Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Pohon Jiwa



Pohon Jiwa

3Melihat Binatang Roh tersebut, akhirnya Sima You Yue mengerti kenapa semua orang itu mati di situ.     

Dalam hati ia menilai kekuatannya versus kekuatan lawannya. Peluang ia bisa menang … nol.     

Namun, setelah melirik Qing Yi yang ada di sampingnya, ia berhasil mengendalikan anggota tubuhnya yang sebenarnya mau langsung melarikan diri. Qing Yi-lah yang masih paling kuat di situ.     

Namun, pihak lain tidak langsung coba membunuh mereka seperti yang ia duga. Sebaliknya, Binatang Roh tersebut menatap mereka bertiga untuk waktu yang lama, lalu berkata, "Tuanku mengundang kalian."     

Setelah bicara, ia berbalik dan dengan anggun … berjalan pergi.     

Sima You Yue dan Tujuh Kecil bertukar pandang. Mereka berkedip dengan bingung, lalu berjalan mengikuti Binatang Roh tersebut.     

Melihat tingkah mereka berdua, Qing Yi menggeleng dengan tak berdaya, lalu mengikuti mereka juga.     

Si Binatang Roh membawa mereka sangat jauh ke dalam. Sima You Yue bisa merasakan ada aura beberapa Binatang Roh dalam perjalanan ke situ. Mereka bahkan sangat kuat. Aura tersebut menekan rombongan Sima You Yue begitu mereka memasuki wilayah para Binatang Roh, terus sampai mereka pergi. Kalau bukan karena si Binatang Roh yang mengantar mereka, mungkin para Binatang Roh itu sudah menyerbu keluar.     

"Apa semua Binatang Roh ini punya Paviliun Bijaksana?" tanya Tujuh Kecil. "Kalau memang ya, ini akan jadi masalah."     

Dalam hati, Sima You Yue tahu kalau akhirnya ia akan bertarung melawan Paviliun Bijaksana karena Paviliun Bijaksana telah ikut campur dalam terlalu banyak peristiwa yang melibatkan pemusnahan Klan Ximen. Terlebih, Lembah Tertinggi telah memusnahkan Klan Zong Zheng dan Istana Yin Yang. Ia juga telah bertindak melawan kepentingan Paviliun Bijaksana, dan yang terpenting ia telah merebut martabat Paviliun Bijaksana. Melihat sifat Paviliun Bijaksana, mereka tidak akan pernah mau membiarkannya begitu saja dan pasti akan mencari peluang untuk balas dendam. Selain itu, kalau mereka sampai tahu fakta bahwa Sima You Yue-lah Master Roh lengkap yang mereka cari, mereka pasti akan membunuhnya.     

Kalau para Binatang Roh tersebut memang punya Paviliun Bijaksana, itu pasti akan sangat bermasalah baginya karena mereka jelas-jelas lawan yang tangguh!     

Mendengar pertanyaan Tujuh Kecil, si Binatang Roh yang berjalan di depan mencibir. "Di dunia ini, selain Tuan, siapa yang bisa membuat kami mau membentuk persekutuan?"     

Nada itu menunjukkan penghinaan total terhadap Paviliun Bijaksana.     

Sima You Yue mengerucutkan bibirnya. Dalam hati, ia bertanya-tanya, kalau begitu apa yang mereka lakukan dengan Paviliun Bijaksana sekarang?     

Setelah berjalan untuk waktu yang lama, ia mengira mereka belum benar-benar pergi sejauh itu, tetapi kemudian ia sadar kalau mereka sudah cukup jauh dari Paviliun Bijaksana.     

Ia teringat betapa santainya si Binatang Roh berjalan sebelumnya. Langkahnya juga tampak sangat sederhana. Setiap langkahnya penuh perhitungan. Ia terkejut dan diam-diam membatin, "Langkah Terbang!"     

"Kita sudah sampai, ayo masuk."     

Sima You Yue tidak tahu mereka berjalan ke mana. Ia melangkah maju dan merasa seolah-olah ia telah masuk ke dalam hutan. Ia merasa jauh lebih nyaman.     

"Ini … kekuatan jiwa." Merasakan aura yang melayang di langit, Qing Yi tahu siapa itu.     

Tujuh Kecil juga memikirkan hal yang sama. Ia menarik tangan Sima You Yue, lalu berteriak dengan penuh semangat, "Yue Yue, Yue Yue, aku tahu siapa dia! Benda-benda di udara ini sangat berkhasiat, kau harus menyerapnya lebih banyak. Waktu kita pulang, kita harus menipunya untuk ikut pergi bersama kita. Dengan begitu, kita akan dapat banyak keuntungan!"     

Sima You Yue sangat terkejut. "Apa dia sekuat itu?"     

"Apa kau tahu apa ini? Ini Pohon Jiwa yang Qing Yi sebutkan sebelumnya! Kalau kau bisa menyerap esensnya, ini akan sangat berkhasiat untuk meningkatkan kekuatan jiwamu!" Tujuh Kecil menarik napas dalam-dalam. "Inilah aura yang dia lepaskan. Tidakkah kau merasa sangat nyaman setelah menghirupnya?"     

Sima You Yue tercengang. Ternyata itu sebuah pohon dewa yang setenar Pohon Kehidupan.     

"Hahaha, bocah ini. Sudah bertahun-tahun berlalu, tetapi kau masih sama saja." Terdengar sebuah suara tetua di samping mereka. Seolah-olah orang yang bicara tersebut berdiri tepat di samping mereka.     

"Kakek Putih, Kakek Putih!" Tujuh Kecil melepaskan tangan Sima You Yue dan melompat dengan penuh semangat.     

"Tetua Putih." Qing Yi juga menyapanya dengan hormat.     

Pohon Jiwa bahkan lebih tua daripada Pohon Kehidupan!     

"Qing Yi, akhirnya kau jadi Pohon Kehidupan sejati sekarang." Tetua Putih terdengar bersemangat. "Aku tak mengira kita akan tetap hidup sampai hari ini."     

"Kakek Putih, kau di mana!" Tujuh Kecil memanyunkan kecilnya karena ia tidak bisa melihat Pohon Jiwa.     

Secercah sinar cahaya putih mengelilingi mereka, dan mereka langsung muncul di tempat yang lain.     

Tubuhnya berbeda dari tubuh Qing Yi yang besar. Sima You Yue hanya melihat sebuah tunggul pohon yang tua. Lingkarnya hanya selebar beberapa orang, dan tingginya hanya beberapa meter. Di atasnya ada beberapa daun putih.     

"Kakek Putih, kenapa kau jadi begini!" Melihat Pohon Jiwa, mata Tujuh Kecil pun memerah. Ia berlari untuk menopang dahan-dahan Pohon Jiwa, menyentuh dedaunan putih tersebut dengan hati-hati. Air matanya perlahan menetes.     

"Hahaha, jangan sedih." Sebuah tunas yang lembut tumbuh dari cabang Pohon Jiwa, menangkup wajah Tujuh Kecil dengan lembut.     

"Kakek Putih, bagaimana mungkin kau bisa jadi begini? Di mana puncak pohonmu yang luas? Cabang-cabangmu!" Hati Tujuh Kecil hancur. Ia pikir ia bisa berkumpul lagi dengan teman-teman lama, tetapi ia tidak menyangka kalau ternyata kondisi Pohon Jiwa separah itu.     

"Nak, jangan menangis. Masih hidup dan masih bisa bertemu lagi adalah sesuatu yang harus kita rayakan," hibur Pohon Jiwa.     

"Tetua Putih, bagaimana kabarmu …." Qing Yi berjalan mendekat dan menyentuh kerutan Pohon Jiwa. Suaranya agak serak.     

"Qing Yi, kau sudah dewasa."     

Qing Yi berkedip, menahan air matanya sambil bertanya, "Tetua Putih, apa yang terjadi? Kenapa kau bisa sampai begini?"     

"Huh …." Pohon Jiwa mengembuskan napas panjang. Tiba-tiba, ia merasa kalau aura Tujuh Kecil tampak. Ada segumpal aliran energi yang dengan lembut melewati tubuhnya. "Kau membuat kontrak dengan manusia?"     

"Ya." Tujuh Kecil mengangguk. Ia menunjuk Sima You Yue, lalu berkata, "Ini master kontrakku."     

"Bagaimana bisa kau membuat kontrak dengan manusia? Apa kau dipaksa?"     

"Tidak, Kakek Putih. Yue Yue melakukannya untuk menyelamatkanku." Tujuh Kecil pun menceritakan semua yang telah terjadi. Dengan Qing Yi sebagai saksi, Pohon Jiwa tidak mempersulit Sima You Yue.     

Namun, Sima You Yue masih merasakan aliran energi yang memasuki kesadarannya. Ia melihat kejadian pada hari ketika ia membentuk kontrak dengan Tujuh Kecil, serta bagaimana mereka berinteraksi seperti biasa. Energi tersebut ditarik kembali dengan cepat.     

"Lumayan. Jarang ada manusia sepertimu."     

Tujuh Kecil meraih cabang Pohon Jiwa, lalu bertanya, "Kakek Putih, kau belum memberi tahu kami bagaimana kau bisa jadi begini! Bagaimana kau bisa sampai seperti ini! Apa Paviliun Bijaksana melakukan sesuatu padamu?"     

"Tidak banyak." Pohon Jiwa tidak mau banyak bicara tentang itu.     

Qing Yi memasukkan energinya jauh ke dalam tanah, lalu berteriak, "Kau telah dikurung!"     

"Apa? Dikurung? Kakek Putih, bagaimana mungkin kau bisa dikurung di sini? Apa Paviliun Bijaksana yang mengurungmu?" Tujuh Kecil langsung melompat. "Aku baru tahu betapa brengseknya Paviliun Bijaksana! Tak kusangka mereka ternyata berani menyakitimu!"     

Melihat reaksi Qing Yi dan Tujuh Kecil yang sedemikian rupa, Sima You Yue bertanya, "Ada apa?"     

Tujuh Kecil langsung berlari kembali ke sisi Sima You Yue, lalu menarik tangannya sambil berkata, "Yue Yue, selamatkan Kakek Putih! Kondisi Kakek Putih sangat menyedihkan!"     

Sima You Yue mengelus tangan Tujuh Kecil, lalu menjawab, "Untuk apa kau masih memohon-mohon padaku? Namun, bukannya kau harus memberitahuku dahulu tentang apa yang sebenarnya terjadi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.