Burung Pengecut yang Bodoh
Burung Pengecut yang Bodoh
Melihat debu mengambang naik di atas tanah, untuk beberapa detik Sima You Yue merasa kasihan pada Ungu Kecil.
"Awan Roh sialan, bilang saja kau iri!" teriak Ungu Kecil pada Awan Roh di langit sambil bangkit berdiri dari tanah.
Degar -
Awan Roh langsung membalas dengan meluncurkan kilatnya, menyambar Ungu Kecil.
Sima You Yue terdiam. Apa Awan Roh lupa kalau kilat kesengsaraan ini justru merupakan hidangan besar bagi Ungu Kecil?
Si burung abu-abu kecil terkejut melihat kilat kesengsaraan tersebut. Namun, melihat kilat kesengsaraan itu tidak diarahkan padanya, ia pun mengembuskan napas panjang dengan lega.
Sima You Yue bangkit berdiri dan mengangkat Ungu Kecil. Setelah memperhatikan perilaku si burung abu-abu kecil, ia dengan ramah mengingatkan, "Tak lama lagi kilat kesengsaraan akan mulai."
"Ha?"
Sebelum si burung abu-abu kecil sempat bilang kalau ia menyesali tindakannya, kilat kesengsaraan langsung menyambar tubuhnya.
"Ciiit!!!"
Aroma daging burung panggang pun menguar di udara. Melihat arus listrik yang terlihat berdengung di bulu si burung abu-abu kecil, ia meratapinya selama beberapa menit.
Walaupun ia juga berdiri di situ, kilat tersebut sama sekali tidak menyambarnya dan mengabaikannya begitu saja.
"Ciiit ciiit …." teriak si burung abu-abu kecil di tanah. Karena ia terlalu takut, ia langsung menutupi kepalanya dengan sayapnya yang sudah telanjang.
"…."
Sima You Yue benar-benar mau bilang, 'Kalau kau sangat takut mati, kenapa kau berani-beraninya menantang kilat kesengsaraan perubahan wujud?'
"Sudahlah, jangan menatapku seolah-olah sebentar lagi kau akan mati. Kalau kau tidak mengerahkan energi rohmu untuk melawan kilat itu, kau benar-benar akan mati!" teriaknya.
"Ciiit, aku takut …." Si burung abu-abu kecil merintih kesakitan.
"Aku sudah membuat kesepakatan dengan Awan Roh kalau kilat kesengsaraanmu ini tidak akan membunuhmu. Namun, kalau kau terus begini, aku tidak bisa membantumu," kata Sima You Yue. "Kau pikir saja sendiri bagaimana cara melewati ini semua!"
Mendengar perkataan Sima You Yue, si burung abu-abu kecil mengumpulkan keyakinan dalam hatinya, memandang awan kesengsaraan, dan dengan berani berkata, "Kalau begitu, akan kucoba."
Setelah itu, ia coba mengerahkan kekuatan dalam tubuhnya dan menyerang sambaran kilat kesengsaraan.
Melihat penampilan si burung abu-abu kecil, Binatang-Binatang Roh di Gunung Anggrek Atavistis terkagum-kagum.
"Bos benar-benar luar biasa! Bertarung langsung melawan kilat kesengsaraan!"
"Ya!"
"Kapan kita bisa punya kekuatan macam itu?"
"Hahaha, kalau kau iri melihat Bos, berlatihlah dengan keras!"
Sekarang, semua Binatang Roh Gunung Anggrek Atavistis pun jadi terdorong. Pada hari-hari berikutnya, orang-orang yang ada di Gunung Anggrek Atavistis jarang melihat Binatang Roh neraka karena para Binatang Roh neraka jadi bersembunyi dan berkultivasi dengan rajin.
Orang-orang yang datang ke Gunung Anggrek Atavistis untuk berburu harta karun juga tertarik melihat kilat kesengsaraan tersebut. Mereka datang ke sana satu per satu.
"Kenapa Binatang Roh Sakti itu memilih untuk berubah wujud? Apa ia seyakin itu bisa selamat dari kilat kesengsaraan?"
"Mungkinkah itu karena harta karun?"
"Apa hubungan antara kilat kesengsaraan perubahan wujud dengan harta karun? Kita sudah lama sekali ada di sini, tetapi tetap tidak mendapatkan apa-apa. Bahkan tidak ada Binatang Roh yang berharga. Kupikir sebaiknya kita pulang secepat mungkin. Tak akan ada untungnya."
"Untuk apa buru-buru? Kenapa tidak menunggu sampai kilat kesengsaraan ini selesai? Aku mau lihat apakah Binatang Roh Sakti itu berhasil melewati kilat kesengsaraan!"
"Masuk akal!"
Mu Kai En, Cao Cheng An dan yang lainnya bertemu. Melihat Mu Kai En dan Tetua Guang, Cao Cheng An bertanya, "Mana Xi'er dan yang lainnya?"
Mu Kai En merasa malu sejenak, lalu menjawab, "Kami diserang tiga Binatang Roh Ilahi, jadi kami berpisah di tengah-tengah untuk melarikan diri."
Cao Cheng An tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Umumnya, dalam situasi macam itu, peluang mereka untuk bertahan hidup lebih tinggi kalau mereka melarikan diri secara terpisah.
"Aku tidak tahu Binatang Roh Sakti mana yang berubah wujud." Mu Kai En melihat ke arah kilat kesengsaraan. "Aku tidak tahu bagaimana keadaan Dik Yuan dan yang lainnya sekarang."
"Seharusnya mereka baik-baik saja." Mu Kai En merasa malu mendengar Cao Cheng An bilang begitu.
"Ayo pergi. Ayo kita lihat Binatang Roh Sakti itu melewati kilat kesengsaraan!" ajak Cao Cheng An.
"Jangan. Kalau terjadi sesuatu, kita tidak akan sempat melarikan diri," tolak Mu Kai En. "Kita tidak bawa pengawal."
Cao Cheng An mempertimbangkannya sejenak, lalu akhirnya menyerah.
Sementara itu, di arah Kota Kecemerlangan Abadi, semua kekuatan dikejutkan oleh fenomena yang terjadi di Gunung Anggrek Atavistis sehingga banyak orang bergegas ke sana.
Tak lama kemudian Murong Hui dan para ketua klan dari beberapa klan tiba di Gunung Anggrek Atavistis. Mereka melihat sekelompok orang, tetapi karena tidak melihat generasi muda klan mereka, mereka pun menghubungi generasi muda mereka satu per satu.
Murong Hui, Ketua Klan Xiao, Ketua Klan Gongzi menemukan Xiao Ruo Bai dan Gongzi Yuan bersama-sama. Melihat mereka berdua, Ketua Klan Xiao dan Ketua Klan Gongzi merasa lega. Namun, melihat Binatang Roh Ilahi dan si burung hitam besar, mereka dengan panik mengeluh dalam hati.
Untungnya, tidak terjadi apa-apa pada Xiao Ruo Bai dan Gongzi Yuan. Kalau sampai terjadi sesuatu, bagaimana mereka akan menjelaskannya pada klan mereka!
"Mana Xi'er?" tanya Murong Hui ketika ia tidak melihat Sima You Yue.
"Xi'er, dia …." Gongzi Yuan dan Xiao Ruo Bai berhenti bicara.
"Kenapa dia?" Hati Murong Hui berdebar. Mungkinkah terjadi sesuatu padanya lagi? Siapa pelakunya?
Xiao Ruo Bai menunjuk ke area kilat kesengsaraan, lalu menjawab, "Dia di dalam sana."
"Dia di dalam area kilat kesengsaraan?" Murong Hui tidak percaya. "Kenapa dia bisa ada di sana?"
Apa Sima You Yue tidak tahu bagaimana cara melarikan diri saat terjadi kilat kesengsaraan?
Gongzi Yuan menatap si burung hitam besar, lalu menceritakan tentang bagaimana mereka dikejar oleh tiga Binatang Roh Ilahi dan apa yang terjadi setelahnya. Kemudian, ia menjelaskan tentang Sima You Yue yang naik seorang diri ke puncak gunung.
"Paman Hui, jangan khawatir dahulu. Dari tadi kami perhatikan, kilat kesengsaraan selalu menyambar Binatang Roh Sakti. Seharusnya Xi'er baik-baik saja sekarang," hibur Xiao Ruo Bai.
"Bagaimana mungkin? Bukankah dia juga dikurung oleh kilat kesengsaraan?" tanya Ketua Klan Xiao dengan terkejut.
"Kami tidak tahu, tetapi kami sudah perhatikan dengan saksama. Dari tadi kilatnya hanya menyambar Binatang Roh Sakti saja," jawab Gongzi Yuan.
"Penguasa Kota, kalau begitu, jangan terlalu khawatir. Kita tunggu saja," kata Ketua Klan Gongzi.
"Yah, aku cuma bisa menunggu." Murong Hui memandang awan kesengsaraan. Mereka hanya bisa menunggu di situ dan tidak bisa bergerak. Karena setiap kali ada yang ikut masuk ke area kilat kesengsaraan pasti akan semakin melukai orang-orang yang ada di dalam.
Meskipun Awan Roh bilang kilat kesengsaraan tersebut tidak akan terlalu menakutkan, kilat kesengsaraan tetap berlangsung selama lebih dari setengah jam. Setelah mengingatkan Sima You Yue untuk tidak mengingkari janjinya, ia pun pergi.
Ketika Sima You Yue diingatkan lagi, ia tertawa dengan tak berdaya. Awan Roh pasti akan benar-benar mengawasinya kali ini.
"Ughhh …."
Tampak sebuah sinar cahaya hitam. Sima You Yue pun berbalik dan melihat si burung abu-abu kecil, yang telah botak, sedang diselimuti oleh cahaya hitam.
Si burung abu-abu kecil, setelah melalui seluruh kilat kesengsaraan tadi, akhirnya ia mendapatkan apa yang ia inginkan.
"Xi'er!" Terdengar suara Murong Hui yang sedikit cemas dan khawatir. Sima You Yue menoleh ke belakang dan melihat Murong Hui dan yang lainnya sedang bergegas ke arahnya.
"Ayah." Sima You Yue menghadap sambil memeluk Ungu Kecil. "Kenapa kalian ada di sini?"
"Aku datang karena kudengar ada pergerakan di sini." Murong Hui memeriksa kondisi Sima You Yue dengan saksama. "Apa kau baik-baik saja?"
Melihat kekhawatiran di mata Murong Hui, Sima You Yue tahu kalau Murong Hui mungkin memikirkan putrinya karena penampilan mereka yang serupa.
"Ayah, aku baik-baik saja." Ia tersenyum.
"Apa kau benar-benar baik-baik saja?" Murong Hui tidak percaya. Bagaimana mungkin orang yang mengalami kilat kesengsaraan bisa baik-baik saja? Ia membawa Sima You Yue mendekat supaya ia bisa memeriksanya baik-baik. Namun, ia benar-benar tidak menemukan sedikit pun bekas luka di tubuh Sima You Yue.