Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Bersandiwara di Hadapan Mereka



Bersandiwara di Hadapan Mereka

3Wu Lingyu menggunakan kesadaran ilahinya untuk merasakan sekelilingnya, lalu berkata, "Memang ada beberapa lalat yang datang kemari, tunggulah di sini, aku akan mengusir lalat-lalat itu untukmu."     

"Baiklah." Meskipun Sima You Yue merasa jauh lebih baik, ia masih tidak ingin bangun dari tempat tidur.     

Setelah beberapa saat, sekelompok orang datang ke wilayah kemah mereka.     

"Saudara Senior Sulung, ada kemah di depan," kata seorang lelaki yang bermata segitiga terbalik sambil menunjuk ke kemah Wu Lingyu.     

"Ada kemah di sini! Aneh sekali! Saudara Senior Sulung, mungkinkah ini jebakan yang dibuat orang-orang benua?" tanya seorang gadis lain.     

Orang yang dipanggil 'saudara senior sulung' memandang kemah Wu Lingyu, mengerang, lalu menjawab, "Itu orang-orang benua ini. Huh, mereka hanyalah sekelompok semut. Kalaupun itu memang jebakan, kita bisa menggunakan kekuatan kita untuk menghancurkan jebakan mereka!"     

"Ya! Orang-orang benua benar-benar di bawah standar, berani-beraninya mereka datang ke sini untuk merebut harta karun dari kita!" timpal pengikut lain. "Harta karun itu seharusnya milik kita, orang yang berani mencuri takdir kita harus membayar ganti rugi!"     

"Ayo pergi dan lihat siapa yang ada di kemah itu?!" perintah seorang gadis yang memakai riasan tebal.     

"Baik, Saudari Senior Kedua!"     

Wu Lingyu keluar dari dalam kemah sebelum orang-orang itu bisa mendekat.     

"Wow, ada lelaki tampan!" Mata Saudari Senior Kedua berbinar saat melihat Wu Lingyu.     

"Saudari Senior Kedua, kau ngiler."     

Saudari Senior Kedua menyeka sudut bibirnya yang ternyata bersih dari air liur. Ngiler bagaimana!?     

"Pergi, pergi, pergi, minggir sana!" Saudari Senior Kedua menampar lelaki yang sebelumnya berbicara padanya, tetapi matanya tertuju pada Wu Lingyu.     

"Sudahlah, memangnya kau tidak tahu kalau Saudari Senior Kedua paling senang melihat lelaki tampan? Dan kau masih berani-beraninya menggodanya, apa kau tidak takut dipukuli olehnya?"     

"Untuk apa aku takut? Sekarang mata Saudari Senior Kedua hanya tertuju pada lelaki tampan itu, dia tidak akan memedulikan kita!" jawab orang tersebut sambil tersenyum.     

"Nanti akan kuhajar kau! Sekarang aku mau memikat lelaki tampan itu dahulu!" Saudari Senior Kedua berjalan menuju Wu Lingyu sambil tersenyum. Sembari berjalan, ia memberi tahu orang yang ada di belakangnya, "Saudara Senior Sulung, lelaki ini milikku, biarkan aku yang mengurusnya!"     

"Ya ampun, dia langsung salah tingkah setiap kali melihat lelaki tampan!" keluh Saudara Senior Sulung. Namun, ia tidak banyak bicara, artinya ia akan membiarkan Saudari Senior Kedua menangani Wu Lingyu.     

Gadis tersebut berjalan berlenggak-lenggok mendekati Wu Lingyu sambil tersenyum. Ia bertanya, "Hai tampan, siapa namamu? Maukah kau pergi bersamaku?"     

"Enak saja!" Sima You Yue keluar dari kemah, ​​berjalan ke samping Wu Lingyu, memeluk Wu Lingyu, lalu berkata, "Saudara Seniorku sudah ada yang punya, dia tidak akan pergi begitu saja dengan sembarang orang."     

"Apa maksudmu sembarang orang?!" teriak gadis tersebut dengan marah ketika melihat Sima You Yue keluar. Paras Sima You Yue seratus kali lebih cantik darinya, dan Sima You Yue memeluk lengan Wu Lingyu dengan erat.     

"Siapa pun yang menjawab-lah orangnya!" Sima You Yue menutup mulutnya sambil tertawa. Ia menatap ke depan dan tersenyum lembut, membuat rombongan lelaki di belakang Saudari Senior Kedua terpana.     

Bagaimana mungkin bisa ada perempuan secantik itu?!     

Wu Lingyu menunduk dan menatap Sima You Yue yang berpura-pura berbudi luhur. Sudut bibirnya terangkat, lalu ia bertanya, "Bukannya kau sedang beristirahat di dalam, kenapa kau keluar?"     

"Sebenarnya aku juga tidak mau keluar, tetapi bukankah ada seseorang yang sedang mencoba merebutmu dariku? Jadi, aku keluar ke sini untuk melindungi kepentinganku!" jawab Sima You Yue.     

Wu Lingyu mengerutkan kening, lalu bertanya, "Memangnya aku bisa direbut semudah itu?"     

"Siapa tahu!" Sima You Yue mengusap lengan Wu Lingyu dengan lembut. "Tidak ada kucing yang tidak tertarik pada ikan, siapa tahu dalam hati kau mungkin tergoda, dan terbujuk rayuan ikan busuk, lalu meninggalkan bau busuk!"     

"Hehehe, kalau memang ada ikan semacam itu, akan kubunuh ikan itu terlebih dahulu!" Wu Lingyu ikut bersandiwara.     

Meskipun Wu Lingyu tidak setuju mendengar ucapan Sima You Yue, tetapi di lubuk hatinya, ia suka melihat Sima You Yue bertingkah genit.     

"Baiklah!" Sima You Yue bangkit, menatap Wu Lingyu sambil tersenyum.     

Wu Lingyu mencolek hidung Sima You Yue dengan lembut. Gadis tersebut sedang terluka dan belum pulih, tetapi malah tetap ingin bersandiwara. Namun, melihat Sima You Yue begitu menyayanginya, ia pun memutuskan untuk ikut bersandiwara bersama Sima You Yue!     

Wu Lingyu mendongak dan memelototi orang-orang itu, lalu berkata, "Pergilah sejauh yang kalian bisa kalau kalian tidak mau mati!"     

"Kau mau supaya kami pergi? Hahaha — orang-orang macam kalian mencoba menyuruh kami pergi? Hahahe, ini lelucon terbaik yang kami dengar setelah sampai di tanah abadi!" Orang-orang tersebut tertawa terbahak-bahak.     

Mereka tidak bisa merasakan kekuatan Wu Lingyu, tetapi mereka bisa merasakan kekuatan Sima You Yue. Hanya seseorang yang berperingkat Dewa, dan terlebih sedang terluka. Itu tidak cukup untuk menakuti mereka.     

Sementara Wu Lingyu, sebagai saudara senior Sima You Yue, mereka jadi ikut meremehkan kekuatannya. Mereka merasa geli ada orang selemah Wu Lingyu yang berani-beraninya menyuruh mereka pergi.     

"Hanya dengan penampilanmu yang seperti itu, apa kau tidak malu berpasangan dengan lelaki yang setampan dia? Akan kubunuh kau hari ini dan akan kubawa lelakimu itu pergi!" Gadis tersebut menahan amarahnya dalam hati, menatap Sima You Yue dengan niat membunuh.     

"Matamu menakutkan sekali!" Sima You Yue bersembunyi di belakang Wu Lingyu, seolah-olah tampak sedang ketakutan. "Saudara Senior, aku takut."     

"…."     

Meskipun tadi Wu Lingyu sudah memutuskan untuk ikut bersandiwara, tetapi sekarang ia sungguh tidak tahan untuk terus berpura-pura. Penampilan yang manis dan lembut itu … benar-benar tidak cocok untuk Sima You Yue!     

"Saudari Senior Kedua, kenapa kau begitu bernafsu ingin membunuh perempuan secantik itu? Kau harus membiarkan kami bermain sebentar dengannya sebelum membunuhnya. Pasti rasanya enak, celepuk —" Si lelaki bermata segitiga terbalik langsung dihantam serangan energi roh bahkan sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya.     

Aura yang menyelubungi tubuh Wu Lingyu benar-benar berbeda dari yang barusan. Tidak ada lagi senyuman tipisnya yang tenang. Sekarang ia penuh dengan pancaran niat membunuh.     

Tidak masalah kalau mereka membicarakan dirinya, tetapi siapa pun yang berani menghina Sima You Yue, itu artinya mereka cari mati!     

Orang-orang itu terkejut menyaksikan kekuatan Wu Lingyu. Ia menghabisi si lelaki bermata segitiga terbalik dalam satu gerakan, itu artinya kekuatannya pasti setidaknya beberapa peringkat lebih tinggi daripada mereka!     

"Bagaimana mungkin …."     

Sima You Yue berhenti menggoda Wu Lingyu setelah melihat Wu Lingyu bersikap demikian. Ia menarik lengannya, lalu berkata, "Jangan hanya marah, langsung bunuh saja bajingan semacam itu."     

Penampilan Sima You Yue yang penuh niat membunuh sekarang benar-benar berbeda dari perempuan yang berbudi luhur yang sebelumnya. Pada saat itu mereka baru sadar kalau Sima You Yue hanya bersandiwara sejak tadi!     

"Flowey, ada yang mau merebut Saudara Senior, kuserahkan mereka padamu sebagai camilanmu."     

Sima You Yue mengeluarkan Flowey, tentu saja bersama Mimpi Kecil dan Tujuh Kecil.     

Mereka bertiga sudah tidak terpisahkan.     

"Berani-beraninya kau mau merebut Kakak Lingyu? Aku tidak akan berbelas kasihan pada kalian!" Tujuh Kecil menggulung lengan bajunya, menunjukkan kalau ia sudah siap bertarung.     

"Berani-beraninya kau punya niat jahat pada You Yue, tidak bisa dimaafkan!" Flowey berubah menjadi sebuah sulur merambat yang dipenuhi oleh tanaman pemakan manusia.     

"Aturan yang sama seperti biasa!" Mimpi Kecil memang yang paling lugas di antara mereka bertiga dan langsung menyerang orang-orang tersebut.     

"Lagi!" Tujuh Kecil mengepalkan tinjunya dan menerjang ke depan, ia tidak mau kalah dari Mimpi Kecil!     

"Aku juga ikut!" Flowey membuka kuncup-kuncup bunganya yang cantik, menunggu untuk menikmati makanan enak.     

"Raja bunga pemakan manusia!"     

Mereka tidak bisa mengenali Tujuh Kecil dan Mimpi Kecil, tetapi mereka mudah mengenali Flowey.     

Melihat kehadiran Flowey, mereka langsung merasa putus asa. Bagaimana mungkin mereka bisa bertemu dengan makhluk yang semenakutkan itu di situ?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.