Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Memasang Kalung Budak di Leher Mereka



Memasang Kalung Budak di Leher Mereka

0"Tambang? Siapa kalian?" tanya Sima You Le.     

"Siapa kami?" Wu Tua mendongak sambil tertawa. "Kalian baru bertanya siapa kami ketika kalian sudah sampai di tempat ini? Hahaha -"     

"Jika kami tahu siapa kau dari awal, memangnya kami bisa sampai ditipu oleh perempuan itu dan dibawa ke sini?" dengus Fatty Qu dengan dingin. "Beri tahu kami. Aku tidak membunuh orang yang tak bernama."     

"Bocah-bocah macam kalian mau membunuhku?" Wu Tua tertawa terbahak-bahak sampai-sampai pipa rokoknya yang panjang nyaris lepas dari tangannya. "Aku akan memberitahumu. Ini adalah Ngarai Gunung Agung. Kami merupakan sekte terbesar di Ngarai Gunung Agung - Sekte Bulan Perkasa. Ini tambang kami."     

"Ada begitu banyak orang di tambang ini? Bahkan sampai ada sebuah kota?"     

"Tempat ini adalah tempat tinggal semua penggali tambang. Hehe, karena kalian sudah di sini, sebaiknya kalian patuh menjadi penambang kami daripada hidup dalam penderitaan." Wu Tua mengeluarkan sebatang rokok kertas, melintingnya, lalu menaruhnya di pipa rokok. Ia mengisap rokok dalam-dalam lalu tertawa dengan dingin.     

"Orang macam kau ingin menculik kami?" Sima You Ran mengeluarkan artefak rohnya dan mengarahkannya ke Wu Tua.     

Wu Tua melirik Tujuh Kecil sambil berkata, "Bocah kecil ini benar-benar mengejutkan, tetapi kami adalah Sekte Bulan Perkasa."     

Wu Tua mengeluarkan sebuah peluit dan meniupnya, sekelompok lelaki berpakaian hitam langsung muncul dari dalam kota dan mengepung mereka.     

"Anggota kalian lumayan juga," komentar Sima You Yue. "Pak tua, apa kalian punya formasi teleportasi di sini?"     

"Tentu saja. Kamilah yang terkuat di seluruh Ngarai Gunung Agung, bagaimana mungkin kami sampai tidak punya formasi teleportasi? Meskipun kami memiliki formasi teleportasi, kalian tidak akan bisa menggunakannya. Kalian harus tinggal di sini seumur hidup untuk membantu kami menggali gunung. Pergi sana! Pasang kalung budak di leher mereka."     

Suara Wu Tua berubah sedingin es. Para pesuruhnya mengeluarkan sebuah kalung perak dan berjalan menuju Sima You Yue dan yang lainnya.     

Pada saat itu, sebuah kapal perang yang besar tiba-tiba muncul, bagaikan kapal pesiar raksasa di langit.     

Kapal perang itu mendarat di gerbang kota dan seseorang muncul di geladak sambil mengacungkan cambuk. Setelah itu, sekelompok orang yang mengenakan kalung perak muncul dari geladak. Kepala mereka tertunduk dan pundak mereka lesu, mereka tampak sangat lelah.     

Pada saat itu, gerbang kota terbuka dan sekelompok orang lain berjalan masuk dari luar. Mereka juga mengenakan kalung perak dan semuanya tampak sengsara, seolah-olah mereka tidak punya harapan lagi.     

Orang-orang itu juga memakai kalung, yang persis sama dengan yang dipegang oleh para pesuruh Wu Tua di sekitar Sima You Yue dan yang lainnya.     

"Kalung budak!" Fatty Qu langsung mengenali benda itu.     

"Fatty Qu, kau tahu kalung itu?"     

"Begitu kalung itu dipasangkan pada seseorang, asalkan tidak dilepas, orang itu akan selamanya menjadi seorang budak. Semua orang juga akan tahu bahwa orang itu adalah seorang budak dari kalung yang mereka kenakan. Selain itu, kebanyakan orang bisa membunuh budak mana pun. Setiap kelompok kekuatan memiliki kalung semacam itu. Setelah mengenakan kalung tersebut, kalung itu dapat menekan kekuatan kita dan tidak mudah untuk melepaskannya."     

Sima You Yue memperhatikan para budak yang ada di dalam dan di luar kapal. Mereka memang tampak lumayan kuat, tetapi mereka tetap mematuhi pengawas budak tersebut.     

Ketika semua orang yang telah keluar dari kota naik ke atas kapal, pengawas budak yang ada di kapal menangkupkan tinju ke arah Wu Tua, lalu bertanya, "Wu Tua, apa kau mau membawa orang-orang ini juga?"     

Wu Tua melambaikan tangannya pada mereka. "Orang-orang ini belum dilatih. Kalian pergilah dahulu."     

"Baik."     

Para budak yang tadi diangkut pulang ke kota oleh kapal perang itu juga telah pergi. Mata Sima You Yue menyipit sambil terus mengawasi kapal tersebut, matanya penuh dengan rasa ingin tahu.     

Fatty Qu kebetulan berdiri di samping Sima You Yue. Ia melihat ketertarikan di mata Sima You Yue, jadi ia berkata, "Kapal jenis ini bisa memuat banyak orang dan bisa terbang di langit. Kapal ini juga memiliki kemampuan pertahanan yang sangat kuat. Namun, sangat sulit untuk dibuat dan membutuhkan banyak bahan. Kapal semacam itu bukan sesuatu yang bisa dibuat kebanyakan orang."     

"Bisakah kau membuatnya?"     

Fatty Qu menggelengkan kepala. "Mungkin sepuluh tahun lagi."     

Sima You Yue menatap Fatty Qu, menunjukkan bahwa ia mengerti. Kapal semacam itu jelas sangat sulit dibuat. Namun, Fatty Qu dengan percaya diri menyatakan bahwa ia akan mampu membuat sesuatu semacam itu dalam sepuluh tahun ke depan. Fatty Qu sungguh yakin, boleh juga. Bagus sekali malah.     

"Saudara Kelima, kita bisa lanjutkan pembicaraan ini nanti. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Sima You Le.     

"Bukankah mereka ingin memasangkan kalung budak itu pada kita? Kita pasangkan saja kalung itu di leher mereka," jawab Sima You Yue. "Semua orang itu memakai kalung tersebut, aku ragu mereka melakukan itu dengan sukarela. Kita harus membantu mereka."     

Sima You Yue tidak membuang-buang waktu dan langsung memanggil semua anggota Klan Burung Roc keluar dari Pagoda Roh. Sebelumnya, beberapa anggota Klan Burung Roc telah pergi mengikuti Burung Roc Kecil, tetapi beberapa lainnya tetap tinggal di Pagoda Roh.     

Begitu anggota Klan Burung Roc keluar, tampak bahwa para anggota Sekte Bulan Perkasa sama sekali bukan tandingan mereka. Terlebih, orang-orang itu memang lemah dan mereka langsung kalah melawan Sima You Yue dan yang lainnya.     

"Tuan Muda, sudah beres. Apa kau ingin membunuh mereka?" tanya Burung Roc Kehormatan.     

Sima You Yue merenung sejenak, lalu menggelengkan kepala, ia berkata, "Ayo bawa mereka ke kota dahulu. Kita rundingkan lagi setelah melihat keadaan di dalam."     

Tentu saja, hanya sedikit anggota Sekte Bulan Perkasa yang masih hidup setelah pertempuran itu. Yang lainnya sudah terbunuh. Sima You Yue menyalakan api dan membakar mayat-mayat itu dengan bersih dan ringkas.     

Para Burung Roc merasakan betapa panasnya api itu, mau tidak mau mereka teringat akan makhluk yang ada di dalam Pagoda Roh.     

Para Burung Roc awalnya mengikuti Sima You Yue karena mereka ingin melindungi Burung Roc Kecil, tetapi siapa sangka ternyata ia benar-benar memiliki Burung Roh Ilahi yang asli, raja mereka yang sesungguhnya!     

Setelah selesai membakar mayat-mayat itu, Sima You Yue melambaikan tangan dan api tersebut kembali ke tangannya. Ia memain-mainkan api di tangannya dan menyeringai pada Wu Tua, memperhatikan Wu Tua yang meneteskan keringat dingin.     

"Kalau begitu, ayo masuk," ajak Sima You Ran.     

"Tunggu sebentar," kata Tujuh Kecil sambil menghentikan mereka. Ia berlari mengelilingi tempat itu sekali. Setelah itu, ia tiba di hadapan musuh mereka yang masih hidup, membawa kalung budak yang telah ia ambil dari tanah dan memasangnya di leher orang-orang itu.     

"Ayo pergi." Tujuh Kecil bertepuk tangan dan tersenyum melihat hasil kerjanya yang memuaskan.     

Sima You Yue mencubit wajah mungil Tujuh Kecil, lalu berkata, "Ayo pergi. Kita akan memeriksa formasi teleportasi mereka."     

Masing-masing dari mereka memandu satu per satu anggota Sekte Bulan Perkasa sambil berjalan memasuki kota. Saat mereka masuk, mereka menyadari bahwa bagian dalam sama sekali tidak tampak seperti kota. Yang ada hanyalah deretan rumah dan orang-orang kurus kering yang sedang berjalan.     

Sekelompok petugas pengawas yang berjalan lewat melihat bahwa mereka telah menangkap Wu Tua, para pengawas tersebut langsung hendak menyerang. Namun, bahkan sebelum para pengawas itu sempat meraih Sima You Yue, mereka telah dihabisi oleh Burung Roc Kehormatan dan yang lainnya.     

Kemudian orang-orang tak bernyawa yang menghuni kota itu perlahan datang mendekat. Ketika mereka melihat bahwa Sima You Yue dan yang lainnya telah menangkap Wu Tua dan membunuh begitu banyak petugas pengawas, ekspresi kesengsaraan mereka akhirnya berubah, seolah mendapatkan secercah harapan.     

"Tuan, tolong selamatkan kami!" Seorang pemuda yang mengenakan pakaian compang-camping berlari ke hadapan Sima You Yue. Melihat sorot mata lelaki itu, ia pasti belum lama tinggal di situ, karena itu ia masih bisa berpikir untuk memberontak dan melarikan diri.     

Namun, yang lainnya hanya memandangi mereka dan tidak berniat meminta bantuan.     

Seseorang bahkan memperingatkan pemuda tersebut.     

"Nak, kau sebaiknya pulang. Banyak orang seperti mereka yang telah datang sebelumnya, tetapi tidak ada yang berhasil. Terlebih, mereka yang melarikan diri bahkan dibunuh."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.