Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Empat Pengambil Keputusan Agung



Empat Pengambil Keputusan Agung

3Tiga hari sebelumnya.     

Tepat ketika Sima You Yue dan Di Wu melompat turun dari tembok kota, di pusat daerah terlarang, ada sekelompok orang yang sedang berkumpul di sebuah alun-alun besar.     

Alun-alun ini berbeda dari alun-alun lainnya. Ada pilar-pilar batu hitam setinggi delapan puluh satu meter yang mengelilingi alun-alun tersebut. Empat pilar menjulang di empat sudut alun-alun, yang masing-masing terukir dengan berbagai Binatang Roh kuno. Di tengah alun-alun tidak berdiri sebuah batu yang kuat, melainkan sebuah kolam raksasa.     

Saat ini, cairan yang mirip dengan air tersebut bergerak dengan gelisah. Ada sebuah riak berbentuk setengah lingkaran di permukaan kolam. Cairan tersebut mengelilingi kolam, tidak membiarkannya tumpah.     

Perhatian semua orang yang ada di alun-alun terpusat pada gerakan di kolam. Wajah mereka memancarkan kekhawatiran.     

"Kenapa Wu Man belum datang juga?" gerutu seorang tetua dengan suara pelan pada dua orang di sampingnya.     

Tetua ini diangkat sebagai salah satu ketua klan di Klan Zhang. Ia bernama Zhang Hao, yang pertama dari empat pengambil keputusan agung di Kota Hantu saat ini.     

Di sampingnya merupakan dua pengambil keputusan lainnya. Salah satunya adalah pengambil keputusan dari kota bagian timur, Luo Qi, dan Meng Sha. Luo Qi tingginya lebih dari dua meter, jauh lebih tinggi dari kebanyakan orang. Ditambah lagi dengan kumisnya, penampilannya benar-benar tampak seperti orang barbar.     

Sementara yang satunya, Meng Sha, terlihat jauh lebih lemah lembut. Hanya saja matanya terlalu dingin, seolah-olah ia bisa membekukan siapa pun yang ia lihat sampai mati hanya dengan sekilas pandang.     

"Zhang Hao, Wu Man kan datang dari kota bagian utara, jadi dia membutuhkan lebih banyak waktu," jawab Luo Qi.     

"Apakah dia masih mengelola Kota Hantu dengan sepenuh hati?" tanya Meng Sha dengan dingin. "Aku khawatir dia tidak lagi peduli apakah kota ini hidup atau mati. Dia mungkin berpikir kalau laki-laki dan perempuan semuanya sama."     

"Meng Sha, menurutku sebaiknya kau sama sekali tidak usah membuka mulutmu kapan pun juga." Seorang gadis yang memesona tiba-tiba muncul dan menatap Meng Sha dengan dingin.     

Gadis tersebut mengenakan rok merah menyala yang belahannya mengiris sampai ke pahanya. Tampak ada sebuah kipas berwarna merah di tangannya. Bahkan bulu matanya pun berwarna merah.     

Ia melirik semua orang, membuat mereka semua terpesona.     

"Aku minta maaf sekali. Mulutku ini memang suka mengatakan yang sebenarnya," kata Meng Sha. "Kami semua sudah di sini dan hanya kau yang belum datang. Sulit bagi kami semua untuk tidak berpikir demikian."     

"Akan tiba hari di mana aku akan meracunimu dan membuatmu bisu," kata Wu Man.     

"Baiklah, sekarang sudah jam berapa? Kalian justru berdiri di sini dan bertengkar." Zhang Hao menghentikan pertengkaran mereka berdua.     

Kalau ini waktu yang biasa, ia akan membiarkan mereka lanjut bertengkar. Namun, situasinya sekarang berbeda. Ini bukan waktu yang tepat untuk membiarkan mereka terus beradu mulut.     

Wu Man mendekat ke samping kolam, menyaksikan cairan yang terus menyerang penghalang tanpa henti. Sedikit cairan tersebut bahkan berhasil menembus penghalang, berubah menjadi sekepul asap hitam dan ingin terus pergi keluar, tetapi ditiup oleh ayunan kipas Wu Man sampai lenyap.     

"Kenapa cairan ini tiba-tiba berubah jadi segelisah ini? Bahkan cairan ini tumbuh jadi jauh lebih kuat." Wu Man dengan santai mengayunkan kipasnya, setiap gerakannya sangat memikat. Bahkan penampilannya yang tampak kebingungan pun sangat menarik.     

"Kami menduga ini mungkin karena Gunung Senja," jawab Zhang Hao. "Sejak hal itu terjadi, gerakannya di sini semakin meningkat."     

Tangan Wu Man yang mengayunkan kipas, terhenti dengan ragu-ragu sejenak. Namun, ia langsung menguasai diri dan berkata, "Ada hubungan yang kuat antara tempat ini dan Gunung Senja. Wajar kalau keduanya saling memengaruhi."     

"Sepertinya tak lama lagi segel ini akan dibuka. Aku khawatir segel ini tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi," kata Luo Qi.     

"Apakah kita sudah memberi tahu Penguasa Kota?"     

"Kita tidak bisa menghubungi Penguasa Kota. Tidak ada orang yang bisa memasuki tempat itu," jawab Meng Sha.     

"Kalau Penguasa Kota tidak kembali, aku khawatir segel ini tidak akan bisa lagi menahannya," kata Zhang Hao.     

"Kekuatannya terus tumbuh selama ini. Orang-orang yang berjaga di sini bilang kalau kekuatannya baru-baru ini semakin meningkat karena sesuatu, dan cairan ini telah tumbuh jauh lebih kuat dengan cepat sekali." Luo Qi menceritakan apa yang ia dengar.     

"Karena kita tidak bisa menghubungi Penguasa Kota, kita hanya bisa menahannya untuk sementara. Setelah itu, kita bisa mencari Penguasa Kota dan membuat ulang segelnya," saran Wu Man.     

"Hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang."     

"Apakah semua orang sudah di sini?"     

"Semua penjaga dari daerah terlarang sudah tiba," jawab Zhang Hao. "Sekarang, kami hanya menunggumu."     

"Kalau begitu, ayo kita mulai."     

"Semuanya, bersiaplah!" Zhang Hao melambaikan tangannya dan semua penjaga pun berdiri membentuk lingkaran di sekitar kolam. Delapan puluh satu orang terbang ke pilar sementara Wu Man dan tiga orang lainnya terbang ke empat pilar yang ada di masing-masing empat arah.     

"Segel!"     

Dengan satu perintah tersebut, mereka semua menuangkan energi roh mereka ke dalam kolam. Energi roh tersebut memperkuat segel pada penghalang. Penghalang yang awalnya goyah kembali kokoh tepat di depan mata mereka.     

"Grrr -"     

Bisa merasakan kalau segel tersebut semakin diperkuat, kekuatan yang ada di dalam kolam mengamuk dengan lebih hebat, seolah-olah mengerahkan tenaganya untuk yang terakhir kali. Penghalang yang awalnya pulih lagi-lagi langsung berubah goyah.     

"Lagi! Kita harus menyegelnya!" kata Zhang Hao kepada mereka semua.     

"Ya!"     

Mereka semua mengaktifkan energi roh mereka lagi, menuangkan lebih banyak energi roh ke dalam segel daripada sebelumnya. Kekuatan mereka mulai menyamai kekuatan yang ada di dalam kolam.     

"Kita tidak akan berhasil, kita tidak akan bisa menekan kekuatan yang di dalam!" kata Luo Qi.     

"Wu Man!" teriak Zhang Hao.     

"Kau mau menindasku?" kutuk Wu Man sambil melemparkan kipas yang ada di tangannya. Kipas anginnya membesar di langit, dan baru berhenti membesar setelah sudah sebesar ukuran kolam.     

Kekuatan yang ada di kolam tampaknya agak takut pada kipas merah tersebut. Saat kipas tersebut berada di tengah udara, pertahanan kekuatan yang ada di kolam sepertinya sangat melemah.     

"Sekarang!" teriak Meng Sha dan mereka semua meningkatkan kekuatan yang mereka tuangkan. Sebagian dimasukkan ke dalam segel, sementara sebagian lagi menyerang bagian dalam kolam secara langsung.     

"Aaangg -"     

Sebuah jeritan yang sedih dan tidak puas terdengar dari dalam, lalu perlahan mereda. Energi yang kacau tersebut juga perlahan kembali normal.     

"Bubar!"     

Atas perintah Zhang Hao, mereka semua perlahan berhenti melepaskan energi roh. Hanya dengan demikianlah tidak ada yang terluka.     

Namun, mereka semua kelelahan. Meskipun barusan mereka tidak harus menggunakan energi roh mereka untuk waktu yang lama, hanya sekitar satu jam, mereka semua merasa energi roh mereka telah terkuras habis.     

"Semuanya, ayo makan beberapa pil untuk menambah energi kita," kata Zhang Hao.     

Semua penjaga punya pil penambah energi. Mereka memakan pil tersebut, lalu duduk dan beristirahat untuk memulihkan energi roh mereka.     

Wu Man melambaikan tangannya dan kipasnya kembali ke ukuran aslinya yang kecil, lalu terbang kembali ke tangannya.     

Meskipun kali ini mereka berhasil menekan kekuatan yang ada di dalam kolam, raut wajah mereka tidak tampak sepenuhnya tenang.     

"Meskipun kita bisa menekan mereka untuk sementara, kita tidak benar-benar tahu apakah kekuatan itu memang sudah mereda," kata Luo Qi.     

"Bisa kurasakan kalau dia belum sepenuhnya menyerah. Meskipun dia sedang istirahat sekarang, kalau dia menyerang lagi, aku khawatir kita akan menghadapi perlawanan yang lebih besar," kata Wu Man dengan cemas.     

"Aku juga bisa merasakannya," timpal Meng Sha. "Karena itu, kita belum bisa meninggalkan tempat ini selama dua hari lagi. Supaya dia tidak menyerang secara tiba-tiba."     

"Hanya ini yang bisa kita lakukan sekarang. Kalau dia tiba-tiba keluar dari segel, kita mungkin tidak akan berdaya melawannya. Seluruh kota dan penduduknya pasti akan dia telan."     

"Kalau begitu, apakah sebaiknya kita memberi tahu mereka sebelum itu terjadi atau tidak? Supaya mereka bisa menghindari itu semua," tanya Luo Qi.     

"Bagaimana mungkin kita bisa memberi tahu mereka? Begitu mereka tahu, suasana pasti langsung gempar," jawab Zhang Hao dengan dingin.     

"Aku setuju. Kita harus terus mengamatinya. Kalau keadaan benar-benar berubah jadi berbahaya, belum terlambat bagi kita untuk memberi tahu mereka," kata Meng Sha.     

Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang menduga kalau situasinya akan berubah begitu cepat dan tidak akan ada waktu untuk bereaksi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.