Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Pengkhianat



Pengkhianat

2Sima You Yue menyusun pemikirannya sendiri, lalu menjawab, "Aku telah mempelajari beberapa hal di lembah selama dua hari terakhir. Untuk saat ini, meskipun kita pernah berkonflik dengan Gua Awan, tetapi hal semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya. "     

Liang Wu Ming mengangguk, "Benar."     

"Karena keadaannya sudah seperti ini, lalu kenapa ada begitu banyak kelompok kekuatan yang tiba-tiba menyerang kita?" tanya Sima You Yue. "Selain itu, kita sama sekali tidak menyerang mereka sebelumnya, ini tidak masuk akal."     

"Serangan-serangan ini memang mendadak," timpal Dou Bai. "Namun, mereka mungkin sengaja mengambil risiko."     

"Kalau mereka mengirim orang sebanyak itu di sekitar Lembah Iblis Ilahi, kita pasti bisa mengetahuinya," kata Ying Bai Chuan. "Kecuali …."     

"Kecuali apa?"     

"Kecuali kalau mereka punya mata-mata di antara anggota Lembah Iblis Ilahi," jawab Sima You Yue. "Hanya dengan begitu mereka bisa tiba-tiba menyerang kita dan membuat kita kewalahan tanpa persiapan."     

"Maksudmu ada mata-mata di lembah?" seru Xiao Jing Zhong. "Jangan sampai kutangkap orangnya, kalau tidak aku pasti akan …."     

"Tetua Xiao, jangan marah-marah dahulu, kami masih belum yakin."     

"Seseorang perlu menyelidiki masalah ini lebih jauh," kata Liang Wu Ming. "Kalau benar-benar ada orang yang mengkhianati kita, kita harus melakukan penyelidikan secara menyeluruh. Selain itu, para murid yang terluka harus disembuhkan secepat mungkin, sementara murid-murid yang belum pulang, minta mereka untuk jangan pulang dahulu untuk sementara ini."     

"Ya, Master Lembah."     

"Selain itu, apakah ada hal lain yang ingin kalian katakan?"     

"Ada …."     

….     

Setelah pertemuan, Sima You Yue diminta untuk tetap tinggal.     

"You Yue, saat ini lembah sedang sibuk, aku punya misi untukmu," kata Liang Wu Ming.     

"Misi apa?" Sima You Yue berkedip.     

"Karena kaulah yang menyarankan bahwa ada mata-mata di antara kita, aku ingin kau-lah yang menyelidiki masalah ini," jawab Liang Wu Ming.     

"Kau memintaku untuk menyelidiki?" Sima You Yue menunjuk dirinya sendiri. "Ada begitu banyak orang di lembah, aku bahkan tidak mengenal sebagian besar dari mereka. Kalau kau memintaku untuk menyelidiki masalah ini, bukankah itu sama saja dengan mencari jarum di tumpukan jerami?"     

"Ya." Liang Wu Ming mengangguk.     

"…."     

Kalau begitu, kenapa Liang Wu Ming tetap memintanya untuk menyelidiki?     

"Jangan khawatir, aku memintamu untuk menyelidiki supaya aku bisa mengecoh yang lainnya. Penyelidik yang ​sebenarnya adalah orang lain," kata Liang Wu Ming.     

"Master Lembah, apakah kau sudah mencurigai seseorang?" tanya Sima You Yue.     

"Sejujurnya, tidak," jawab Liang Wu Ming. "Namun, kalau memang ada mata-mata di antara kita, berarti kedudukannya di lembah pasti cukup tinggi."     

"Jadi, kau memintaku untuk berpura-pura menyelidiki supaya si mata-mata merasa aman karena ia pasti berpendapat kalau aku tidak berbahaya baginya, jadi dia bisa mengendurkan kewaspadaannya," kata Sima You Yue. "Ini ide bagus, tetapi …."     

"Tetapi apa?" Liang Wu Ming mengangkat alisnya.     

"Aku punya ide yang lebih baik," jawab Sima You Yue.     

"Ide apa?" tanya Liang Wu Ming.     

"Cara yang paling biasa, tetapi juga yang paling efektif," jawab Sima You Yue. "Pantau semua orang di lembah."     

"Pantau semua orang? Ada begitu banyak orang di Lembah Iblis Ilahi, sulit untuk memantau semua orang. Selain itu, tindakan semacam itu bisa-bisa justru memberi peringatan bagi si mata-mata," kata Liang Wu Ming.     

"Ada berapa banyak orang yang tahu kalau Guru membawa Lebah Merah Tua pulang ke sini?" tanya Sima You Yue.     

"Lebah Merah Tua? Seharusnya tidak banyak orang yang tahu tentang itu," jawab Liang Wu Ming. "Gurumu sangat menyayangi lebah-lebah itu ketika dia membawanya kembali ke sini. Meskipun semua orang tahu kalau dia punya Lebah Merah Tua, tidak banyak orang yang benar-benar telah melihatnya. Apa kau berniat menggunakan Lebah Merah Tua untuk mengawasi semua orang di lembah?"     

"Ya," jawab Sima You Yue. "Kemampuan Lebah Merah Tua untuk mencari informasi sangat kuat."     

"Caramu ini juga boleh," kata Liang Wu Ming. "Beri tahu aku kalau ada kabar terbaru."     

"Baiklah."     

"Kalau kau butuh bantuan, mintalah Bai Chuan untuk membantumu."     

"Baik."     

Sima You Yue pun meninggalkan ruang pertemuan. Tujuh Kecil sedang berjalan keluar dari sisi lain pelataran.     

"Yue Yue, apa kau sudah selesai mengikuti pertemuan?" tanya Tujuh Kecil sambil berlari mendekat.     

"Mm, ayo pergi, aku butuh bantuanmu."     

"Butuh bantuanku?" Tujuh Kecil jadi bersemangat. "Bantuan apa?"     

"Sebentar lagi kau akan tahu …."     

Sima You Yue membawa Tujuh Kecil ke sisi lain puncak gunung. Tepat seperti dugaannya, Tujuh Kecil punya kemampuan yang kuat untuk berinteraksi dengan tumbuhan.     

"Yue Yue, kau memintaku untuk membantumu dengan berinteraksi dengan tumbuhan-tumbuhan ini?" tanya Tujuh Kecil.     

"Tidak hanya itu, aku butuh bantuanmu untuk menutupi jejak Lebah Merah Tua," jawab Sima You Yue. "Bau tumbuhan dan lebah saling berhubungan satu sama lain. Dengan demikian, bahkan orang yang berkekuatan tinggi sekalipun tidak akan tahu semudah itu kalau mereka sedang diawasi."     

"Oh." Tujuh Kecil mengangguk,."Tidak masalah, serahkan saja padaku."     

"Kalau begitu, aku akan melepaskan mereka."     

Kemudian, Sima You Yue melepaskan sepuluh ribu Lebah Merah Tua dan membiarkan mereka semua terbang ke setiap bagian Lembah Iblis Ilahi. Banyak Lebah Merah Tua yang bersembunyi di bawah dedaunan pohon. Dengan adanya bau tumbuhan yang menutupi, akan sulit bagi siapa pun untuk bisa menemukan mereka tanpa mengamatinya dengan hati-hati.     

Ini kali pertama ia melepaskan begitu banyak Lebah Merah Tua untuk mencari informasi, terlebih di tempat yang ramai. Tanpa perlindungan Tujuh Kecil, orang-orang yang berkekuatan tinggi itu pasti mudah mengetahui keberadaan Lebah Merah Tua.     

Setelah selesai mempersiapkan semuanya, mereka berdua kembali ke pelataran.     

Hari-hari setelah itu merupakan hari-hari penantian. Yang terluka menunggu untuk pulih, Lembah Iblis Ilahi menunggu datangnya berita, dan Sima You Yue menunggu si mata-mata untuk bertindak. Namun, tidak ada lagi yang terluka dan tidak ada orang yang berhubungan dengan pihak luar. Sepertinya masalah itu perlahan-lahan menghilang.     

Namun, Sima You Yue tidak berpikir kalau masalah itu akan berakhir begitu saja.     

Malam itu, Sima You Yue sedang membaca buku di bawah lampu. Tiba-tiba otaknya menerima berita dari Lebah Merah Tua. Tujuh Kecil juga melompat dari tempat tidur pada saat yang sama.     

"Yue Yue, ada sesuatu," kata Tujuh Kecil.     

"Akhirnya muncul sesuatu setelah kita menunggu selama ini." Sima You Yue menyimpan bukunya. "Hubungi Paman Seperguruan dan Saudara Senior dahulu. Setelah itu, kita akan pergi dan melihat siapa pengkhianatnya."     

"Ya!"     

Di malam yang gelap, sesosok bayangan hitam dengan cepat berjalan melewati lembah menuju ke puncak gunung. Ada seseorang yang menunggunya di sana.     

"Tetua Ketujuh Belas, kau telah membuatku menunggu cukup lama." Terdengar suara yang lembut di dalam kegelapan. Suara itu membuat orang merinding.     

"Kenapa kau berani datang ke sini?" Tetua Ketujuh Belas menunduk. "Orang-orang lembah sudah curiga kalau ada orang yang berkhianat dan mereka sedang menyelidikinya. Aku bisa ketahuan kalau kau datang kemari dan menemuiku sekarang."     

"Aku tahu, tetapi kau belum memberiku informasi apa-apa, aku tidak tahan," jawab orang itu.     

"Tidak ada berita baru yang bisa kuberikan padamu. Sekarang mereka sedang mengambil tindakan pencegahan, jadi aku sulit bergerak," kata Tetua Ketujuh Belas.     

"Benarkah? Namun, kami mendapat informasi lain. Katanya kalian sudah menjemput semua murid dari luar. Kenapa kau tidak memberi tahu kami tentang informasi sepenting itu?"     

"Apa?" Tetua Ketujuh Belas tercengang. "Tidak mungkin, akulah yang bertanggung jawab untuk menghubungi murid-murid itu, aku tidak mengirimkan perintah supaya mereka pulang, bagaimana bisa …."     

"Kau benar-benar tidak tahu?"     

"Aku mengatakan yang sejujurnya. Untuk apa aku berani menyembunyikannya darimu?"     

"Keluargamu ada di tangan kami, aku yakin kau tidak akan berani menentang perintah Yang Mulia. Karena situasinya sudah begini, berarti hanya ada satu alasan."     

"Alasan apa?" Melihat orang itu menatapnya, Tetua Ketujuh Belas mendapat firasat buruk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.