Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Pertarungan antara Klan Ibu dan Klan Ayah



Pertarungan antara Klan Ibu dan Klan Ayah

0Anggota pasukan Di Zhe itu mengerti, demikian pula dengan yang lainnya. Mereka semua melihat ke jalan di depan, merasa semakin khawatir.     

"Kau, apakah klanmu punya informasi tentang ini?" tanya Di Zhe.     

"Namaku bukan 'kau', aku punya nama," kata Sima Liu Feng. "Berdasarkan hierarki, seharusnya kau memanggilku 'paman'."     

Apa? Sima Liu Feng memintanya memanggilnya 'paman'? Di Zhe sangat marah mendengar saran Sima Liu Feng. Aura di sekitarnya semakin rendah, membuat para pasukannya yang berdiri di sekitarnya bergidik dan menciut secara tidak sadar.     

Master dan manusia itu memang dilahirkan untuk saling bermusuhan. Mereka jelas-jelas sudah dewasa, tetapi mereka bisa mengamuk dan bertengkar hanya karena setiap masalah sepele.     

Eh, tentu saja, mengamuk dan bertengkar mungkin penjelasan yang berlebihan. Namun, mereka benar-benar belum pernah melihat master mereka bersikap seperti itu.     

"Orang sepertimu memintaku untuk mengakuimu sebagai pamanku? Kau cari mati!" Raut wajah Di Zhe sangat dingin saat ia melepaskan aura hantunya dan menyerang Sima Liu Feng.     

Adapun Sima Liu Feng, ia juga bukan seorang pengecut yang lemah. Seratus tahun yang lalu, ia sudah bertarung melawan para pendekar Sekte Pedang Bahaduri di luar gerbang utama. Sekarang, sama sekali bukan masalah besar baginya untuk bertarung melawan Di Zhe.     

Ketika ia melihat Di Zhe mulai menyerangnya, ia melepaskan energi rohnya sendiri sebagai serangan pembalasan.     

Sima You Yue juga tidak menghentikan mereka, ia berkata, "Kalau kalian mau bertarung, bertarunglah jauh-jauh dari sini. Toh, tidak ada celah ruang di sekitar sini."     

Di Zhe dan Sima liu Feng telah lama menahan keinginan mereka untuk bertarung melawan satu sama lain. Sekarang setelah akhirnya mereka melepaskan serangan masing-masing, bahkan tidak perlu dijelaskan bagaimana kekuatan mereka. Semua gunung di sekitar mereka jadi rata dengan tanah.     

Mereka juga cukup patuh. Semakin sengit mereka bertarung, semakin jauh mereka pergi untuk memastikan pertarungan mereka tidak akan berdampak pada yang lain.     

"Nona Muda, kenapa kau tidak menasihati mereka? Apa kau tidak takut kalau mereka sampai terluka?" tanya seorang anggota pasukan Di Zhe.     

Yang satu kakak sepupunya, sementara yang satu lagi pamannya. Apakah ia tidak khawatir kalau salah satu pihak sampai terluka?     

"Menasihati mereka soal apa?" Ia memandang kedua orang yang sedang bertarung di kejauhan "Mereka tidak tahan melihat satu sama lain, dan terus-terusan bertengkar di sepanjang jalan ke sini. Kalau mereka tidak saling bertarung seperti sekarang, kemarahan mereka akan terus meluap dan justru akan jadi masalah yang lebih besar. Mengapa tidak kita biarkan saja mereka terus bertarung? Mungkin mereka akan baik-baik saja setelah ini."     

"Bagaimana kalau mereka terluka?" tanya seseorang.     

"Kenapa kau takut? Bukankah itu hanyalah luka?" Sima You Yue tidak mengerti. "Mereka pasti akan terluka dalam pertarungan semacam ini. Yang penting mereka harus tetap hidup."     

"Nona Muda, pikiranmu benar-benar terbuka."     

"Ya. Ketika pihak ibu dan pihak ayah bertemu, pasti selalu terjadi bentrokan. Yang satu abang ayahku, dan yang satunya sepupu kedua ibuku, yang juga dianggap dari pihak ibu. Tidak masalah kalau mereka berkelahi. Asal mereka masih bisa bernapas, aku bisa menyembuhkan mereka sampai benar-benar pulih kembali."     

Sungguh perempuan yang sangat percaya diri! Ia sangat yakin saat ia bilang kalau tidak masalah jika keduanya terluka, asal mereka masih bisa bernapas. Kalau kedua orang yang bertarung tersebut tahu tentang ini, bukankah ini justru akan mendorong mereka untuk bertarung lebih mati-matian lagi?!     

Bagaimana kalau yang satu kehilangan tangan dan yang satunya mati?     

Namun, Sima You Yue sama sekali tidak mengkhawatirkan hal itu. Meskipun kedua anggota keluarganya tersebut sama-sama pemarah, mereka tidak punya niat membunuh. Jadi, mereka tidak akan benar-benar saling membunuh.     

Ia tidak tahu berapa lama keduanya akan bertarung, jadi ia dengan santai mengambil kursi untuk menonton pertunjukan pertarungan mereka. Selain itu, kadang-kadang ia melontarkan komentar tentang pertarungan tersebut.     

Master Hantu berjalan ke sampingnya, lalu berkata, "Kau memahami dirimu sendiri dengan jelas."     

"Temperamenku bagus." Sima You Yue memuji dirinya sendiri.     

"Temperamen kalian mirip, tetapi dia tidak senarsistik kau."     

"Warna indigo terbuat dari warna biru, tetapi indigo lebih cerah daripada biru. Demikian pula halnya antara ibuku dan aku, aku tidak bisa sama dengan ibuku dalam segala hal, kami pasti punya beberapa perbedaan," kata Sima You Yue.     

"…."     

Putri Kegelapan tidak akan berbicara seperti ini. Indigo memang benar-benar lebih cerah daripada biru.     

"Melihat sikapmu, sepertinya kau akrab dengan ibuku?" Sima You Yue menengadah dan menatap Master Hantu, agak menyelidik.     

"Terkadang kami pernah kebetulan bertemu," jawab Master Hantu.     

"Kau nyaris membunuhku." Tiba-tiba Sima You Yue mengubah topik pembicaraan.     

"Saat itu, aku tidak tahu kalau kau ternyata putri Yu Ke Luo," kata Master Hantu. "Seandainya aku tahu, aku tidak akan melakukannya."     

"Itu terdengar lebih indah daripada kenyataannya. Namun, dunia ini sudah terlalu penuh dengan 'jika' atau 'andai-aku-tahu'." Sima You Yue mencemooh kata-kata Master Hantu.     

Ibaratnya, di dunia ini, orang yang paling kaya sekalipun tidak akan mampu 'membeli' kata-kata 'andai-aku-tahu'. Kerugian yang Sima You Yue derita akibat serangan Master Hantu benar-benar ada dan nyata.     

"Lalu, memangnya kenapa?" tanya Master Hantu sambil menatap Sima You Yue.     

"Jadi, sebaiknya jangan sampai kau berakhir di tanganku setelah kau melakukan kejahatan," jawab Sima You Yue. "Kali ini, aku memaafkanmu demi sepupuku. Namun, itu tidak berarti kau bisa seenakmu sendiri. Kalau aku sampai tahu kau telah melakukan sesuatu untuk mengkhianatiku, aku akan membuatmu membayar ganti rugi atas utang baru dan utang lama!"     

Master Hantu berseri-seri, matanya menyipit. Namun, karena ia tersembunyi di balik mantel, Sima You Yue tidak bisa melihat raut wajahnya.     

"Apa kau bilang?!"     

"Aku tidak bilang apa-apa! Aku cuma bilang, karena Sepupu memanggilmu 'master', kau harus memenuhi tanggung jawab gelarmu, ya kan?" jawab Sima You Yue. "Toh, kau tidak akan melakukan apa pun yang akan merugikan Sepupu, kan?"     

Master Hantu tetap diam. Ia tidak membalas perkataan Sima You Yue, dan sebagai gantinya justru memilih untuk menilai Sima You Yue.     

Apa yang Sima You Yue ketahui, atau yang tidak ia ketahui, intinya ia memperingatkan Master Hantu. Memperingatkannya untuk tidak melakukan apa pun yang akan merugikan Di Zhe.     

Apakah Master Hantu akan mencelakai Di Zhe? Ia sendiri juga tidak tahu.     

Akankah ia melakukannya atau tidak?     

Setelah Sima You Yue selesai berbicara, ia tidak menatap Master Hantu lagi. Apakah dia benar-benar baik atau tidak kepada Di Zhe atau benar-benar mengakui Di Zhe sebagai tuannya, ia tidak tahu. Namun, berdasarkan cerita Di Zhe tentang beberapa hal, ia merasa Master Hantu agak aneh.     

Sepertinya Master Hantu baik pada Di Zhe, tetapi terkadang sepertinya Master Hantu juga tidak terlalu baik pada Di Zhe.     

Sima You Yue tidak terlalu paham mengenai hubungan antara mereka berdua, tetapi ia bisa memperingatkan Master Hantu dan juga mengingatkan Di Zhe untuk lebih berhati-hati.     

Percakapan mereka terputus begitu saja, tetapi tidak ada yang merasa kalau itu terjadi tiba-tiba. Sebaliknya, mereka tetap termenung, tenggelam dalam pikiran mereka sendiri sambil menyaksikan pertarungan antara Di Zhe dan Sima Liu Feng dengan linglung.     

Di kejauhan, pertarungan antara Di Zhe dan Sima Liu Feng semakin memanas dan antusias. Masing-masing dari mereka hendak memberi pelajaran yang keras pada satu sama lain sejak awal. Mereka bertarung sepuasnya, sepertinya mereka tidak akan berhenti sampai seluruh energi roh di dalam tubuh mereka habis tak bersisa.     

Mereka tidak menggunakan Binatang Roh kontrak, dan juga tidak meminum pil untuk mengisi kembali energi roh mereka. Mereka memilih untuk bertarung berdasarkan kemampuan mereka sendiri saja.     

Pertarungan mereka berlangsung selama hampir sehari, dan yang lainnya mengira mereka akhirnya akan berhenti begitu keduanya kehabisan energi roh. Namun, keduanya tetap terus bertarung dan lanjut menggunakan kekuatan fisik mereka.     

Keduanya berasal dari klan yang besar, jadi mereka melatih disiplin yang ketat untuk diri mereka sendiri. Itulah mengapa mereka terus-menerus melatih tubuh fisik mereka. Mereka tidak menyangka kalau mereka mau tidak mau bertarung secara fisik untuk pertama kalinya dalam situasi seperti itu.     

Tinju Di Zhe mendarat di wajah Sima Liu Feng. Ia berteriak, "Ini semua gara-gara Klan Sima terkutukmu itu. Kalau bukan karena kalian, Bibi Kecil tidak akan pernah bernasib begitu."     

Sima Liu Feng menendang perut Di Zhe dengan telak dan membalas, "Ini semua salah Yu Ke Luo. Kalau bukan karena dia, Liu Xuan tidak akan pernah hilang. Tendangan ini untuk Liu Xuan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.