Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Berita tentang Ayah



Berita tentang Ayah

2Si pembantu kecil tersenyum melihat Sima You Yue yang bersemangat. Ia menjawab, "Ya."     

"Gurumu bilang apa? Di mana ayahku?" tanya Sima You Yue dengan gelisah.     

"Nona You Yue, tenanglah. Guruku bilang dia akan memberitahumu ketika semua orang sudah ada di sini." Sikap acuh tak acuh si pembantu kecil benar-benar mirip dengan gurunya.     

"Bukankah ini urusan pribadiku? Kenapa aku harus menunggu semua orang untuk berkumpul?" tanya Sima You Yue dengan bingung.     

"Guruku bilang, karena kau sudah terlalu banyak berkorban untuk kami, kami juga harus membalas budi. Awalnya, kami hanya akan memberitahumu informasi tentang ayahmu, tetapi sekarang kami akan membantumu menyelamatkan ayahmu. Jadi, kami akan pergi bersamamu," jawab si pembantu kecil.     

"Kukira kalian tidak boleh ikut campur dalam masalah ini? Kalau kalian ikut bergabung, bukankah itu justru akan membahayakan kalian?" tanya Sima You Yue dengan khawatir.     

"Nona You Yue, Guru bilang karena kau sudah mengubah masa depanku, kalau kami tidak membalas budi, aku tidak akan bisa menghilangkan karmanya. Itu akan menghalangi perkembanganku di masa depan," jawab si pembantu kecil. "Dan Guru juga sudah meramalkannya untukku. Hanya ada sesuatu yang menakutkan, tetapi bukan kemalangan. Aku tidak akan mati."     

Sima You Yue merasa lega mendengar jawaban si pembantu kecil. Lalu ia bertanya, "Orang yang kau bilang harus kita tunggu itu, siapa mereka?"     

"Salah satunya aku, yang satu lagi sudah di sini, dan yang satunya lagi sedang dalam perjalanan. Tak lama lagi ia akan tiba," jawab si pembantu kecil.     

"Salah satunya sudah ada di sini? Siapa?"     

"Anggota Klan Hantu yang ada di pelataran belakangmu," jawab si pembantu kecil.     

"Di Wu? Kenapa dia harus ikut dengan kita?" tanya Sima You Yue dengan kaget.     

"Guru bilang, dia akan sangat berguna saat kita pergi ke sana," jawab si pembantu kecil.     

Sima You Yue mempertimbangkan hal tersebut dalam hati. Sepertinya kedatangan Di Wu bukanlah suatu kebetulan.     

"Lalu, siapa satunya lagi?" tanya Sima You Yue.     

"Satunya lagi adalah teman lamamu. Guru mengutus seseorang untuk menemuinya, dia sudah setuju untuk ikut membantu," jawab si pembantu kecil.     

"Teman lamaku? Siapa?" Sima You Yue memikirkannya. Bukankah teman lamanya hanyalah Qin Mo dan Mo Ketiga?     

"Tentu saja aku orangnya." Terdengar suara Mo Ketiga datang dari luar, diikuti oleh bayangan berandal yang masuk ke dalam ruangan.     

"Mo Ketiga, ternyata kau!" Sima You Yue menatap Mo Ketiga dengan raut wajah yang memancarkan keterkejutan yang menyenangkan.     

"Tentu saja." Mo Ketiga berjalan mendekat, menepuk pundak Sima You Yue, lalu berkata, "Bagaimana mungkin aku tidak datang saat kau ada masalah?"     

"Hehehe, terima kasih." Sima You Yue meninju dada Mo Ketiga. Ia berbalik dan bertanya pada si pembantu kecil, "Namun, kenapa dia harus ikut dengan kita?"     

"Guru bilang, dia yang terbaik dalam bidang pencarian roh. Dengan kehadirannya, dia bisa menjamin kalau ayahmu akan selamat," jawab si pembantu kecil.     

"Pencarian Roh? Aku juga bisa melakukannya!"     

"Karena Guru sudah bilang begitu, dia pasti punya alasannya sendiri," kata si pembantu kecil.     

"Baiklah. Lalu, kenapa Di Wu harus ikut dengan kita?" tanya Sima You Yue.     

"Di Wu-lah yang bisa membawa kita pergi ke tempat itu."     

"Ayahku ada di Alam Hantu?"     

"Semacam itu," jawab si pembantu kecil. "Kau tahu kan kalau ada tempat di mana Alam Hantu bersinggungan dengan dunia manusia?"     

Sima You Yue mengerutkan kening. Kenapa sepertinya ia tidak pernah mendengar tentang tempat itu sebelumnya?     

"Kota Hantu?" tanya Mo Ketiga.     

"Ya."     

"Bukankah tempat itu hanyalah sebuah mitos?"     

"Tidak, kota itu benar-benar ada," jawab si pembantu kecil. "Karena kota itu tidak terletak di dunia kita, kita manusia tidak tahu tentang keberadaan tempat itu."     

"Kalau begitu, di mana tepatnya letak Kota Hantu?"     

"Persimpangan antara dunia manusia dan Alam Hantu," jawab si pembantu kecil. "Aku tidak tahu di mana tepatnya."     

"Kau tadi sudah bilang begitu," kata Mo Ketiga. "Lalu, di mana sebenarnya letak persimpangan antara dunia manusia dan Alam Hantu?"     

"Aku juga tidak tahu." Si pembantu kecil mengangkat bahunya dengan wajah polos.     

"…."     

"Kau kan seorang peramal, Yin Lin itu gurumu, bagaimana mungkin kau tidak tahu tempat itu ada di mana" Mo Ketiga menatap si pembantu kecil.     

"Guru tidak bilang tempatnya ada di mana. Dia bilang hanya anggota Klan Hantu yang tahu," jawab si pembantu kecil.     

"Kalau begitu, bawa anggota Klan Hantu itu kemari dan tanyai dia!"     

"Tunggu." Sima You Yue menghentikan Mo Ketiga dan si pembantu kecil. "Sejak kapan dunia manusia dan Alam Hantu bersinggungan? Kupikir roh manusia yang mati akan langsung menuju ke Alam Hantu begitu mereka mati, tetapi penghuni Alam Hantu tidak bisa datang kemari? Kalau ada persimpangan, kenapa peristiwa di Kota Timur yang Adil tempo hari bisa sampai terjadi?"     

"Meskipun Kota Hantu adalah persimpangan antara Alam Hantu dan dunia manusia, kalau kau mau keluar dari sana, itu lebih sulit daripada mencapai langit. Klan Hantu pasti lebih memilih keluar lewat Kota Timur yang Adil daripada keluar melalui Kota Hantu," jelas Mo Ketiga.     

"Kenapa?" Kenapa anggota Klan Hantu lebih memilih menggunakan cara demikian ketika ada jalan yang memang tepat untuk dilalui?     

"Kilat kesengsaraan terus berjaga-jaga di sana, juga manusia," jawab si pembantu kecil.     

"Oh, pantas saja mereka memilih jalan yang lain," komentar Sima You Yue.     

Anggota Klan Hantu sudah memikirkan cara untuk melewati kilat kesengsaraan, tetapi itu nyaris tidak mungkin dilakukan. Selain itu, kalaupun mereka berhasil melewati kilat kesengsaraan, di sana juga ada manusia yang berjaga-jaga di bagian luar. Kalau para manusia itu melihat ada hantu yang terluka, manusia akan langsung membunuh mereka.     

"Bukannya tidak ada anggota Klan Hantu yang berusaha mencoba melewatinya. Di masa lalu, ada sedikit sekali orang yang mencobanya."     

"Apakah manusia bisa bebas masuk ke sana?" tanya Sima You Yue.     

"Kalau manusia mau pergi ke Alam Hantu melalui tempat itu, mereka tetap harus melewati kilat kesengsaraan," jawab si pembantu kecil. "Namun, hantu terus menggali terowongan untuk masuk ke dunia manusia dari waktu ke waktu, tetapi kalau manusia mau ke Alam Hantu, mereka tinggal lewat saja."     

Tidak peduli siapa pun yang meninggal, roh manusia akan langsung masuk ke Alam Hantu. Namun, kalau ada manusia yang ingin masuk ke Alam Hantu, mereka tinggal pergi menyeberang melalui Kota Hantu.     

"Jadi, Ayah pergi ke Kota Hantu karena ia mau masuk ke Alam Hantu untuk mencari Ibu. Namun, bagaimana dia bisa tahu di mana letak Kota Hantu?" Sima You Yue ragu, tetapi pertanyaan tersebut hanya bisa terjawab ketika ia sudah bertemu dengan ayahnya.     

"Kalau ayahmu benar-benar mau pergi ke Alam Hantu melalui Kota Hantu untuk mencari ibumu, maka mungkin saja dia terjebak di sana," jawab Mo Ketiga. "Kedua pamanmu sudah mencari ayahmu sejak lama. Kalau mereka tidak tahu tentang Kota Hantu, jelas mereka tidak akan bisa menemukan ayahmu."     

"Mungkin saja," kata Sima You Yue. "Ikuti aku. Ayo kita tanya Di Wu di mana letak Kota Hantu. Lalu, kita tanya juga pada kedua pamanku apakah mereka tahu tentang Kota Hantu atau tidak."     

Mereka pun berjalan ke pelataran belakang. Bi Sheng, Feng Kai dan yang lainnya sudah ada di sana, membentuk lingkaran mengelilingi Di Wu. Mereka berjalan berkeliling sambil mengusap dagu mereka, lalu bertanya, "Apakah dia benar-benar anggota Klan Hantu? Bagaimana mungkin aku tidak bisa merasakan sedikit pun aura darinya?"     

Di Wu tersenyum bangga.     

Sima You Yue berjalan mendekat, lalu berkata, "Di Wu, kau bisa tetap tinggal di sini."     

"Benarkah? Nona Muda, kau sudah setuju?" Di Wu menari-nari dengan gembira.     

Ximen Feng dan yang lainnya merasa aneh melihat keputusan Sima You Yue yang tiba-tiba berubah. Kenapa ia mendadak berubah pikiran setelah keluar?     

"Mm, aku setuju," jawabnya. "Namun, aku punya sebuah permintaan."     

"Katakan padaku Nona Muda. Selama kau tidak mengusirku pulang, kau bisa minta apa pun sebanyak yang kau mau."     

"Kalau kau mau ikut denganku, kau harus mematuhiku. Kalau aku bilang satu, kau tidak boleh bilang dua. Kalau aku bilang pergi ke timur, kau tidak boleh pergi ke barat. Kalau aku bilang berhenti, kau tidak boleh lanjut berjalan. Apakah kau bisa melakukannya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.