Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Kakek dan Nenek



Kakek dan Nenek

3Meskipun kata-kata Sima You Yue menunjukkan rasa jijik, raut wajahnya sangat lembut.     

"Aku suka aromamu." Wu Lingyu sama sekali tidak menganggap tingkahnya itu memalukan.     

"Kalau bawahanmu melihat kau begini, nama baik yang sudah kau bangun selama ratusan ribu tahun akan hancur dalam sekejap. Hei, nama baik yang baru saja kau bangun akhir-akhir ini juga akan langsung hangus."     

Sima You Yue menggoda Wu Lingyu sambil mengulurkan tangan untuk menjentik dahi Wu Lingyu.     

Wu Lingyu duduk tegak dan memegang tangan Sima You Yue. Dalam sekejap, ia sudah menarik Sima You Yue ke dalam pelukannya.     

Sima You Yue dengan nyaman duduk di pangkuan Wu Lingyu dan bersandar ke tubuhnya, bertumpu padanya. Wu Lingyu memeluk Sima You Yue dan menyandarkan kepala Sima You Yue di pundaknya.     

"You You."     

"Hmm?" Sima You Yue menunggu sebentar. Melihat kalau Wu Lingyu tidak lanjut berbicara, ia menengadah dan menatap Wu Lingyu, lalu bertanya, "Ada apa?"     

"Tidak apa-apa."     

"Tumben." Sima You Yue memain-mainkan jemari Wu Lingyu. "Apakah kau khawatir karena akan bertemu dengan kakek dan nenekku atau karena kepergian kita ke Kota Hantu nanti?"     

"Kalau memungkinkan, aku benar-benar berharap kau tidak perlu pergi ke Kota Hantu. Terlalu berbahaya di sana," jawab Wu Lingyu. "Namun, aku juga tahu aku tidak mungkin menghentikanmu sekarang."     

Sima You Yue berbalik dan meletakkan kedua tangannya di pundak Wu Lingyu, lalu berkata, "Tidak peduli apa pun yang hendak kulakukan di masa lalu, kau tidak pernah sekhawatir ini. Ada apa?"     

"Kota Hantu. Manusia tidak bisa begitu saja berkeliaran di situ," jawab Wu Lingyu. "Aku merasa aku akan tertidur lelap lagi dan kehilangan semua energiku. Kalau kau berada di sana, bagaimana kalau aku tidak bisa melindungimu?"     

Namun, perhatian Sima You Yue tidak lagi tertuju pada kekhawatiran Wu Lingyu. Ia langsung meraih tangan Wu Lingyu dan memeriksanya, lalu bertanya, "Apakah sebelumnya kau pingsan gara-gara kita di tanah abadi?"     

Wu Lingyu terdiam agak lama. Sima You Yue dengan cerdik memperhatikan mata Wu Lingyu, lalu bertanya, "Kau bahkan pingsan di tengah-tengah perjalanan?!"     

Wu Lingyu menarik tangannya, lalu menjawab, "Jangan khawatir. Itu hanya sekali dua kali."     

"Tidak." Sima You Yue meraih tangan Wu Lingyu lagi, memeriksanya dengan cermat.     

"Kapan aku pernah berbohong padamu? Benar-benar hanya satu atau dua kali." Wu Lingyu menatap Sima You Yue seolah-olah ia terkejut sambil tertawa.     

"Aku bukan bilang kalau itu tidak benar," kata Sima You Yue. "Menurut logika, setelah tertidur lelap, jiwamu seharusnya menyatu dengan lebih baik. Namun, kenapa jiwamu tampak lebih lemah daripada saat terakhir kali aku memeriksa denyut nadimu?"     

"Hanya sedikit lebih lemah. Kau bahkan menyadarinya. Kemampuan pengobatanmu memang terlalu hebat," kata Wu Lingyu.     

Sima You Yue menggunakan kedua tangannya untuk meremas wajah Wu Lingyu, tidak membiarkan Wu Lingyu bergerak. Dengan raut wajah serius, ia bertanya, "Jangan main-main denganku. Katakan padaku. Kapan ini mulai terjadi?"     

"Dua tahun setelah aku pergi ke Alam Iblis," jawab Wu Lingyu dengan jujur.     

"Apa yang terjadi saat kau pergi ke Alam Iblis?"     

"Sebenarnya tidak ada apa-apa. Hanya pembunuhan, perkelahian, dan perekrutan kecil-kecilan, hal-hal semacam itu."     

"Kau melukai jiwamu saat itu," kata Sima You Yue. "Atau maksudmu jiwamu membuatmu terluka, sehingga pada akhirnya, jiwamu juga yang terluka."     

Semakin banyak Sima You Yue berbicara, ia menjadi semakin gelisah. Tangannya yang mencengkeram Wu Lingyu bergetar, dan matanya dipenuhi dengan rasa bersalah.     

Wu Lingyu melingkarkan satu tangannya di pinggang Sima You Yue dan tangan lainnya membelai wajah Sima You Yue dengan lembut, lalu berkata, "Tidak ada masalah. Jangan salahkan dirimu. Aku baik-baik saja."     

"Kalau bukan karena kau mengambil inisiatif untuk memutuskan kontrak denganku, bagaimana mungkin kau bisa …." Mata Sima You Yue memerah.     

"Kalau aku membiarkanmu terluka saat itu, aku akan membenci diriku sendiri seumur hidup," kata Wu Lingyu. "Bagaimanapun, membiarkan perempuan melukai dirinya sendiri demi kepentingan si lelaki bukanlah sesuatu yang layak dilakukan oleh lelaki sejati."     

Namun, perkataan tersebut sama sekali tidak berguna bagi Sima You Yue. Selain menyalahkan dirinya sendiri, ia mencoba mengingat apakah ia pernah menemukan kasus serupa sewaktu ia mempelajari buku-buku pengobatan sebelumnya.     

Dengan tangan yang melingkar di pinggang Sima You Yue, Wu Lingyu menarik Sima You Yue dan mengembalikan perhatian Sima You Yue kembali padanya. Ia menangkap bibir Sima You Yue dan menggigitnya dengan pelan, seolah-olah itu hukuman atas ketidakpatuhan Sima You Yue.     

Namun, begitu Wu Lingyu mendekati bibir Sima You Yue, ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ia mau semakin mengasari kedua bibir Sima You Yue. Hanya dengan membiarkan dirinya masuk lebih dalam barulah ia bisa menenangkan dirinya untuk sementara.     

"Mmfph … ada yang datang …." Sima You Yue bisa merasakan seseorang sedang menuju pelataran mereka dan dengan lembut menepuk bahu Wu Lingyu.     

Wu Lingyu melepas bibir Sima You Yue. Saat bibir mereka berpisah, tampak semacam segaris benang tipis yang tertinggal.     

"Aku benar-benar mau menghukummu!"     

Wu Lingyu menundukkan kepalanya untuk bertumpu di dahi Sima You Yue, suaranya serak karena ia berbisik.     

Sima You Yue memukul pundak Wu Lingyu dan bangkit berdiri dari pangkuan Wu Lingyu, lalu berkata, "Sudah, sudah. Ada orang yang benar-benar menuju ke sini."     

Wu Lingyu meraih tangan Sima You Yue, membiarkan Sima You Yue duduk kembali di kursinya. Teh di atas meja juga sudah dingin.     

Sima You Yue melambaikan tangannya dan satu set perangkat teh yang ada di atas meja langsung menghilang, diganti dengan satu set perangkat teh yang baru.     

Saat Sima You Yue sedang merebus air, Sima Zhi Yuan membawa masuk seorang lelaki dan perempuan yang tidak dikenal. Begitu mereka melihat Sima You Yue, keduanya berjalan mendekat dengan lebih cepat.     

"Sepertinya kakek dan nenekmu sudah datang. Apakah kau mau aku pergi?" tanya Wu Lingyu.     

"Tidak perlu. Toh, kau juga harus bertemu dengan mereka," kata Sima You Yue.     

"Ketua Klan, apakah ini anak Xuan'er?" Perempuan tersebut berhenti di depan Sima You Yue dan menatap Sima You Yue dengan terharu. Ia tampak bingung, lalu berkata, "Nak, aku nenekmu."     

"Ne- nenek …." Sima You Yue tanpa sadar melirik Sima Zhi Yuan. Melihat kalau Sima Zhi Yuan tidak menyangkalnya, ia tahu kalau mereka memang kakek dan neneknya.     

"You Yue, anakku." Huang Ying Ying melangkah maju dan memeluk Sima You Yue. Butuh waktu lama sampai ia melepaskan Sima You Yue. Ia menyentuh wajah Sima You Yue dan bibirnya bergetar, lalu berkata, "Meskipun kau sangat mirip dengan ibumu, kau juga mirip dengan ayahmu."     

Sima You Yue langsung tersentuh melihat kehangatan di mata Huang Ying Ying. Selama ini, sebagian besar orang yang ada di sisinya adalah laki-laki, dan meskipun ia punya Bibi Ketiga Du dan yang lainnya, mereka bukanlah keluarga kandungnya. Setelah bertemu dengan Huang Ying Ying, rasanya benar-benar berbeda.     

"You Yue, ini kakekmu." Huang Ying Ying menarik sosok Sima Xiu Qi, yang sekali pun belum membuka mulutnya sejak ia berjalan masuk, dan Sima Zhi Yuan memperkenalkan mereka.     

Sima You Yue menatap Sima Xiu Qi, kakek kandungnya. Penampilan Sima Xiu Qi sangat menarik. Ia belum pernah bertemu dengan kedua orang tuanya, jadi ia tidak tahu seperti apa penampilan kedua orang tuanya, tetapi Sima Xiu Qi memang tampak agak mirip dengan Sima Zhi Yuan.     

Namun, Sima Xiu Qi tampak jauh lebih serius daripada kakek buyutnya. Tidak ada senyum yang lebar di wajahnya. Kalau bukan karena kegembiraan langka yang terpancar dari matanya, Sima You Yue pasti bertanya-tanya apakah ia sedang kesal pada Sima You Yue atau tidak.     

"Kakek," sapa Sima You Yue.     

"Jangan pasang tampang muram begitu. Kau justru menakuti You Yue."     

Satu-satunya yang berani mengkritik Sima Xiu Qi hanyalah ayahnya sendiri. Memperhatikan kalau Sima You Yue memang tampak agak takut, raut wajah Sima Xiu Qi pun menghangat dan ia sedikit tersenyum, lalu berkata, "Syukurlah akhirnya kita bisa bertemu."     

Sima Xiu Qi benar-benar berbicara layaknya seorang tetua!     

Sima You Yue menarik Wu Lingyu, lalu berkata, "Kakek, Nenek, izinkan aku memperkenalkan kalian. Ini saudara seniorku, Wu Lingyu, Putra Suci Paviliun Bijaksana. Juga pacarku."     

Raut wajah Sima Xiu Qi yang awalnya tenang sekarang tampak marah ketika mendengar bagian terakhir kalimat Sima You Yue. Ia memelototi Wu Lingyu dan mengulang dengan perlahan, "Pacar?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.