Penculikan (1)
Penculikan (1)
Ular Emas Kecil melilitkan diri di sekitar jari Sima You Yue, dan lidahnya sesekali menjilat jari Sima You Yue lain.
"You Yue, apa ada gunanya kita mengetuk pintu?" tanya Bei Gong Tang ketika ia melihat Sima You Yue hanya berdiri di sana sambil bermain dengan Ular Emas Kecil.
"Sebentar lagi kita juga tahu, apakah ini ada gunanya atau tidak." Sima You Yue menggelitik kepala Ular Emas Kecil menggunakan ujung jari.
"Krek -"
Pintu utama terbuka dan You Si melihat seorang gadis cantik berdiri di sana, bersama dengan seorang pemuda yang menawan yang sedang bermain dengan seekor ular.
Tidak peduli bagaimana You Si mencoba menduga-duga, kedua orang itu tampaknya tidak datang ke situ untuk membunuh mereka.
"Siapa kalian? Siapa yang kalian cari?" You Si masih menatap mereka dengan curiga.
"Kami ingin menemui kakak ketigamu," jawab Bei Gong Tang sambil tersenyum.
"Mau menemui Kakak Ketiga? Untuk apa?" tanya You Si lagi.
"Untuk membicarakan beberapa hal." Bei Gong Tang tidak menjelaskan apa maksudnya.
"Kakak ketiga kami sedang tidak enak badan. Dia sedang tidak bisa menerima tamu." You Si hendak menutup pintu begitu ia selesai berbicara.
"Saudara Keempat, biarkan mereka masuk. Uhuk uhuk -" pinta Shi Chen setelah terbatuk beberapa kali.
You Si tidak mengerti, tetapi ia tetap membuka pintu untuk mempersilakan mereka masuk.
"Silakan masuk."
Sima You Yue bermain dengan Ular Emas Kecil lagi lalu melangkah dengan mantap untuk masuk ke kediaman tersebut. Begitu ia memasuki pelataran, ia melihat seorang lelaki pucat yang sakit-sakitan yang sedang bersandar pada kusen pintu. Shi Chen memperhatikan mereka dengan tenang.
Seorang laki-laki yang terhormat! Tampaknya berita tentang mereka tidak hanya salah, tetapi juga sangat jauh dari kenyataan.
"Lebah Merah Tua itu milikmu." Shi Chen menatap Sima You Yue, itu adalah kata-kata pertamanya.
Sima You Yue tidak menyangkal Shi Chen. Tatapan lelaki itu tajam. Tidak mengherankan kalau Shi Chen dapat menebak bahwa lebah-lebah itu memang miliknya.
"Kalian tamu kami sekarang, silakan masuk dan minum teh di aula. Uhuk uhuk -"
"Kami tidak perlu minum teh, menurutku kau tidak sebebas itu untuk dapat menghabiskan waktu dengan minum teh bersama kami," kata Sima You Yue dengan enteng.
"Untuk apa kalian datang kemari?" Ni An Yi berdiri di samping sambil memperhatikan Sima You Yue, seolah ia siap bertindak jika mereka tidak langsung menjawab.
"Kami datang untuk membicarakan sesuatu." Sima You Yue tidak takut dengan aura yang dipancarkan Ni An Yi. Ia berdiri menghadap mereka sambil tersenyum dengan ceria pada Shi Chen.
"Tentang apa?"
"Hidupmu tidak lama lagi, kan?" tanya Sima You Yue sambil tersenyum.
"Kurang ajar!" Teriakan yang jelas terdengar dari belakang mereka, diikuti oleh kilatan bayangan hitam.
"Tidak, Ular Emas Kecil, jangan!" Sima You Yue langsung meraih Ular Emas Kecil, yang ada di tangannya, dan secara bersamaan mengelak ke kiri, dengan mudah menghindari serangan itu.
"Hisss -" Ular Emas Kecil menjulurkan kepalanya keluar dari tangan Sima You Yue, matanya berkilat menunjukkan ketidaksenangan.
Ular Emas Kecil jelas-jelas merasakan niat membunuh yang dipancarkan oleh orang-orang itu barusan. Kenapa Sima You Yue justru menghentikannya? Sebel, sebel!
Sima You Yue mengeluarkan sebuah pil dan memberikannya pada Ular Emas Kecil sambil membelai kepalanya. Baru pada saat itulah rasa tidak senang memudar dari matanya.
"Siapa kalian? Berani-beraninya kalian datang ke sini untuk cari masalah? Apa kalian meremehkan kami, kesepuluh bersaudara, ini?" Pemuda yang memegang pedang itu ditahan oleh Ni An Yi tanpa berhasil mendaratkan satu serangan pun.
Tentu saja, Ni An Yi menahan serangan pemuda itu hanya karena diminta oleh Shi Chen.
"Kakak Ketiga." Seorang lelaki lain juga berjalan masuk. Ia menatap Sima You Yue dan Bei Gong Tang dengan waspada.
"Kalian, tenanglah." Shi Chen mengangkat tangan, menghentikan adik-adiknya supaya tidak bertindak gegabah.
"Kakak Ketiga, siapa mereka? Berani-beraninya mereka cari masalah kemari dan bilang kalau hidupmu tinggal sebentar lagi?" Seorang lelaki yang mengenakan jubah merah memelototi Sima You Yue dengan tajam.
"Kami juga tidak tahu siapa mereka," jawab Shi Chen. "Coba beri tahu kami, siapa kalian sebenarnya?"
"Kenapa kalian sekhawatir ini? Kalian semua lebih kuat daripada kami, aku tidak yakin aku bisa mengalahkan kalian," jawab Sima You Yue.
"Jelas kau pastinya sangat berani karena kau berani datang ke sini."
"Jelas bahwa kau, lelaki berjubah merah, sangat mencolok," balas Sima You Yue dengan tenang. "Baiklah, tidak ada salahnya kami memberi tahu kalian siapa kami. Kami adalah murid-murid dari Akademi Kekaisaran."
"Murid?" Ni An Yi menatap mereka berdua dengan curiga. "Namun, kalian tahu siapa kami?"
"Tentu saja kami tahu. Kalian adalah kesepuluh penjahat besar," jawab Sima You Yue. "Akademi kami bahkan telah membuat misi bagi kami untuk membunuh kalian, dan kami menerimanya."
"Pfft -" Seorang lelaki berpakaian biru meledak tertawa. "Kalian menerima misi itu, tetapi kalian masih berani melenggang datang kemari?"
"Bukankah aku sudah bilang sebelumnya? Kami datang untuk membahas sesuatu," jawab Sima You Yue.
"Apakah 'sesuatu' itu tentang mengatakan bahwa kakak ketiga kami hidupnya tidak akan lama lagi?" cemooh lelaki berpakaian merah.
"Aku seorang tabib, juga seorang Alkemis," jawab Sima You Yue.
"Jadi, kau datang untuk memeriksa penyakit kakak ketiga kami?" tanya You Si.
"Benar." Sima You Yue mengangguk. "Namun, melihat bagaimana ia seperti mayat berjalan, masih belum pasti apakah ia bisa diselamatkan atau tidak."
"Bagaimana kami bisa memercayaimu?" Lelaki berpakaian merah tidak percaya pada Sima You Yue.
"Kalian hanya bisa mencoba percaya," jawab Sima You Yue. "Menurut tebakanku, kalian pasti telah kehabisan pilihan. Bisa jadi tabib lain tidak mampu atau tidak mau membantu karena nama buruk kalian. Kurasa kalian tidak dapat lagi meminta bantuan siapa pun untuk menyelamatkannya. Itulah satu-satunya alasan kenapa kalian datang ke sini."
"Kau tahu kenapa kami ada di sini?"
"Tentu saja. Bukankah karena kalian mendengar desas-desus tentang Binatang Roh Keberuntungan?" jawab Sima You Yue. "Sayang sekali, tetapi taruhan terakhir kalian sama sekali tidak ada."
"Apa maksudmu?"
"Persis seperti apa yang kukatakan," jawab Sima You Yue. "Kalian ingin menggunakan darah Binatang Roh Keberuntungan untuk menyelamatkan kakak ketiga kalian, itulah sebabnya kalian telah mengabaikan semua bahaya untuk mati-matian mendapatkan Binatang Roh Keberuntungan tersebut. Kalian tentu tahu bahwa ada banyak pihak yang ingin membunuh kalian. Namun, apakah Binatang Roh Keberuntungan itu benar-benar ada?"
"Tentu saja ada. Ada orang yang merasakan auranya secara langsung," jawab Ni An Yi.
"Perubahan di Hutan Gelap baru muncul dalam dua tahun terakhir. Jika Binatang Roh Keberuntungan itu memang sungguh ada, dari mana asalnya? Mari kita pikir-pikir lagi, jika Binatang Roh Keberuntungan tersebut memang ada, berapa banyak orang di Kota Hijau yang seharusnya sudah melihatnya? Berapa banyak kelompok kekuatan yang pasti mengidam-idamkannya? Berdasarkan kekuatan kalian bersepuluh, apakah kalian dapat merebut Binatang Roh Keberuntungan itu?" tanya Sima You Yue. "He kau yang sedang sakit, kau kan cerdas. Apakah menurutmu Binatang Roh Keberuntungan tersebut sungguh ada?"
Shi Chen tersenyum dengan getir. "Tidak."
"Sepertinya kau masih waras." Sima You Yue memberikan tatapan persetujuan pada Shi Chen. "Maka dari itu, sekarang ada seorang tabib yang dengan sukarela datang untuk memeriksamu, apakah kau tidak berencana memanfaatkan kesempatan ini?"
"Karena ini merupakan sebuah kesempatan, tentu kami akan mengambilnya," jawab Shi Chen. "Namun, jika untuk memanfaatkan kesempatan ini, kami harus membayar harga yang tidak kami inginkan, maka kami harus mempertimbangkannya lagi."
"Mm. Tentu saja. Jika aku ingin merundingkan sesuatu denganmu, aku harus terlebih dahulu memeriksamu untuk melihat apakah aku memang mampu menyembuhkan penyakitmu itu atau tidak. Jika aku tidak bisa melakukannya, maka tentu tidak ada yang perlu kita rundingkan." Sima You Yue melirik Shi Chen. "Apa kau bersedia membiarkanku memeriksamu?"