunya, bahkan jika kamu menikah, meski kamu punya anak….... dia juga akan terus menunggu…..."
Saat mengatakannya, Su Li tahu alasan kenapa Ye Zi mengambil keputusan untuk pergi dari Su Xun, namun dia juga tahu, bahwa adiknya benar-benar akan terus menunggu.
Pria itu, ketika serius, akan benar-benar lebih serius dari siapapun.
"Jadi... Ye Zi, kamu..." Su Li menatapnya, seolah menunggu jawaban dari pilihan terakhirnya.
Namun, Ye Zi tertawa.
Dia memandang dirinya sendiri seolah dia mendengar kata-katanya sendiri, dan hatinya tidak dapat mengangkat gelombang kecil yang menerpa. Dia tersenyum pelan dan berkata, "Su Xun, dulu dia acuh tak acuh, tapi sekarang, inilah waktuku."
Dulu, dia acuh tak acuh.
Sekarang.
Inilah waktuku.
Saat itu, hati Su Li tidak bisa digambarkan seperti apa rasanya.
Kesalahan apa yang sebenarnya sudah dilakukan adiknya?
Bagaimana dia bisa begitu bodoh?
Di hidupnya yang indah ini, bagaimana bisa dia menyingkirkan orang yang tulus mencintainya?
Dia bodoh!
Malam telah tiba saat Su Li sudah mendapat jawaban pasti dari Ye Zi.
Su Li bersiap--