Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Saran yang Tidak Tahu Malu



Saran yang Tidak Tahu Malu

1Mereka mempertimbangkan kata-kata Sima You Yue, tetapi itu situasi yang belum perlu mereka khawatirkan sekarang.     

Meskipun Sima Liu Feng dan Sima Liu Yun tidak senang dengan klan, bagaimanapun juga Klan Sima tetaplah klan mereka, mereka tidak bisa sama sekali bersikap acuh tak acuh. Mereka tidak menyukai cara kerja klan, tetapi di sisi lain, mereka khawatir dengan situasi klan saat ini.     

Dan ini juga alasan kenapa Sima Liu Yun dan Sima Liu Feng bersedia mencari Artefak Ilahi Kuno bersama Tetua Sulung.     

"Sebenarnya, aku punya ide bagus. Ide ini tidak hanya akan mencegah Artefak Ilahi jatuh ke tangan orang lain, tetapi juga tidak akan menimbulkan masalah untuk Klan Sima," kata Sima You Yue.     

"Ide apa?" tanya Sima Liu Feng. Sima Liu Yun menatap Sima Liu Feng dengan jengkel.     

"Selama aku yang mendapatkan Artefak Ilahi Kuno itu, harta karun itu akan ada di tanganku, dan itu tidak akan menimbulkan masalah bagi klan."     

"…."     

"…."     

Meskipun Sima Liu Yun sudah menebak kalau Sima You Yue akan berkata demikian, ketika ia mendengarnya dengan telinganya sendiri, ia sangat merasakan betapa tidak tahu malunya Sima You Yue.     

"Hahaha - Sepupu, kau sangat menggemaskan ketika kau bersikap tidak tahu malu seperti ini. Aku pasti akan merebut Artefak Ilahi Kuno itu untukmu kalau kau benar-benar menginginkannya!" Di Zhe tertawa riang.     

Di Zhe suka melihat sikap tidak tahu malu Sima You Yue!     

"…."     

Sekarang giliran Sima You Yue yang terdiam. Apa maksud Di Zhe bilang dia tidak tahu malu? Kapan ia bersikap tak tahu malu?!     

"Kita bahkan belum tahu apakah Artefak Ilahi Kuno itu memang ada atau tidak. Ayo kita masuk dan memeriksanya terlebih dahulu." Sima Liu Yun tidak langsung menyetujui.     

Tidak ada yang tahu bagaimana situasi di sana, apakah benar-benar ada Artefak Ilahi atau tidak. Apakah ada orang yang sudah mendapatkan Artefak Ilahi tersebut atau tidak masih menjadi misteri.     

"Kalau begitu, ayo kita tunggu kalian sembuh dan setelah itu kita akan pergi," kata Sima You Yue sambil tersenyum.     

Setelah sehari, mereka semua berangkat lagi. Sima Liu Yun membawa mereka ke dataran tinggi, mereka tidak menemui banyak bahaya selama perjalanan.     

Sima You Yue merasa sesak kalau mengingat kembali saat ia ditangkap oleh kelompok lain dan hampir dijadikan anjing penuntun.     

"Rute jalan ini diwariskan oleh leluhur, jadi tidak terlalu berbahaya," jelas Sima Liu Yun. "Orang yang tidak tahu tidak akan sampai ke sini dengan mudah."     

Jadi, bisa dibilang para leluhur tersebut tetap berguna.     

Sesampainya di sana, mereka sudah bertemu dengan banyak orang. Pintu masuk gua penuh dengan jejak kaki.     

"Banyak orang yang sudah datang, aku penasaran bagaimana situasi di dalam," kata Sima Liu Feng.     

"Nanti kita juga tahu begitu masuk ke dalam," kata Sima You Yue sambil berjalan masuk, tetapi Di Zhe menariknya.     

"Aku yang masuk terlebih dahulu, kau tetap di belakangku." Di Zhe berjalan masuk setelah berbicara.     

Sima You Yue tersenyum dan mengikuti Di Zhe masuk. Diikuti oleh Master Hantu dan Di Liu, lalu Sima Liu Feng dan Sima Liu Yun.     

"Pemuda itu merebut posisi kita," kata Sima Liu Feng sambil menatap punggung orang-orang di depannya.     

"Lumayan juga," kata Sima Liu Yun dengan pelan sambil ikut berjalan masuk.     

Meskipun Di Zhe dan yang lainnya berasal dari Klan Hantu, niat mereka terhadap Sima You Yue baik.     

Sima Liu Feng bergumam sesuatu dan mengikuti mereka.     

Sima You Yue dan yang lainnya berjalan masuk. Awalnya tempat itu merupakan sebuah gua, tetapi ketika mereka sudah di dalam, mereka seolah-olah sedang melangkah ke dalam sebuah labirin. Ruang di dalam tidak terbatas, bahkan tidak tampak seperti sebuah medan perang kuno.     

"Tempat ini seperti bekas lokasi sebuah sekte," kata Sima You Yue.     

"Iya, memang."     

Yang lainnya juga merasa demikian. Tempat tersebut sangat besar sampai-sampai tidak terasa seperti ruang bawah tanah lagi.     

"Ada sesuatu di dinding-dindingnya," kata Di Zhe.     

Sima You Yue menyalakan api dan benar-benar melihat sejumlah gambar di dinding.     

Pada dinding tersebut ada gambar manusia, Binatang Roh, dan beberapa makhluk yang buruk rupa, pasti anggota Klan Iblis atau Klan Hantu.     

"Mural ini sepertinya menceritakan beberapa kisah," kata Sima You Yue.     

Ia menoleh ke belakang, menyadari bahwa sejak perjalanan masuk, juga ada beberapa mural. Ia berjalan ke belakang dan melihat-lihat lagi, akhirnya memahami isi semua mural tersebut.     

"Menurutku ini bukan bekas lokasi sebuah sekte," kata Sima Liu Feng. "Karena mereka telah berhasil mendapatkan Artefak Ilahi, mereka diserang oleh banyak kekuatan, disiksa dan dimusnahkan."     

"Mungkinkah Artefak Ilahi ini yang dibicarakan oleh leluhur kalian?" tanya Sima You Yue.     

"Apa maksudmu 'leluhur kalian'? Mereka juga leluhurmu." Sima Liu Yun memperbaiki perkataan Sima You Yue dengan tegas.     

"Aku bukan anggota Klan Sima sekarang," kata Sima You Yue.     

"Bagaimana mungkin kau bukan anggota Klan Sima? Darah Klan Sima mengalir di nadimu, jadi kau anggota Klan Sima." Lagi-lagi Sima Liu Yun memelototi Sima You Yue dengan galak.     

"Aku tidak tercatat dalam silsilah klan," bantah Sima You Yue.     

"….." Sima Liu Yun terdiam untuk beberapa saat, lalu berkata, "Namamu akan dicatat di sana, namamu akan menjadi yang paling memesona dalam silsilah klan."     

Sima You Yue cemberut. Ia tidak peduli namanya tercatat dalam silsilah klan atau tidak.     

"Nama ayahmu masih tercatat di sana," kata Sima Liu Yun.     

Sima You Yue bingung, ia bertanya, "Setelah apa yang terjadi, klan tidak menghapus namanya?"     

Ia mengira setelah apa yang terjadi dahulu, Klan Sima pasti akan menghapus nama ayahnya dari klan.     

"Tidak semua orang di Klan Sima berdarah dingin dan tidak berbelas kasih," jawab Sima Liu Yun.     

"Baiklah." Sima You Yue mengangkat bahu. Informasi tersebut benar-benar mengejutkannya.     

"Tidak peduli apa pun yang terjadi, itu klan kita, asal-usul kita," kata Sima Liu Yun.     

"Lalu, bagaimana dengan mereka yang mau membunuhku?" tanya Sima You Yue.     

"Mereka itu musuh, bukan keluarga, tidak usah pedulikan mereka. Kami yang akan membereskan mereka," jawab Sima Liu Yun.     

"…."     

"Baiklah. Kalau anggota Klan Sima benar-benar datang mencariku, aku pasti akan menghibur mereka dengan sepantasnya," kata Sima You Yue.     

"Kau tidak perlu bersikap lunak pada mereka," tambah Sima Liu Yun.     

Maksud Sima Liu Yun, Sima You Yue tidak perlu memedulikan apakah nama belakang orang itu Sima, atau memiliki darah Klan Sima, langsung bunuh saja mereka kalau memang harus dibunuh.     

"Baiklah." Sima You Yue mengangguk dengan patuh. Ia bocah yang patuh, karena Paman sudah bilang jangan menunjukkan belas kasihan, maka ia tidak perlu memberi ampun. Bahkan ia tidak perlu memedulikan kedudukan orang yang dibunuhnya itu penting atau tidak di dalam klan.     

"Omong-omong, kalau Artefak Ilahi itu adalah alasan kenapa sebuah pasukan sampai dimusnahkan, apakah mungkin Artefak Ilahi itu masih ada di sini?" tanya Sima Liu Feng.     

"Ada lebih banyak mural di depan," jawab Di Zhe.     

Mereka berjalan mendekat. Apa yang tergambar di dinding tersebut merupakan hasil dari apa yang terjadi dahulu.     

Pada mural itu, pasukan yang menang menggunakan hidup mereka untuk mengaktifkan Artefak Ilahi. Kemudian, Artefak Ilahi menembakkan kekuatan gabungan, membunuh semua pasukan. Sejak saat itu, Artefak Ilahi berubah menjadi sebuah logam tembaga yang berkarat dan sepenuhnya menghilang, hanya menyisakan seorang anggota pasukan cacat yang menggambar semua mural tersebut.     

Setelah melihat mural itu, mereka semua termenung.     

"Artefak Ilahinya sudah tidak ada?"     

"Sepertinya begitu menurut mural-mural ini."     

Kalau mural tersebut memang benar, lalu untuk apa semua orang itu datang ke sini?     

"Mungkinkah leluhur kalian menipu kalian?" Di Zhe menatap raut wajah Sima Liu Yun dan Sima Liu Feng, senang menyaksikan kemalangan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.