Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Menunjukkan Kecakapannya



Menunjukkan Kecakapannya

2Xiao Hong tercengang, barusan ia hanya asal berkomentar. Kenapa ia justru jadi ditanya sedemikian rupa?     

"Xiao Hong orangnya blak-blakan, aku hanya tahu cara meminumnya, tetapi tidak bisa membicarakannya. You Yue-lah yang ahli mencicipi teh!" Ia mengalihkan pembicaraan ke Sima You Yue.     

"Oh?" Jun Wei mengalihkan tatapannya ke Sima You Yue. "Nona You Yue juga seorang penggemar teh?"     

"Aku tahu sedikit tentang teh."     

"Kalau begitu, cobalah."     

Sima You Yue dengan lembut mengendus teh yang diserahkan Mo Yu kepadanya. Awalnya ia hanya ingin mengatakan sesuatu, tetapi ia malah mengutip sebuah puisi yang pernah ia dengar sebelumnya.     

"Sabuk buram yang berkerut berwarna besi, memegang syair yang sangat bagus, akar lidah belum merasakan yang murni, tetapi hidung telah mencium aroma yang kudus."     

Xiao Hong dan Ketua Klan Jun tidak memahami perkataan Sima You Yue, tetapi Mo Yu tahu apa yang ia maksud.     

Mo Yu merupakan lelaki yang cukup berpengetahuan luas.     

"Tieguanyin[1] merupakan jenis teh yang sangat mudah untuk dibuat. Teh ini rasanya lembut dan manis, tetapi karena suhu air dan waktu seduhnya tidak cukup, rasa teh ini jadi terpengaruh dan aroma tehnya jadi tidak sepenuhnya menguar."     

Raut wajah Jun Wei dan Mo Yu berubah, tetapi perubahan raut wajah Mo Yu yang lebih kentara. Teh tersebut merupakan teh terenak yang ia temukan di dunia manusia, dan teh tersebut lebih enak daripada teh yang sebelumnya ia minum. Untuk menghasilkan aroma teh tersebut, ia secara khusus tinggal bersama para petani teh selama lebih dari setahun, sampai ia merasa ia telah bisa menyeduh teh itu cukup baik sebelum pergi. Namun, Sima You Yue bilang teh buatannya tidak cukup enak?     

"Jadi, kau tahu cara membuat teh?" gumam Mo Yu. Meskipun Ketua Klan Jun tidak mendengar nada senang atau marah, suara Jun Mo Yu membuat hatinya bergidik.     

"Sedikit," jawab Sima You Yue.     

"Kalau begitu, bagaimana kalau kau membuat sepoci teh untuk kita semua?"     

Sima You Yue merenung sebentar. "Baiklah."     

Mo Yu menyerahkan seperangkat penyeduh teh pada Sima You Yue, tetapi ia menolaknya.     

"Aku lebih suka menggunakan perangkat penyeduh teh-ku sendiri."     

Dengan lambaian tangannya, seperangkat penyeduh teh pun muncul di atas meja. Kemudian, ia mulai menyeduh teh.     

Mo Yu memperhatikan kalau perangkat penyeduh teh Sima You Yue sebagus miliknya. Ia juga menyadari kalau Sima You Yue merupakan seorang penggemar teh. Kesannya terhadap Sima You Yue langsung meningkat pesat.     

Namun, ia tidak tahu kalau awalnya Sima You Yue tidak terlalu suka teh. Karena Wu Lingyu menyukai teh dna kebetulan tahu banyak tentang cara membuat teh, Wu Lingyu sering menyeduhnya dari waktu ke waktu. Lama-lama, ia pun ikut jatuh cinta pada teh.     

Dahulu ia lebih suka minum alkohol.     

Merebus air, memetik daun teh, menyeduh, mencuci gelas, dan akhirnya, menyeduh lagi. Ia menunggu selama sepuluh detik, lalu menuangkan seduhan tehnya ke dalam cangkir-cangkir kecil. Kemudian, ia mengangkat cangkirnya menggunakan sepit dan menunjukkannya kepada semua orang.     

"Silakan."     

Ia mengambil cangkir tehnya sendiri. Ia mengendusnya, lalu tersenyum dengan puas.     

Kelompok Mo Yu, yang terdiri dari empat orang tersebut, tidak pernah melihat cara penyeduhan macam itu sebelumnya. Mereka dengan penasaran mengambil cangkir-cangkir teh yang kecil tersebut.     

Mo Yu mengendus dengan tenang dan berkomentar, "Mata bagai emas dan cerah layaknya ambar. Aroma ini alami dan tebal, tetapi aku tidak tahu bagaimana rasanya."     

"Kau tidak akan tahu kalau kau tidak mencicipinya. Kau lihat apa perbedaan antara teh-ku dan teh-mu?" Sima You Yue menyesap tehnya. Suasana hatinya sedang bagus.     

Mo Yu tidak berpikir kalau teh Sima You Yue akan lebih baik daripada tehnya, tetapi aroma teh Sima You Yue memang harum.     

Namun, setelah ia menyesapnya, ia langsung melupakan pikirannya sebelumnya.     

Orang-orang macam mereka sangat ahli dalam upacara minum teh, mereka bisa tahu meskipun perbedaannya hanya sedikit. Apalagi, seduhan teh Sima You Yue jelas lebih enak daripada seduhannya.     

"Apa nama teknik penyeduhan teh-mu?"     

"Teh Kungfu."     

Melihat kalau Mo Yu sudah menghabiskan tehnya, Sima You Yue menawarinya secangkir teh lagi menggunakan sepitnya.     

Ia memang cantik, dan gerakannya anggun. Temperamennya membuat Mo Yu merasa bahwa minum teh bersamanya merupakan sebuah kenikmatan tersendiri.     

"Teh Kungfu …." Mo Yu memegang cangkir tehnya dan menatap ke depan. Tatapannya tertuju pada Sima You Yue. "Bisakah kau mengajariku?"     

"Teknik Teh Kungfu tidak sulit untuk dipelajari. Kurasa kau pasti langsung tahu prosesnya setelah melihatku melakukannya," jawab Sima You Yue.     

"Namun, selama bagian tertentu tidak dikerjakan dengan benar, bagian itu akan merusak teh secara keseluruhan. Aku mau tahu semua langkahnya dengan terperinci," kata Mo Yu. "Nona You Yue, bisakah aku pergi menemuimu untuk upacara minum teh?"     

Sima You Yue terkejut. Memangnya hubungan mereka sudah sedekat itu?     

"Maaf, aku …." Sebelum ia sempat menyelesaikan pernyataannya, ia merasakan tatapan memohon Xiao Hong. Kemudian, ia mengubah jawabannya, "Kalau begitu, You Yue juga ingin berunding dengan Tuan Muda Jun."     

Mereka tinggal di kedai teh tersebut sebentar. Ketika ia melihat kelompok Fatty Qu sudah keluar dari toko, ia berkata, "Ketua Klan Jun, teman-temanku sudah keluar. Kami pamit dahulu."     

Xiao Hong melirik Mo Yu dengan agak tidak puas. "Ketua Klan Jun, Tuan Muda Jun, kami pamit dahulu."     

"Nona, selamat jalan dan sampai jumpa."     

Mereka pun pergi meninggalkan ruang pribadi tersebut. Senyuman Sima You Yue memudar dari mulutnya.     

Bei Gong Tang melirik Sima You Yue, tetapi tidak mengatakan apa-apa.     

"Xiao Hong, kita sudah berbelanja lama sekali. Ayo pulang," seru Sima You Yue setelah meninggalkan kedai teh.     

Xiao Hong melihat kalau raut wajah Sima You Yue tampak berbeda. "Kau marah?"     

"Tidak," jawab Sima You Yue. "Kau mau mengenalnya lebih jauh. Aku paham. Aku tidak marah. Aku hanya sedikit lelah."     

"Iya, kita sudah berbelanja cukup lama. Akan kuantar kalian pulang," timpal Xiao Hong.     

Sima You Yue ingin menolaknya, tetapi ia takut kalau nanti ia tampak semakin aneh dan mencurigakan. Jadi, ia pun setuju.     

Sementara itu, di dalam ruang pribadi, Jun Wei dan Mo Yu sedang mencicipi teh buatan Sima You Yue.     

"Tuan, kenapa kau tidak membunuhnya? Kalau Selir Hantu sampai tahu, bukankah dia akan marah?" tanya Jun Wei.     

"Aku bilang padanya kalau aku akan membantunya menyelidiki Sima You Yue. Aku tidak berjanji untuk membalaskan dendamnya," jawab Mo Yu. "Sayang sekali kan kalau orang yang seluar biasa itu dibunuh?"     

"Teh yang dia seduh memang luar biasa." Jun Wei sangat meyakini hal tersebut.     

Jun Wei sering mencicipi teh yang diseduh Mo Yu dan telah terbiasa dengan itu, sehingga ia tidak tertarik lagi pada teh biasa. Teh Sima You Yue, sejujurnya, memang lebih enak daripada teh yang diseduh oleh tuannya.     

"Sulit sekali bisa bertemu dengan orang yang seluar biasa itu. Kalau kita tidak bekerja keras, bukankah sia-sia saja kita datang ke dunia manusia?"     

"Memang benar, Tuan …."     

Xiao Hong mengantar mereka ke pelataran mereka, lalu pulang. Membayangkan bagaimana ia mungkin akan jadi sering bertemu dengan Mo Yu, ia pun tersenyum bahagia.     

Sima You Yue menunggu sampai Xiao Hong berjalan jauh, lalu masuk melalui pintu bersama Bei Gong Tang dan yang lainnya. Raut wajahnya tampak tenang.     

Fatty Qu dan yang lainnya melihat perubahan raut wajahnya. "Ada apa?"     

"Jun Mo Yu itu bukan manusia biasa," jawab Sima You Yue. "Dia anggota Klan Hantu dan dia sangat kuat. Saat aku berada di ruang pribadi tadi, aku merasakan niat membunuhnya tertuju padaku."     

"Klan Hantu? Bagaimana kau bisa tahu?"     

"Qing Yi yang memberitahuku," jawab Sima You Yue. "Lagi pula, kurasa sepertinya dia mengenalku."     

"Kalau begitu, kenapa kau tetap mau membiarkan orang macam itu datang ke pelataran kita?"     

"Kalau kutolak, mungkin aku tidak akan bisa pergi meninggalkan ruang pribadi itu tadi …."     

[1] salah satu jenis teh oolong Tiongkok terkenal yang berasal dari abad ke-19 di Anxi di Provinsi Fujian. Berwarna antara hijau dan hitam     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.