Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Membawanya ke Daerah Terlarang



Membawanya ke Daerah Terlarang

2Si Yue tertawa dengan malu-malu. "Jangan bilang begitu. Aku tidak akan merepotkanmu. Aku hanya mau melihat apa yang akan kau lakukan."     

Sima You Yue memutar matanya ke arah Si Yue. Hanya dengan melihat He Bo saja jelas kalau kata-katamu tidak bisa dipercaya.     

"Aku berterima kasih sekali kau tidak mengungkapkan identitasku. Namun, aku benar-benar harus melakukan sesuatu."     

"Yakinlah, aku berjanji, aku tidak akan memberitahukan urusanmu kepada orang lain." Si Yue menepuk dadanya sendiri.     

"Kau berjanji? Kurasa bahkan kau sendiri pun tidak akan percaya dengan janjimu," kata Sima You Yue.     

"Hehehe, itu tidak benar. Aku benar-benar bisa dipercaya. Kalau aku sudah berjanji tidak akan menyebarkannya, maka aku sungguh-sungguh tidak akan menyebarkannya," tegas Si Yue.     

Sima You Yue sebenarnya mau bilang kalau mereka belum saling mengenal satu sama lain. Namun, kenyataan kalau ia telah menggunakan identitas Si Yue merupakan kesalahannya sendiri. Kalau ia bilang begitu pada Si Yue, pasti akan ada akibatnya. Karena ia belum bisa meninggalkan kota sekarang, itu benar-benar akan ….     

"Kau sungguh mau pergi bersamaku?"     

"Mm, kalau nanti menurutku urusanmu itu tidak menyenangkan, aku akan pergi, dan tetap meminjamkan identitasku padamu. Bagaimana, lumayan, kan?" Si Yue menatap Sima You Yue seolah-olah ia tidak sedang memanfaatkan Sima You Yue.     

"Memang lumayan," jawab Sima You Yue. "Namun, kalau kau benar-benar mau ikut denganku, kau harus mematuhiku. Kalau kau tidak bisa melakukan itu, maka sebaiknya kau secepatnya pergi dari sini."     

"Dik, kau kejam sekali. Bagaimana mungkin kau bisa semudah ini bilang begitu? Itu membuat hati kakakmu ini sakit, tahu. Inikah kamarmu? Mulai sekarang, kita akan tinggal bersama." Si Yue masuk ke dalam kamar Sima You Yue. Dengan demikian, berarti ia menyetujui persyaratan Sima You Yue.     

Di Wu dan Mu Si menatap Sima You Yue. Apakah ia benar-benar setuju membiarkan Si Yue mengikuti mereka?     

Ia mengangkat bahu dengan tak berdaya. "Apa menurut kalian aku bisa mengusirnya?"     

"Um …."     

Setelah bercakap-cakap sepanjang malam, mereka sudah memahami sifat Si Yue dengan lebih baik. Si Yue mudah bergaul kalau keinginannya terpenuhi. Kalau tidak, ia akan membuat orang lain tahu betapa biadabnya dirinya sebenarnya.     

"Namun, kalau dia ikut, bukankah dia akan merepotkan kita?" tanya Di Wu.     

"Kuharap tidak," jawab Sima You Yue.     

Ia benar-benar tidak tahu bagaimana harus menghadapi ketidakpastian yang menimpanya tersebut. Namun, ia selalu bertindak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Ia tidak akan berlembut hati kalau nanti Si Yue ternyata menimbulkan masalah.     

Tidak peduli apa pun yang terjadi, itu tidak boleh memengaruhinya dalam menyelamatkan ayahnya!     

"Baiklah. Mu Si, kau sudah bergadang semalaman. Makanlah sesuatu, lalu beristirahatlah."     

Sima You Yue memasakkan sarapan yang sederhana. Hidung Si Yue lebih tajam daripada hidung Di Wu, jadi ia langsung keluar begitu mencium aroma yang lezat.     

"Wah, tak kusangka ternyata ada sarapan." Si Yue sengaja langsung duduk di depan meja. Ia melihat sarapan yang sederhana tetapi bernutrisi tersebut. "Mu Mu Kecil, kau sungguh beruntung. Ada orang yang menjadikan kaldu untuk cuci tangan."     

"Pergi sana, jangan asal omong!" Sima You Yue memutar matanya ke arah Si Yue. Bagaimana mungkin Si Yue bisa berbicara tentang menjadikan kaldu untuk cuci tangan?     

"Hehehe. Dik, kau punya banyak waktu luang ya, kau tetap sempat memasak pagi-pagi begini," komentar Si Yue.     

"Mu Mu Kecil masih dalam tahap pertumbuhan, jadi dia harus makan tiga kali sehari," kata Sima You Yue.     

"Kau mau apa setelah makan?" tanya Si Yue.     

"Membiarkan Mu Si beristirahat. Aku mau jalan-jalan berkeliling." Sima You Yue duduk setelah selesai memasak.     

"Aku akan mengajakmu berkeliling. Aku sudah lama ada di kota bagian selatan, dan sudah cukup paham." Si Yu menawarkan diri sebagai pemandu wisata.     

Sima You Yue menatap Si Yue dengan curiga. Orang itu mau menjadi pemandunya? Baik hati sekali.     

"Jangan menatapku seperti itu," kata Si Yue. "Aku hanya penasaran terhadap urusanmu. Kalau kau memang mau pergi, aku lebih mengenal tempat ini, jadi aku bisa memandumu."     

"Terserahmu-lah," kata Sima You Yue.     

"Kalau begitu, ayo."     

Setelah sarapan, Mu Si beristirahat, sementara Sima You Yue dan yang lainnya pergi keluar. Sima You Yue dan Si Yue berjalan di depan, diikuti oleh He Bo dan Di Wu.     

Sepertinya Si Yue juga tidak berbohong. Ia memang cukup mengenal kota bagian selatan, setidaknya lebih paham daripada Sima You Yue yang baru saja tiba. Namun, dibandingkan dengan Mu Si yang sudah tinggal di sana sejak ia masih kecil, Si Yue kalah jauh.     

Setelah mereka berjalan-jalan sebentar, Si Yue tiba-tiba berkata dengan misterius, "Aku akan membawamu ke suatu tempat."     

"Ke mana?"     

"Nanti kau juga tahu waktu kita sampai," jawab Si Yue.     

Sima You Yue mengikuti Si Yue ke tempat misterius tersebut. Semakin jauh ia berjalan, semakin ia merasa kalau bangunan di depannya tampak sangat familier.     

Akhirnya, ia mengenali tempat tersebut.     

"Kenapa kau membawaku ke daerah terlarang?"     

"Kau tahu tentang daerah terlarang?" tanya Si Yue. "Kudengar ada harta karun di sini, jadi kuajak kau ke sini. Bukannya kau bilang kau bertemu Mu Si dekat daerah terlarang, jadi sekarang mereka menutup kota? Mungkin kita bisa mencari tahu apa alasannya di sini, dan aku bisa membantumu meninggalkan kota lebih awal."     

"Sebenarnya, aku agak bingung. Kenapa orang-orang jadi dilarang keluar gara-gara peristiwa di daerah terlarang?" tanya Sima You Yue.     

"Kudengar salah satu anggota klanku juga bilang begitu," jawab Si Yue. "Sepertinya ada garis kehidupan yang mempengaruhi keberadaan seluruh Kota Hantu di daerah terlarang. Kalau garis kehidupan itu rusak, Kota Hantu mungkin tidak akan ada lagi."     

"Sepenting itu?!" Sima You Yue terkejut. Ia mengira itu adalah daerah terlarang biasa karena mengandung harta karun.     

"Iya. Aku tidak tahu apa yang terjadi selama beberapa dekade terakhir. Sepertinya selalu ada saja peristiwa yang terjadi di daerah terlarang. Ayahku dan yang lainnya sudah beberapa kali datang ke sini," jawab Si Yue.     

"Lalu, apakah kau tahu apa yang terjadi?" tanya Sima You Yue. "Namun, bukankah Kota Hantu ini melayang di udara? Kan, tidak ada apa-apa di bawah!"     

"Itu qi[1]," jawab Si Yue. "Karena dukungan qi, Kota Hantu bisa tercipta. Kuduga, garis kehidupan itu akan memengaruhi qi kota ini. Aneh, semuanya baik-baik saja sebelumnya. Bagaimana mungkin akhir-akhir ini bisa banyak sekali peristiwa yang terjadi?"     

"Toh, nanti kau juga tahu begitu menyelidikinya," jawab Sima You Yue.     

"Aku yang akan menyelidikinya? Kau tidak ikut pergi denganku?"     

"Ada banyak hal yang masih harus kuurus," tolak Sima You Yue. "Selain itu, Kota Hantu tidak ada hubungannya denganku. Aku tidak mau mengambil risiko dengan pergi ke tempat macam ini."     

Ia ingin pulang.     

Ia datang ke situ dengan tujuan untuk mencari ayahnya. Kalau ia terlibat dalam hal-hal semacam itu, bisa-bisa ia kehilangan kesempatannya.     

"Apa kau sama sekali tidak penasaran?" tanya Si Yue.     

"Rasa penasaran muncul tergantung situasi," jawab Sima You Yue. "Apa kau pernah mendengar pepatah 'rasa penasaran-lah yang akan membunuhmu'?"     

"Jangan bilang begitu," bujuk Si Yue. "Kita kan masih hidup, kalau kita tidak penasaran tentang apa pun, apalah artinya hidup?"     

"Kalau kau masih tertarik dengan tempat ini setelah aku menyelesaikan urusanku, aku akan menemanimu nanti," kata Sima You Yue.     

Tiba-tiba ia merasakan suatu gerakan di alam kecil. Ketika ia memeriksanya, ternyata si pembantu kecil-lah penyebabnya.     

[1] sebuah konsep dasar budaya Tionghoa. Qi dipercayai sebagai bagian dari semua makhluk hidup, semacam "kekuatan hidup" atau "kekuatan spiritual". Kata ini sering kali diterjemahkan sebagai "aliran energi" atau secara harafiah sebagai "udara" atau "napas".     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.