Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Ayo Makan Bersama, Aromanya Lezat



Ayo Makan Bersama, Aromanya Lezat

3Pada akhirnya, keduanya belum menjalin hubungan mereka sebagai guru dan murid.     

Sima You Yue tidak pernah benar-benar berniat mau menjadikan Mo Yu muridnya. Ia bukan orang yang akan menerima seseorang sebagai muridnya sebelum mengenal mereka. Itu hanya caranya untuk mengulur-ulur waktu.     

Kemudian, Mo Yu berjanji kalau ia tidak akan melakukan apa pun terhadap Sima You Yue. Ia juga tidak akan menyebarkan berita tentang Sima You Yue. Akhirnya, karena ia berjanji akan melindungi Sima You Yue selama periode tersebut, mereka akhirnya mencapai sebuah kesepakatan.     

Meskipun demikian, ia tidak tahu apakah ia bisa memercayai Mo Yu atau tidak. Namun, itulah hasil terbaik yang memungkinkan untuk sekarang.     

"Karena kita sudah sepakat, bisakah kita mulai?" tanya Mo Yu.     

"Baiklah!" Suasana hati Sima You Yue cukup bagus karena telah berhasil bersepakat dengan Mo Yu. ia mengeluarkan teh dan air yang telah ia siapkan sebelumnya, lalu menyiapkan secangkir teh yang kuat untuk Mo Yu sambil dengan santai memberitahunya tentang bagian-bagian penting mana saja yang harus diperhatikan selama penyeduhan teh.     

Mo Yu sangat menggemari teh. Itulah kenapa ia sangat memperhatikan penjelasan Sima You Yue dan mengingat setiap hal yang Sima You Yue katakan.     

Namun, semua orang menyeduh teh dengan cara mereka sendiri. Meskipun Sima You Yue bisa memberi tahu Mo Yu bagaimana ia melakukannya, seduhan teh Mo Yu tetap tidak akan seharum seduhan teh-nya.     

"Kau pasti tahu setelah menyeduhnya beberapa kali lagi," kata Sima You Yue.     

Sebenarnya, perbedaan di antara mereka sangat kecil. Orang kebanyakan tidak akan tahu. Namun, bagi mereka yang menyukai teh, perbedaan tersebut sangat besar.     

Itulah kenapa Mo Yu tidak pernah puas dengan caranya menyeduh teh. Karena itu, ia terus berlatih sejak pagi. Sima You Yue jadi kena batunya dan harus minum banyak teh.     

Sayangnya teh tidak mengenyangkan. Setelah minum begitu banyak teh, ia tetap masih bisa makan siang.     

Namun, melihat tingkah Mo Yu, sepertinya Mo Yu tidak akan pergi dalam waktu dekat?     

"Mo Yu, kita sudah minum teh sepanjang pagi. Apa kau belum merasa cukup?"     

"Tidak."     

"Kalau begitu, kau bisa lanjut sendiri. Ada yang harus kulakukan," kata Sima You Yue.     

"Kau mau apa?"     

"Sulit bekerja dengan perut kosong. Sekarang aku hanyalah orang biasa yang tidak bisa menggunakan energi roh. Aku jadi lemah karena lapar kalau aku tidak makan," jawab Sima You Yue. "Jadi, silakan lanjut menyeduh teh-mu. Aku mau masak."     

"Yang kau masak itu, memangnya itu bisa dimakan?" tanya Mo Yu. "Kenapa kau tidak beli makan di luar saja?"     

Sima You Yue tertegun. Apa Mo Yu mengalami perubahan kepribadian?     

Sayang sekali ia tidak bisa menikmati makanan yang dibeli di luar.     

"Aku lebih suka makan sesuatu yang kumasak sendiri. Kalau kau mau pergi, tolong tutup pintu utama. Aku tidak akan mengantarmu."     

Ia melompat turun dari tangga dalam dua dan tiga langkah, lalu pergi ke pelatarannya sendiri. Ia benar-benar meninggalkan Mo Yu begitu saja.     

Setelah minum teh bersama Mo Yu sampai sore hari, ia jadi lebih mengenal Mo Yu. Untuk seseorang sekuat Mo Yu, Mo Yu tidak akan membunuh orang dengan sembarangan. Karena mereka sudah bersepakat dan Mo Yu bahkan belum selesai mempelajari cara menyeduh teh, Mo Yu tidak akan memedulikannya.     

Tentu saja, alasan terpenting kenapa ia berlari begitu cepat adalah karena, setelah minum teh sepanjang pagi, ia sudah lama ingin buang air kecil. Hanya saja yang disampingnya itu seorang lelaki, jadi ia merasa agak canggung untuk mengatakannya.     

"Huh, repot sekali kalau tidak bisa menggunakan energi roh seperti ini." Tepat ketika ia keluar dari kamar kecil sambil mengembuskan napas, ia melihat Mo Yu berdiri di pelataran. Ia sangat terkejut. "Kenapa kau masih di sini?"     

"Menunggumu. Kita bisa lanjut berlatih malam ini," jawab Mo Yu.     

"Dasar pecandu teh!" maki Sima You Yue diam-diam sambil berjalan menuju ke dapur.     

Mo Yu mengikutinya. Melihat betapa luwesnya ia memasak, Mo Yu berkata, "Kau benar-benar bisa masak."     

"Ini sama seperti teh. Anggap saja ini kegemaranku."     

"Yu Ke Luo tidak bisa masak."     

Tangan Sima You Yue membeku. Ia berbalik untuk menatap Mo Yu. "Kau kenal dekat dengan ibuku?"     

"Tidak juga, kami baru beberapa kali bertemu."     

"Oh." Sima You Yue berbalik dan lanjut memasak. Karena mereka tidak dekat, ia tidak perlu bertanya lagi pada Mo Yu. "Oh ya, kau mau ikut makan juga?"     

Kalau Mo Yu juga mau ikut makan, ia harus memasak sedikit lebih banyak. Kalau ia tidak menyiapkan porsi khusus untuk Mo Yu, tetapi nanti ternyata Mo Yu mau ikut makan, ia jadi tidak akan bisa mengisi perutnya sampai kenyang.     

Mo Yu duduk di meja makan. Awalnya ia hanya menunggu Sima You Yue, tetapi ketika ia mencium makanan yang Sima You Yue masak, aromanya cukup enak.     

"Aku mau mencicip sedikit."     

Awalnya Sima You Yue berencana menyiapkan lima hidangan. Karena ia lapar, supaya ia jangan sampai kekurangan makanan, ia mengeluarkan seekor bebek utuh lagi dan memasak bebek panggang. Kemudian, ia menyiapkan 1,5 kilogram daging Binatang Roh tambahan dan menyiapkan tiga hidangan lagi.     

Untunglah ia masih menguasai kesadaran roh-nya, jadi ia tetap bisa memasak beberapa hidangan sekaligus. Karena itu, ia berhasil menyiapkan tujuh sayuran, satu hidangan daging, dan seekor bebek panggang dalam waktu satu jam.     

Melihat betapa cepatnya Sima You Yue menyiapkan makanan, Mo Yu bisa menebak kalau Sima You Yue sering memasak dengan cara demikian.     

Orang lain menggunakan kesadaran roh mereka untuk berkultivasi, tetapi Sima You Yue istimewa. Ia menggunakannya untuk memasak.     

Sima You Yue meletakkan hidangan yang sudah jadi di atas meja, lalu mereka masing-masing memegang semangkuk nasi dan mulai makan.     

Waktu makan siang sudah lewat dari tadi dan perutnya sudah keroncongan.     

Ia baru saja menyantap sarapan ketika Mo Yu menyeretnya pergi untuk berbincang-bincang tentang teh. Ia sangat bingung sampai-sampai ia lupa meminum pil rohnya, jadi ia benar-benar kelaparan sekarang.     

Dasar tubuh terkutuk!     

Untung saja kemampuan masaknya masih lumayan. Kalau tidak, ia benar-benar tidak tahu bagaimana ia bisa bertahan selama periode waktu ini.     

Melihat betapa bersemangatnya Sima You Yue makan, Mo Yu ikur mengambil sumpitnya untuk mencicip sedikit.     

Ia bukan pecinta kuliner, jadi ia hanya berencana untuk mencoba sedikit. Namun, setelah memakan gigitan pertama, ia tidak jadi meletakkan sumpitnya lagi.     

Meskipun ia tidak makan dengan cepat, porsi makannya tidak kurang dari Sima You Yue. Misalnya, ia melahap setengah dari bebek panggang tersebut. Ia juga hampir menyantap satu kilo daging Binatang Roh. Belum lagi ia juga menghabiskan sekitar setengah dari setiap hidangan sayuran.     

Setelah mereka selesai makan, hidangan di piring-piring di atas meja sudah licin tandas.     

Sima You Yue menatap tajam ke arah Mo Yu. Mo Yu jelas-jelas tidak makan dengan cepat, jadi bagaimana mungkin Mo Yu bisa makan sebanyak itu? Untung ia sudah lama meramalkan hal tersebut dan mempersiapkan sedikit lebih banyak hidangan. Kalau tidak, hidangan yang ia masak tidak itu akan cukup untuk mengenyangkannya!     

Ia mengusap perutnya. Sepertinya ia belum cukup kenyang, jadi ia mengeluarkan pil yang disempurnakan oleh Bei Gong Tang untuknya.     

Melihat Mo Yu memperhatikan pil yang ia pegang, ia mengguncangnya dan berkata, "Karena kau makan banyak sekali barusan, aku jadi merasa belum kenyang. Pil ini bisa menggantikan rasa belum kenyangku ini."     

"Kau punya pil, jadi kenapa kau masih perlu makan?"     

"Kurasa untuk membuatku kenyang." Sima You Yue menyimpan pil tersebut, "Meskipun minum pil itu membantu, kalau aku tidak makan, aku akan selalu merasa perutku kosong. Pil juga hambar, jadi aku tidak merasakan apa pun saat meminumnya. Aku tetap harus makan."     

"Kau benar-benar pecinta kuliner. Kau sangat berbeda dari ibumu," komentar Mo Yu.     

Sima You Yue tidak tahu kalau ia sangat berbeda dari ibunya. Semua orang terus menyebutkan tentang perbedaan di antara mereka.     

"Bukankah kau juga menghabiskan setengah hidangan tadi? Kau juga pecinta kuliner!" kata Sima You Yue.     

"Karena kita sudah selesai makan, kita bisa lanjut berbincang soal teh." Mo Yu tidak menjawab pertanyaan Sima You Yue. Ia bangkit berdiri untuk pergi.     

Sima You Yue memanyunkan bibirnya saat Mo Yu pergi. Ia menyimpan piring-piring tersebut di Pagoda Roh. Seseorang dengan sendirinya akan membantunya untuk mencuci piring tersebut.     

Keduanya sampai di paviliun di pinggir danau dan Xiao Hong datang tak lama kemudian. Ketika ia melihat kalau Mo Yu benar-benar ada di situ, matanya menunjukkan kegembiraan dan kecemburuan.     

Sima You Yue diam-diam mengembuskan napas. Oh Xiao Hong, kalau saja kau tahu siapa Mo Yu sebenarnya, apakah kau tetap akan merasa seperti sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.