Halo Suamiku!

Aku Menginginkanmu (2) 



Aku Menginginkanmu (2) 

0Aku menginginkanmu.      

Dua patah kata yang terungkap itu mampu membuat Rong Zhan tidak bisa melawan sama sekali dan hatinya seolah meleleh dalam air.      

Melihat Sang Xia di pelukannya seperti mengandalkan waktu luang mereka kali ini, Rong Zhan memegang tangannya, membungkuk untuk memberikan ciuman di kening, lalu mengeluarkan suara yang penuh pesona, dan kelembutan yang belum pernah terjadi sebelumnya, "Kamu jarang begitu aktif."     

Ketika dia mengatakan ini, bagian matanya tampak sayu dan mata elangnya yang sipit hanya memiliki senyuman tipis.     

Sang Xia bukanlah orang yang mengambil inisiatif dalam masalah ini. Namun saat ini, ketika dia mengatakan ini, telinganya menjadi merah dan wajahnya seolah diwarnai dengan bunga persik yang terlihat sangat menawan.     

Sang Xia tidak lagi berbicara, tetapi sedikit menggigit bibir, dan matanya tampak malu-malu.     

Rong Zhan menatap telinga Sang Xia yang putih diwarnai merah muda tipis, terlihat sangat menarik, yang membuatnya tidak bisa menahan kepalanya untuk menunduk dengan perlahan lalu bibir tipisnya jatuh di leher Sang Xia perlahan dan bertahan disana.     

Kenikmatan itu menyebar di tubuh Sang Xia seperti sengatan listrik, yang membuatnya memegangi dadanya dengan erat.     

Setelahnya, Rong Zhan meminta Sang Xia untuk meletakkan kepalanya di lengannya yang panjang dan kuat. Dia memeluknya, menundukkan kepalanya lagi dan mencium bibirnya.     

Sang Xia sedang menginginkannya.      

Dan Rong Zhan juga ingin memenuhi keinginannya.      

Dia tidak bisa menolak.     

Udara di dalam kamar itu lansung dipenuhi semacam suasana sentimental.     

Ciuman Rong Zhan berbeda dengan sebelumnya. Ini bukan ciuman penuh gairah, melainkan hanya ciuman lembut dan berlama-lama.     

Nafas mereka berdua bercampur satu sama lain dan bibir serta lidahnya terjerat satu sama lain. Saat berciuman, sebuah tangan besar juga menyelip di balik sutra hijau milik Sang Xia, lalu membelainya lembut.     

Keterikatan bibir dan lidah itu terus menerus saling berkelit, yang membuat Sang Xia mendesah, tenggelam, dan serasa memanjakan diri.     

Ciuman Rong Zhan, bagaimanapun juga, membuat tubuhnya menjadi sangat nyaman.     

Hanya saja, ciuman itu memang berbeda dari sebelum-sebelumnya, terlebih lagi dengan perubahan bentuk tubuhnya sekarang.      

Bibir tipis Rong Zhan lalu menyebar ke pipi, telinga, dan leher belakangnya.     

Tampaknya beberapa bagian baju tidurnya telah terlepas.     

Rong Zhan terus maju selangkah demi selangkah, dan tidak akan ada yang tertunda.     

Segala sesuatu yang ada di bawah ditutupi oleh selimut, dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Hanya Sang Xia, yang entah sejak kapan, tiba-tiba mendesah keras, meraih seprai dengan erat, dan menggigit bibirnya dengan pipi memerah.     

Rong Zhan mengulurkan tangannya, dan sebuah suara rendah terdengar, "Jangan gigit bibirmu, gigit tanganku saja, jangan khawatir, aku akan berhati-hati."     

Sang Xia terengah-engah.     

Dia tidak lagi menggigit dirinya sendiri, juga tidak menggigit tangan Rong Zhan. Sebaliknya, dia memegang tangan Rong Zhan erat-erat dengan tangannya.     

Sementara Rong Zhan mencium leher, pipi, dan telinga belakangnya, dan menyerangnya dengan mendominasi namun lembut.     

Inilah wanita yang dicintainya.     

Dia selalu ingin memanjakannya dan menjaganya, bagaikan sesuatu yang paling berharga di hidupnya.      

Di luar, bulan menjulang tinggi dan angin malam berhembus sejuk.     

Ruangan itu penuh dengan kehangatan dan keindahan.     

Dua orang yang saling terjerat itu ingin tetap bersama. Saat ini, Sang Xia ada dalam pelukan Rong Zhan, seolah-olah bertatahkan di atas tubuh Rong Zhan, dan tubuhnya yang ramping, sangat pas di dalam pelukan Rong Zhan.     

Kali ini, Sang Xia memejamkan mata.     

Telinganya dipenuhi dengan nafas berat nafas Rong Zhan, di belakangnya ada dada Rong Zhan yang panas, dan Sang Xia seperti sangat ingin jatuh saat ini.     

Ini adalah hal yang paling indah dan menakjubkan antara surga dan bumi untuk menyatu dengan mereka yang benar-benar saling mencintai.     

Karena dari dua orang yang menjadi satu orang, itu adalah hal yang diidamkan oleh siapapun     

Untuk sesaat, Sang Xia tiba-tiba berpikir bahwa malam akan berlangsung selamanya, matahari tidak pernah lagi bersinar, sehingga mereka bisa berbaur satu sama lain hingga akhir zaman.     

Saat ini, malam telah larut--      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.