Ia Benar-Benar Ahli yang Hebat!
Ia Benar-Benar Ahli yang Hebat!
"Siapa kau? Bagaimana kau bisa tahu cara menyempurnakan racun jenis ini?!"
"Racun Seratus Cacing Tumbuhan. Tidak terlalu sulit membuatnya. Master Agung Ji, kau tidak perlu sekaget itu, kan?" kata Sima You Yue. "Perihal aku siapa, Master Agung Ji, kau tidak perlu mengkhawatirkan itu. Aku tidak punya masalah denganmu, aku hanya ingin melakukan pertukaran."
Master Agung Ji sudah menebaknya, itu tidak di luar dugaan. Ia bertanya, "Pertukaran apa?"
"Kita berdua punya penawar racun Seratus Cacing Tumbuhan kita masing-masing, kenapa tidak kita tukar saja penawar kita?"
"Kau mau penawar racun Seratus Cacing Tumbuhan? Kau salah satu anggota Tuan Muda?" Master Agung Ji langsung paham maksud Sima You Yue.
"Aku bukan salah satu anggota tuan mudamu. Aku baru mengenalnya akhir-akhir ini dan membuat kesepakatan dengannya," jawab Sima You Yue.
"Kau memang suka membuat kesepakatan dengan orang-orang ya," kata Master Agung Ji dengan tajam.
"Terima kasih atas pujianmu."
"…" Master Agung Ji mau berteriak kalau itu bukan pujian!
"Aku tidak punya penawarnya. Ketua Klan sudah mengambilnya," katanya.
"Ketua Klan? Untuk apa dia mau penawarnya?" Sima You Yue agak terkejut.
"Mana kutahu?" Master Agung Ji mendengus dingin.
"Tidak masalah. Karena penawarnya sudah tidak ada, kau sempurnakan lagi penawar yang baru!" kata Sima You Yue. "Aku tahu kau pasti menyimpan resepnya."
Master Agung Ji langsung mau bilang kalau ia tidak punya resepnya, tetapi ia tahu kalau tidak ada gunanya ia bilang begitu pada pihak lawan.
"Aku tidak punya banyak ramuan sebanyak itu," katanya. "Jenis penawar itu membutuhkan banyak sekali bahan ramuan. Ketua Klan tahu betul. Kalau aku menggunakan bahan ramuan klan, Ketua Klan pasti tahu. Kurasa kau tidak mau dia sampai tahu, kan?"
"Tidak masalah. Aku punya bahan ramuan," kata Sima You Yue. "Coba kulihat resepmu. Aku tahu harus bagaimana."
Memberikan resepnya? Master Agung Ji tidak mau.
"Pertimbangkan dengan bijak." Sima You Yue tidak memaksa Master Agung Ji. Ia justru bangkit berdiri dan berjalan mengitari rumah. Melihat racun dan esens yang terletak di sisi meja, ia pun tertawa.
Tadi Master Agung Ji pusing gara-gara ini? Pantas saja Master Agung Ji tampak sangat marah waktu ia pertama kali masuk ke situ.
Ia menyalakan bola api, mengecilkan apinya di bawah sebuah tungku, lalu mengambil bahan ramuan di atas meja dan melemparkannya ke dalam tungku.
"Apa yang kau lakukan?!" teriak Master Agung Ji.
Apa Sima You Yue tahu betapa berharga dan sulitnya memperoleh bahan ramuan itu? Bagaimana mungkin Sima You Yue bisa dengan santainya ….
Tak lama kemudian, kemarahannya berubah jadi keterkejutan. Sekarang ia mengerti kalau Sima You Yue bukannya membakar bahan ramuan tersebut, karena cairan yang pekat mulai mengalir keluar dari akar bahan ramuannya.
Sima You Yue menyempurnakannya?
Mengetahui hal itu, ia pun kembali tenang dan memperhatikan Sima You Yue menyempurnakan bahan ramuannya.
Sima You Yue tidak memedulikan Master Agung Ji. Ia memusatkan seluruh perhatiannya untuk menyempurnakan bahan ramuan tersebut. Tak lama kemudian, bahan ramuan itu berubah menjadi cairan zamrud dan menyisakan setumpuk sampah.
Ia dengan santai mengambil botol giok dari meja dan menyimpan esens tersebut dengan baik. Kemudian, dengan lambaian tangannya, nyala api dan sisa sampah tadi pun sirna.
"Mana, aku mau lihat!" Master Agung Ji berlari mendekat dan langsung menyambar botol giok tersebut. Melihat esens zamrud yang ada di dalam, yang mengandung hasil berkali-kali lipat lebih banyak daripada miliknya, ia menatap Sima You Yue dengan penuh semangat. "Bagaimana kau bisa melakukannya?"
"Begitu saja. Mudah saja," jawab Sima You Yue dengan percaya diri.
Master Agung Ji ingin bertanya pada Sima You Yue bagaimana mungkin itu mudah saja. Namun, mengingat bagaimana Sima You Yue bisa melakukannya dengan sangat mudah, mungkin bagi Sima You Yue itu memang benar-benar mudah.
Ia tidak menyangka kalau nona kecil tersebut ternyata sangat ahli walaupun masih semuda itu! Sebelum ini, ia bahkan menebak kalau racun Seratus Cacing Tumbuhan bukanlah racun yang Sima You Yue sempurnakan sendiri. Namun, setelah melalui pengalaman tersebut, ia menyadari kalau Sima You Yue benar-benar ahli dalam racun.
"Nona Kecil, kalau kau mau mengatakan sesuatu, kita bisa merundingkannya baik-baik. Kau mau penawarku, itu bukannya tidak mungkin. Namun, kau harus memberitahuku bagaimana kau bisa melakukan ini. Tidak, kau harus tetap di sini dan membahas tentang racun bersamaku!" kata Master Agung Ji dengan penuh semangat.
Sima You Yue menatap Master Agung Ji dengan bingung. Master Agung Ji berubah terlalu cepat, kan?
"Kau tadi bilang Ketua Klan sudah mengambil penawarnya," katanya.
"Kalau penawarnya tidak ada, kita bisa menyempurnakannya lagi."
"Kau bilang kau tidak punya bahan ramuannya."
"Kita selalu bisa mengumpulkan bahan ramuannya lagi."
"Kau bilang Ketua Klan tahu tentang penawarnya, jadi kau pasti ketahuan kalau kau memakai bahan ramuan milik klan."
"Aku masih punya banyak ramuan, hanya kurang beberapa bahan yang penting. Kalau aku hanya mengambil beberapa bahan ramuan itu, aku bisa beralasan aku sedang meneliti racun lain kalau sampai Ketua Klan datang untuk menanyaiku."
"…."
Sima You Yue menatap Master Agung Ji, ingin memberitahunya kalau kata-katanya benar-benar palsu.
Master Agung Ji mengeluarkan resep untuk racun Seratus Cacing Tumbuhan dan berkata, "Ini daftar seratus tumbuhan dan serangga yang kugunakan. Kau pasti tahu betapa tulusnya aku setelah membaca ini."
Sima You Yue mengambil daftar tersebut dan memeriksanya. Ia sudah bisa menebak sebagian besar serangga dan tumbuhan beracun yang Master Agung Ji gunakan dan itu mirip dengan yang tertulis di resep, jadi ia tahu kalau resep tersebut asli.
Melihatnya tidak mengatakan apa-apa, Master Agung Ji berkata, "Aku bersumpah memang inilah resepnya."
Sima You Yue menyerahkan resep itu kembali pada Master Agung Ji, lalu berkata, "Aku bisa membahas tentang racun bersamamu, tetapi selama beberapa hari aku di sini, kau tidak boleh memberi tahu siapa pun tentang identitasku. Aku juga tidak akan memberikan penawarku padamu sampai aku pergi."
"Kapan kau akan pergi?"
"Aku akan pergi setelah menonton pertandinganmu di klan. Tenang saja, racun itu tidak akan langsung merenggut nyawamu. Kau harus menunggu agak lama sampai itu terjadi," jawab Sima You Yue.
"Kau pergi secepat itu?! Tidak bisakah kau tinggal lebih lama lagi?" teriak Master Agung Ji.
Melihat Master Agung Ji menatapnya dengan enggan, Sima You Yue tercengang. "Aku masih punya banyak urusan yang harus kulakukan. Namun, aku pasti akan mengajarimu cara menyempurnakan dalam beberapa hari ini."
"Baiklah, kalau begitu."
Master Agung Ji setuju dengan enggan.
Sima You Yue berjalan mendekati si bocah yang sebelumnya. Si bocah pingsan saat tadi ia melakukan gerakan pertamanya. Ia mengeluarkan beberapa obat dan melambaikannya di bawah hidung si bocah. Si bocah perlahan sadar kembali.
"Guru, apa yang terjadi?" Si bocah masih agak linglung.
"Tidak ada apa-apa. Ada sesuatu yang mau kubicarakan dengannya, jadi lanjutkan pekerjaanmu. Jangan bicara sepatah kata pun tentang apa yang terjadi hari ini dengan siapa pun. Kau tidak boleh memberi tahu siapa pun kalau ada orang lain di pelataran ini," perintah Master Agung Ji.
Si bocah sedikit bingung, tetapi ia tidak berani melanggar perintah gurunya.Jadi, ia dengan patuh turun ke bawah.
Kata-kata Guru memang selalu benar.
"Nona You Yue, begini, sekarang kita bisa …." Master Agung Ji benar-benar ingin Sima You Yue mengajarinya sekarang, tetapi melihat bagaimana situasinya, mungkin itu tidak akan terjadi.
"Untuk apa kau melihatku? Kau tidak punya bahan ramuannya lagi. Kalaupun aku menjelaskan caranya padamu, itu tidak akan berhasil kalau kau tidak mempraktikkannya," kata Sima You Yue.
"Aku akan langsung pergi ke balai bahan ramuan sekarang untuk mengambil bahan ramuan yang masih kurang. Aku juga akan mengambil beberapa bahan ramuan yang tadi," kata Master Agung Ji sambil berjalan pergi.
Sima You Yue tetap tinggal di pelataran, meminta si bocah untuk membantunya memilih kamar tidur. Begitu si bocah pergi, ia melepaskan Lebah Merah Tua-nya.
Meskipun ia yakin kalau Master Agung Ji tidak akan menyakitinya, sebaiknya ia selalu siaga.
Tepat saat itu, Lebah Merah Tua yang ia tinggalkan bersama Mi Er mengirim kabar kalau Tuan Muda Kedua Tao telah kembali.
Ia menyuruh mereka menyembunyikan diri dan berjaga-jaga. Ia sangat ingin tahu bagaimana Mi Er akan menghadapi Tuan Muda Kedua Tao.