Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Menguping Rahasia Kecil Orang Lain



Menguping Rahasia Kecil Orang Lain

2Semua orang sudah menunggu di alun-alun. Sudah saatnya pertandingan dimulai, tetapi mereka tidak melihat seorang guru pun yang datang.     

"Ada apa ini? Apakah mereka membatalkan pertandingan peringkat sekte?" tanya Fatty Qu.     

"Mungkin tidak. Jika mereka mau membatalkan pertandingan, mereka tidak akan membiarkan kita menunggu di sini terlalu lama," jawab Sima You Ran.     

"Kalau begitu, kenapa para guru belum datang juga?"     

"Kita lihat saja."     

Sima You Yue dan yang lainnya melihat sekeliling. Murid-murid yang lain tampak cemas dan ragu-ragu. Obrolan para murid berdengung di seluruh alun-alun.     

Di alun-alun yang ramai tersebut, ada beberapa area yang luar biasa tenang.     

"Siapa orang-orang itu?" tanya Sima You Yue sambil melihat sekelompok orang yang secara diagonal ada di bawahnya.     

"Mereka sepuluh besar peringkat sekte," jawab Fatty Qu. "Orang yang duduk di tengah dan berpakaian hitam itu Wang Si Miao."     

"Kau bahkan tahu tentang mereka?" tanya Sima You Yu dengan terkejut.     

"Aku ini sumber informasi yang lengkap, apa yang tidak kuketahui?" jawab Fatty Qu dengan bangga. "Yang di samping Hua Piao Miao itu urutan keempat di peringkat sekte, Pang Jia Nan, juga lelaki yang mengejar Hua Piao Miao. Di babak ini, kudengar Wang Si Miao dan Hua Piao Miao pacaran, jadi Pang Jia Nan bersiap untuk menantang Wang Si Miao!"     

"Dari mana kau mendapatkan semua informasi ini?" tanya Tujuh Kecil.     

"Saat aku keluar kemarin, aku tidak sengaja mendengarnya. Pang Jia Nan sendiri yang mengatakannya," jawab Fatty Qu diam-diam.     

"Bagaimana kau bisa mendengarnya?"     

Fatty Qu melihat sekelilingnya, tampak khawatir.     

Sima You Yue melihat air muka Fatty Qu. Merasa hal itu aneh, ia pun membentuk sebuah penghalang roh, untuk mengelilingi mereka di dalam.     

"Apa yang terjadi?" Sima You Yue menatap Fatty Qu, memastikan Fatty Qu tidak berbohong.     

"Sebenarnya kemarin malam, dua orang seniorku mengajakku minum-minum di belakang gunung. Saat kami pulang, kami melewati puncak gunung. Aku merasa ingin kencing, jadi aku lari ke belakang sebuah batu besar. Agar tidak ketahuan melakukan sesuatu yang tidak senonoh, aku menahan napas. Tak kusangka aku mendengar Pang Jia Nan berbicara dengan orang lain, mengatakan kalau dia ingin membunuh Wang Si Miao."     

"Dia berbicara dengan siapa?" tanya Sima You Lin.     

"Aku tidak tahu, orang itu bersembunyi di balik jubah. Suaranya serak. Aku tidak mengenali orang itu."     

"Apakah kau ketahuan?" tanya Sima You Yue.     

"Pada saat itu, aku terlalu terkejut, jadi aku tidak sengaja bersuara," jawab Fatty Qu. "Setelah itu, aku buru-buru lari, tetapi karena aku ada di sana, jika mereka punya Binatang Roh, Binatang Roh mereka pasti bisa mencium bauku."     

"Mengapa kau tidak memberi tahu kami sebelumnya?" Wei Zi Qi menatap Fatty Qu.     

"Ketika aku pulang, aku tidak terlalu memikirkan hal itu karena toh mereka juga akan bertarung dalam pertandingan ini," jawab Fatty Qu. "Bukan hal baru kalau mereka berkelahi karena seorang gadis. Sekarang, barulah aku menyadari kalau ada yang tidak beres."     

"Apa maksudmu ada yang tidak beres?" tanya Tujuh Kecil.     

"Kalau Pang Jia Nan mau membunuh Wang Si Miao hanya karena Hua Piao Miao, dia tidak perlu sampai membicarakannya dengan seorang yang misterius," tebak Sima You Yue.     

"Betul sekali," timpal Fatty Qu. "Aku bertanya-tanya apakah Pang Jia Nan sedang merencanakan sesuatu yang lain, itulah sebabnya dia begitu penuh rahasia."     

"Sangat mungkin." Sima You Ran merendahkan suaranya dan berbisik, "Kalau memang begitu dan Pang Jia Nan tahu kalau kau mendengar pembicaraannya kemarin, dia pasti tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja."     

Fatty Qu mengangguk berulang kali. "Benar. Itu benar. Aku setuju, aku dalam bahaya sekarang."     

"Rasakan. Siapa suruh kau kencing di luar." Tujuh Kecil tidak menganggap Fatty Qu dalam bahaya karena Pang Jia Nan bukanlah tandingannya. Melihat air muka Fatty Qu yang khawatir, Tujuh Kecil jadi lebih ingin menggodanya.     

"Aku kan perlu menjawab panggilan alam," kata Fatty Qu.     

"Tidak ada bukti apa pun tentang apa yang Pang Jia Nan rencanakan. Terlebih, dia tidak bilang kalau dia ingin membunuh Fatty," kata Sima You Yue. "Untuk saat ini, kau tidak perlu terlalu khawatir. Kalaupun dia ingin melakukan sesuatu padamu, dia harus punya kemampuan untuk dapat melakukannya. Kau punya banyak Peluru Guntur, kalau ada yang mencoba membunuhmu, bunuh saja mereka dengan Peluru Gunturmu."     

Fatty Qu menamai bola besi buatannya 'Peluru Guntur', sesuai dengan nama kelompok mereka.     

Peluru Guntur merupakan senjata roh yang langka. Semua orang ingin membeli beberapa Peluru Guntur Fatty Qu, terutama kelompok yang memiliki pengaruh besar. Mereka membeli Peluru Guntur melalui sekte dan menyuruh Master Persenjataan mereka untuk menirunya, tetapi buatan mereka tetap tidak sebagus Peluru Guntur.     

Ketika Fatty Qu tahu tentang itu, ia tertawa dengan bangga dan membual, "Kalau Peluru Gunturku bisa ditiru semudah itu, apakah aku akan tetap tenang dan membiarkan kalian membelinya?"     

"Berhentilah bersikap sombong. Kekuatan pihak lain itu hanya sedikit lebih rendah daripada kekuatanmu," ucap Wei Zi Qi.     

"Aku memang harus punya kekuatan!"     

"Saat itu, jika You Yue tidak membantumu mengumpulkan tanah di Alam Kecil Wen Hai, apakah kau akan tetap bisa menyempurnakan senjata sekuat Peluru Guntur?"     

"Itu senjata rahasiaku! Kalau itu senjata rahasia, tentu saja itu milikku."     

Setelah mendengar kata-kata Sima You Yue, Fatty Qu tertawa. "Benar, kalau ada yang berani membunuhku, aku akan membunuh mereka menggunakan Peluru Guntur!"     

Saat itu, Pang Jia Nan merasakan sesuatu. Ia berbalik dan menatap mereka.     

Pang Jia Nan menatap Fatty Qu dahulu, lalu Sima You Yue dan tersenyum pada mereka, lalu kembali menoleh ke depan.     

"Bagaimana menurut kalian?" tanya Wei Zi Qi.     

"Menurutku dia telah memastikan kalau orang yang mengupingnya tadi malam itu Fatty Qu," jawab Sima You Lin.     

"Meskipun dia pandai menutupi, tatapannya terhadap Fatty Qu tampak berbeda," komentar Sima You Yue. "Kurasa dia sudah memastikannya."     

"Kalau dia mau datang, biarkan saja dia datang, aku akan membunuhnya menggunakan Peluru Guntur!" kata Fatty Qu.     

"Dasar bodoh, bagaimana kalau dia membunuhmu?" Tujuh Kecil memutar mata ke arah Fatty Qu.     

"Selain itu, dia bukan satu-satunya," tambah Sima You Yue. "Yang kukhawatirkan justru orang yang bersama Pang Jia Nan kemarin."     

"Benar. Meskipun kekuatan Pang Jia Nan tidak buruk, posisinya terlalu jelas. Kalau dia mau bertarung denganmu, dia juga akan waspada terhadapmu. Namun, orang yang berjubah itu, kita tidak tahu siapa dia, kekuatan dan latar belakangnya seperti apa. Kalau dia mau membunuhmu, bisa-bisa kita tidak siap untuk menghadapinya."     

"Kalau begitu, tidak ada pilihan. Kita harus mengambil tindakan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya," kata Fatty Qu.     

"Mengapa para guru belum kunjung datang?" tanya Tujuh Kecil. "Kalau mereka tidak datang, ayo kita pulang saja."     

"Mereka sudah datang."     

Tepat setelah Sima You Yue bicara, salah satu guru berjalan masuk persis pada waktu seharusnya pertandingan dimulai.     

"Hanya satu guru? Di mana hakimnya?" tanya seseorang.     

"Ketua sekte juga tidak datang."     

"Apakah mereka benar-benar membatalkan pertandingan?"     

"Tidak ada yang terjadi baru-baru ini, kenapa mereka membatalkannya?"     

"Mungkin gaya pertandingannya berubah. Kita lihat saja."     

Guru itu berjalan ke atas panggung dan berkata, "Mohon tenang."     

Suara guru itu terdengar nyaring dan jelas. Ketika suaranya bergema di seluruh alun-alun, para murid pun terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.