Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Bertemu Kaisar Qing Dao Lagi



Bertemu Kaisar Qing Dao Lagi

2Sima You Yue melihat cahaya bersinar dari dalam peti, dan cahaya tersebut menyelimuti dirinya seperti sebelumnya.     

Namun, kali ini, bukannya diseret ke dalam peti sepertinya tadi, lelaki itu justru tetap berdiri di situ.     

"Warisan! Warisan!" Kekecewaan dan kemarahan si lelaki telah berubah menjadi kegembiraan.     

Ia memanyunkan bibirnya mendengar kata-kata si lelaki.     

Keinginan si lelaki akan warisan benar-benar telah membuatnya gila! Bagaimana mungkin sinar cahaya tersebut berarti warisan! Sima You Yue merasa bahaya yang nyata.     

Namun, si lelaki tidak merasa demikian. Ia memejamkan mata, ingin menerima warisan. Namun, tak lama kemudian, Sima You Yue melihat alis si lelaki berkerut rapat dan tubuhnya mulai terguncang. Si lelaki tidak langsung ambruk hanya karena ia memegang peti mati.     

"Aaah!"     

Sebelum Sima You Yue bisa memahami apa yang sedang terjadi, berbagai garis cahaya melesat keluar dari dalam tubuh si lelaki. Meskipun ia tidak berdarah, peristiwa tersebut menimbulkan kesan yang sangat aneh.     

Beberapa saat kemudian, si lelaki ambruk ke tanah. Ia terus memegang separuh bagian Tombak Berkapak Langit di tangannya. Tak lama setelah ia jatuh ke tanah, seberkas cahaya terbang keluar dari dalam tubuhnya, mengelilingi tutup peti mati dan terbang kembali.     

"Bum!"     

Tutup peti mati mendarat dengan kuat di peti mati dan seluruh ruangan berubah sunyi. Kalau bukan karena ada mayat yang tergeletak di tanah, seolah-olah sama sekali tidak ada yang terjadi.     

Tidak ada darah atau luka. Si lelaki yang nyaris mencapai peringkat Mulia mati begitu saja tanpa suara.     

Sima You Yue mau tidak mau memaki, seolah-olah ia tiba-tiba memikirkan sesuatu.     

Jelas-jelas ia merasakan sinar cahaya tersebut menyelimutinya sebelumnya. Tubuhnya tidak mungkin berubah jadi seperti itu, kan?     

Kalau itu memang benar-benar terjadi, tak peduli bagaimanapun ia menyesalinya, semuanya sia-sia!     

"Hehehe -"     

Tiba-tiba terdengar ledakan tawa. Suaranya terdengar familier, tetapi tawa tersebut justru membuatnya meningkatkan kesadaran roh-nya.     

"Siapa kau?" Ia melihat ke sekelilingnya dengan waspada.     

"Kau bertanya siapa aku?" Orang itu tidak menunjukkan diri.     

Mata Sima You Yue membelalak karena ia tiba-tiba memikirkan sesuatu. "Kaisar Qing Dao?"     

Pemandangan di depan matanya berubah. Ia tadi masih berdiri di ruang batu, tetapi sekarang ia sudah berdiri di dataran es yang luas.     

Siluet hitam tersebut sangat menarik perhatian di tengah salju.     

Meskipun ia hanya pernah melihat siluet itu dua kali, sekilas pandang ia langsung bisa mengenalinya. Orang tersebut Kaisar Qing Dao.     

Ia berjalan mendekat dan berhenti ketika mereka berjarak sekitar sepuluh meter. Ketika orang itu berbalik, ia melihat kalau orang tersebut benar-benar Kaisar Qing Dao, yang telah ia lihat dua kali sebelumnya.     

"Kaisar, ternyata memang kau." Ia masih agak bingung. Bagaimana mungkin Kaisar Qing Dao bisa ada di sini? Apakah dia masih hidup?     

"Apa kau pikir aku bisa hidup selama itu?" Kaisar Qing Dao tertawa setelah menebak pikiran Sima You Yue.     

Sima You Yue tertawa dengan malu-malu. "Bukankah kabarnya umur seorang Kaisar tidak terbatas?"     

"Toh seorang Kaisar tidak mahakuasa." Nada suara Kaisar Qing Dao terdengar sedih, seolah-olah ia memikirkan sesuatu.     

Sima You Yue juga tahu kalau para Kaisar tidak mahakuasa. Kalau tidak, mengapa Feng Ru Yan bisa jatuh sakit untuk waktu yang lama, dan nyaris layu bagaikan bunga?     

"Kaisar, apakah ini jejak kesadaran ilahi-mu?"     

Kaisar Qing Dao berhenti merenung. Ia menatap Sima You Yue, lalu bertanya, "Di mana kau melihatku sebelumnya? Bagaimana kau bisa mendapatkan Tombak Berkapak Langit?"     

Di mana ia melihat Kaisar Qing Dao sebelumnya? Memangnya Kaisar Qing Dao tidak ingat?     

"Dahulu aku membeli Tombak Berkapak Langit di pelelangan. Aku bertemu denganmu untuk pertama kalinya di Menara Langit. Aku juga bertemu dengan jejak kesadaran ilahimu di sana. Pertemuan kita yang kedua, aku jelas sedang bermeditasi waktu aku melihat siluetmu. Seharusnya itu hanya ilusi," jawab Sima You Yue.     

"Karena kau berhasil mencapai Menara Langit, itu membuktikan kalau kau berbakat," kata Kaisar Qing Dao dengan tenang. Ia jelas sedang memujinya, tetapi Sima You Yue merasa hal itu aneh.     

"Apa kau tidak tahu kalau kita pernah bertemu sebelumnya?"     

Kaisar Qing Dao menggeleng. "Yang kau temui sebelumnya hanyalah jejak kesadaran ilahiku. Itu sudah meninggalkan tubuhku, jadi aku tidak bisa merasakannya."     

Pantas saja Kaisar Qing Dao menatap Sima You Yue seolah-olah ia orang asing.     

"Kalau begitu, kau sekarang …."     

"Ini hanyalah sisa jiwaku. Aku meninggalkannya di makamku," kata Kaisar Qing Dao dengan sedih. "Sekarang aku bukanlah apa-apa."     

"Jadi, maksudmu makam ini benar-benar makammu?" tanya Sima You Yue dengan kaget.     

"Ya dan tidak." Melihat raut wajah Sima You Yue yang tampak bingung, Kaisar Qing Dao tertawa. Lalu, ia menjelaskan, "Anggap saja makam ini seperti kelinci licik yang punya tiga liang."     

Sima You Yue memanyunkan bibirnya. Apa maksudnya? Siapa yang punya waktu luang sebanyak itu sampai-sampai mereka bisa membuat begitu banyak makam untuk diri mereka sendiri?     

"Ah -" Ia menepuk dahinya sambil menatap Kaisar Qing Dao, lalu bertanya, "Apa aku juga sudah mati?"     

"Tidak. Ini hanya ilusi yang kubuat."     

"Bagaimana mungkin? Kulihat lelaki itu mati hanya dalam beberapa detik setelah ia diselimuti oleh sinar cahaya itu. Dia hampir mencapai kekuatan seorang Kaisar, sementara aku hanya berperingkat Mulia. Kalau dia tidak bisa menghadapi sinar tadi, bagaimana mungkin aku bisa?!" Sima You Yue merasa seolah-olah ia seharusnya sudah pasti mati.     

"Kau berbeda darinya," jawab Kaisar Qing Dao. "Kau punya sesuatu yang tidak dia miliki."     

"Aku punya sesuatu yang tidak dia miliki? Apa itu?"     

"Tubuhmu mengandung aura yang kutinggalkan," jelas Kaisar Qing Dao. "Kalau tidak, warisan yang kutinggalkan pasti akan jadi racun yang mematikan bagi orang macam dia."     

Sima You Yue teringat saat ia ada di Menara Langit. Saat itu, siluet Kaisar Qing Dao menghilang, lalu berubah menjadi tiupan aura dan memasuki tubuhnya.     

Apakah aura itu telah menyelamatkan hidupnya sekarang?     

Tunggu. Warisan? Benar-benar ada warisan?     

"Maksudmu sinar cahaya itulah warisanmu?"     

"Ya."     

Sima You Yue memanyunkan bibirnya. Waktu ia mendengar laki-laki tadi dengan bersemangat berteriak minta warisan sebelumnya, ia bahkan bilang kalau lelaki itu bodoh karena meyakini bahwa cahaya itulah warisan Kaisar Qing Dao. Ia tidak menyangka kalau ternyata sinar cahaya tersebut memang benar-benar warisan Kaisar Qing Dao!     

Bukankah itu berarti ia idiot?     

Tidak mungkin ia mau mengaku kalau ia idiot!     

Maka dari itu, ia memutuskan untuk melupakan gagasannya yang sebelumnya, mengubah topik pembicaraan, dan bertanya, "Warisanmu itu warisan apa? Kenapa orang harus punya auramu dahulu supaya tidak mati setelah menerimanya? Bagaimana kalau orang macam itu tidak pernah datang? Bukankah itu berarti tidak akan ada yang menerima warisanmu?" Walaupun si lelaki yang masuk ke makam tadi tidak punya aura Kaisar Qing Dao, seharusnya Kaisar Qing Dao tidak membunuh si lelaki. Paling tidak, Kaisar Qing Dao bisa membiarkannya pulang dengan tangan hampa.     

"Aku tidak pernah punya murid atau keluarga. Jadi, warisanku tentu seharusnya didapatkan oleh orang yang memang punya hubungan denganku. Orang-orang itu datang ke makamku dan mengganggu peristirahatan abadiku. Tentu saja aku akan mengambil nyawa mereka." Kaisar Qing Dao tidak merasa kalau apa yang ia lakukan tersebut salah. Atau harus dikatakan bahwa, ketika ia menetapkan aturan tersebut sebagai syaratnya, ia tidak merasa kalau ia melakukan sesuatu yang salah.     

Sima You Yue merasa sepertinya ia tidak akan bisa menghadapi orang yang sudah mati selama lebih dari puluhan ribu tahun. Fakta kalau Kaisar Qing Dao telah meninggalkan sisa jiwanya seperti itu sangat bermanfaat. Kalau tidak demikian, ia tidak akan bisa mengalami hal tersebut semudah itu.     

"Warisan yang kutinggalkan di sini berkaitan dengan pemahaman. Asal kau bisa memahami ini, kau jadi bisa lebih cepat memahami Hukum Langit. Hah?" Seolah-olah merasakan sesuatu, siluet Kaisar Qing Dao pun melintas. Ia berlari ke hadapan Sima You Yue.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.