Cincin Darah yang Misterius
Cincin Darah yang Misterius
"Cairan Jiwa. Ini sangat efektif untuk jiwa dan Energi Mental," jawab Sima You Yue. "Pada saat itu, Mo Sha benar-benar sangat lemah. Aku menggunakan ini untuk membantunya pulih sedikit demi sedikit."
"Sangat efektif!" Wu Lingyu sangat penasaran terhadap Cairan Jiwa. Ia merasa bahwa jiwa Mo Sha sangat kuat ketika ia bertemu dengannya barusan, tetapi tidak mengira bahwa Mo Sha ternyata telah menggunakan Cairan Jiwa untuk memulihkan diri.
"Benar, dia telah mencoba selama beberapa ribu tahun. Bahkan jika jiwanya berhasil bertahan, jiwanya tidak akan mungkin sekuat itu," kata Lelaki Tua Iblis. Kemudian, ia menoleh ke Sima You Yue dan berseri-seri menatapnya, "Murid yang taat, apakah kau memiliki banyak Cairan Jiwa? Berilah aku sedikit juga!"
"Bukankah kau barusan ingin membunuhku karena telah membuat kalian penasaran!" ejek Sima You Yue.
Lelaki Tua Iblis sungguh tidak tahu malu ketika ia menjawab, "Saudara seniormu yang sedang mencari setengah jiwanya selalu menjadi rahasia, tetapi tiba-tiba kau mengatakannya. Aku cuma menduga bahwa kau adalah seseorang yang memiliki Lembah Sepuluh Ribu Bunga yang mendekati kami hanya untuk menyakiti kami. Sekarang aku tahu bahwa kau tidak seperti itu, jadi bukankah kau masih merupakan muridku yang taat?"
"Hmph!" dengus Sima You Yue dan masih menunjukkan wajah yang muram.
"Oh muridku yang taat, tidak perlu begitu perhitungan terhadap Gurumu." Lelaki Tua Iblis sungguh berperilaku dengan centil saat menarik-narik lengan baju Sima You Yue, menyebabkan kedua muridnya merinding geli melihatnya.
"Hmph, Guru, kau harus ganti rugi atas penderitaanku," kata Sima You Yue.
"Tentu, ketika kau pergi ke Lembah Iblis Ilahi, kau dapat mengambil apa pun yang kau inginkan," jawab Lelaki Tua Iblis langsung.
"Kau sudah mengatakannya kemarin. Itu hadiah penerimaan, bukan ganti rugi," kata Sima You Yue.
"Lalu kompensasi apa yang kau inginkan?" Lelaki Tua Iblis mengacak-acak rambut putihnya, lalu bertanya, "Mengapa kau tidak memberitahuku saja apa yang sebenarnya kau inginkan?"
"Bagaimana mungkin aku bisa tahu apa saja yang kau miliki!" Ekspresi Sima You Yue masam.
"Pak tua, mengapa kau tidak berikan saja cincinmu padanya," usul Wu Lingyu dari samping.
"Boleh! Bagaimanapun, itu akan menjadi miliknya juga pada akhirnya, tinggal tunggu waktu," jawab Lelaki Tua Iblis sambil mengangguk.
"Apa gunanya cincin ini?" tanya Sima You Yue.
"Cincin itu bisa memobilisasi sebagian besar kekuatan Lembah Iblis Ilahi," jawab Lelaki Tua Iblis. "Itu simbol otoritas! Itu juga dapat memobilisasi kekuatan di beberapa kota."
"Sekuat itu?!" Sima You Yue menatap Lelaki Tua Iblis, lalu bertanya, "Ini bukan simbol dari Pemilik Lembah Iblis Ilahimu, kan?"
"Tentu saja bukan. Bahkan jika aku ingin memberikannya kepadamu, kau tidak akan bisa memakainya," jawab Lelaki Tua Iblis.
"Kenapa tidak?" Bahkan cincin pun punya persyaratannya sendiri?
"Cincin itu tentu mengandung bahaya tersendiri," jawab Wu Lingyu.
"Lalu di mana cincin yang kau bicarakan itu?" tanya Sima You Yue.
"Yang ini."
Lelaki Tua Iblis mengeluarkan sebuah cincin jempol dan menyerahkannya kepada Sima You Yue, sambil mengatakan, "Ini, coba lihat apakah kau bisa memakainya atau tidak."
Sima You Yue mengambil cincin itu dan mengamatinya. Ada tengkorak yang terukir di atas batu permata Carnelian, dan tengkorak itu memiliki dua titik yang tampak seperti dua tetes darah sebagai bentuk matanya.
"Kenapa benda ini terlihat begitu jahat? Benda ini bukan berasal dari Klan Iblis, kan?" tanya Sima You Yue ketika melihat cincin itu sambil mengangkat kepalanya.
"Balikkan dan lihatlah," jawab Wu Lingyu.
Sima You Yue dengan curiga melakukan apa yang dikatakan kepadanya, kemudian matanya membelalak, lalu berkata, "Cincinnya berubah menjadi seorang peri! Aneh sekali, bagaimana bisa begitu?"
"Tidak perlu penasaran tentang itu," kata Lelaki Tua Iblis. "Cincin ini memilih masternya. Kebanyakan orang tidak bisa memakainya, mengapa kau tidak mencobanya saja?"
"Oh." Sima You Yue mengambil cincin itu dan meletakkannya di ibu jari tangan kanannya. Ia langsung merasakan gelombang aura yang menyegarkan melalui ibu jarinya ke otaknya. Namun, ia tak punya waktu untuk mengatakan bahwa gelombang aura itu terasa enak, karena gelombang aura panas muncul setelahnya.
Gelombang aura panas dan dingin saling bertautan, seolah-olah mereka memperebutkan siapa yang akan mengambil alih tubuh Sima You Yue.
Tiba-tiba, Sima You Yue merasa seolah jiwanya sendiri terbang ke atas lalu mendarat. Lingkungan sekitarnya mulai mundur, dan ia tidak lagi berdiri di gunung pada saat matanya sudah disesuaikan dengan sekitarnya.
"Di mana tempat ini? Eh? Ada gerakan." Sima You Yue merasa seolah-olah ada Kekuatan Spiritual yang bergerak dari jauh dan berencana untuk pergi dan memeriksa apakah ada orang yang bisa ia tanyai mengenai di mana tempat itu, di sepanjang jalan.
Sima You Yue terus berjalan ke depan dan ketika ia merasa kakinya hampir patah barulah ia mencapai bagian depan sebuah gunung besar.
"Tidak ada siapa pun!" gumam Sima You Yue. "Lalu dari mana asal gelombang itu?"
Saat Sima You Yue terus berjalan maju, ia merasakan kesadarannya perlahan memudar.
"Apa yang terjadi? Aku tidak bisa tidur di sini." Sima You Yue segera mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia tidak boleh pingsan, dan dengan paksa menggigit bibirnya sendiri, menggunakan rasa sakit untuk merangsang pikirannya.
"Tadi langitnya jelas masih cerah, mengapa tiba-tiba sekarang jadi gelap?" Suara lelaki yang tajam memotong kebingungan Sima You Yue, seolah menarik busur panah tanpa ada panahnya.
Sima You Yue merasa seolah-olah otaknya yang berantakan menjadi lebih jernih.
"Apa yang benar dan apa yang salah?" Sebuah suara indah terdengar di samping telinganya, dan mengandung sedikit ratapan.
Pikiran Sima You Yue tiba-tiba jernih ketika lingkungan di sekitarnya berganti dan ia mendarat di sepetak salju. Ia melihat sebuah tengkorak dan seorang perempuan cantik berdiri di seberangnya di salju.
"Aku merasa bahwa hal-hal yang benar itu benar," kata tengkorak itu, seolah ia sedang menjawab pertanyaan dari perempuan sebelumnya.
"Dunia hanya menanggapi cahaya dan menghindari kegelapan," ucap perempuan itu juga.
Tiba-tiba, keduanya berbalik untuk menatap Sima You Yue, lalu bertanya, "Menurutmu apa yang benar dan salah? Apa itu terang dan gelap?"
Sima You Yue menatap mereka berdua. Mereka tampak mirip dengan dua titik yang ada di cincinnya. Ketika mereka berbalik untuk menatapnya, ia merasa seolah jiwanya sedang diserang.
"Cepat jawab!" teriak tengkorak itu.
"Kawam, ambil waktumu untuk berpikir." Perempuan itu tersenyum lembut.
Sima You Yue menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Tidak ada yang mutlak benar atau salah di dunia. Untuk setiap situasi, akan ada cara yang berbeda dalam menilai sesuatu. Sederhananya, jika seseorang membunuh keluargamu, kau akan balas dendam dan membunuh orang itu. Bagimu, itu benar. Namun, generasi orang yang kau bunuh nanti akan mengatakan bahwa kau salah."
"Terang dan gelap, mana yang seharusnya ada?" tanya kedua orang dengan serentak, seolah Sima You Yue benar-benar harus memilih satu saja.
"Terang seperti kegelapan sebenarnya saling bergantung satu sama lain. Tidak ada yang bisa meninggalkan yang lain," jawab Sima You Yue. "Dengan terang, akan ada kegelapan, dengan kekecewaan, juga akan ada harapan."
"Omong kosong, bagaimana terang dan gelap bisa hidup berdampingan!" Bahkan perempuan itu pun sekarang menjadi marah.
Sima You Yue tidak marah ketika ia menunjuk salju yang tanpa batas. "Ini terlihat putih bersih, bukankah itu terlihat bersih? Namun, bagaimana dengan yang ada di bawahnya?"
Sima You Yue berjongkok dan menggali salju tersebut, memperlihatkan sepetak lumpur.
"Juga." Sima You Yue melepaskan sebuah bola api dan mengambil sepotong kayu, lalu berkata, "Bagian depan papan ini terang, tetapi bagaimana dengan bagian belakangnya? Sebuah bayangan."
Tengkorak dan perempuan itu tidak berbicara, seolah-olah mereka sedang tenggelam dalam pikiran mereka.
Sima You Yue menarik bola apinya, lalu berkata, "Yang paling jelas adalah bahwa ada siang dan malam. Bisakah kau mengatakan bahwa dunia hanya membutuhkan hari, atau hanya membutuhkan malam?"
Sima You Yue awalnya berpikir bahwa keduanya akan membantahnya, tetapi perempuan itu tiba-tiba tersenyum, lalu berkata, "Bagus sekali. Pemikiranmu benar, kau tidak dapat menggeneralisasi segalanya. Tidak peduli benar atau salah, terang atau gelap, tidak ada yang absolut. Kau lulus ujian kami, silakan pergi."
Sima You Yue belum bereaksi. Ia hanya merasakan gelombang pusing dan melihat Lelaki Tua Iblis dan Wu Lingyu menatapnya dengan syok ketika ia membuka matanya.