Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Saling Menyerang Satu Sama Lain



Saling Menyerang Satu Sama Lain

3Melihat si kera tua yang tampak linglung, Sepuluh Kecil dan Huang Kecil tanpa sadar bertukar pandang.     

Mereka belum pernah melihat leluhur mereka ragu-ragu sebelumnya, apa yang menyebabkannya jadi seperti ini?     

"Leluhur Tua?" panggil Huang Kecil, mencoba-coba.     

Si kera tua menatap mereka berdua dan berkata, "Ikuti aku, ada sesuatu yang ingin kurundingkan dengan kalian."     

Sepuluh Kecil dan Huang Kecil penasaran, tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka langsung pergi mengikuti si kera tua.     

Mereka menemukan tebing yang sepi. Mempertimbangkan bahaya yang ada di luar saat ini, mereka tidak meninggalkan wilayah Klan Burung Elang-Alap.     

"Leluhur Tua, apa yang begitu membebanimu?" tanya Sepuluh Kecil.     

Si kera tua menoleh untuk menatap mereka dan menjawab, "Sima You Yue meminta kita untuk bergabung dengannya."     

"Bergabung dengannya? Dia meminta kita untuk jadi bawahannya?" Huang Kecil agak kesal. Mereka Binatang Roh Keberuntungan, bagaimana mungkin mereka bisa jadi bawahan manusia!     

"Dia tidak memaksaku, dia hanya menjanjikan satu hal," kata si kera tua. "Janji yang sangat sulit untuk ditolak."     

"Janji apa?" tanya Sepuluh Kecil.     

"Dia akan memberi kita Buah Ular Emas yang cukup," jawab si kera tua.     

Huang Kecil dan Sepuluh Kecil menahan napas, tercengang mendengar hal tersebut.     

"Buah Ular Emas yang cukup …. Memangnya berapa banyak?" tanya Sepuluh Kecil dengan bingung.     

"Dari apa yang kuperhatikan, dia pasti punya banyak Buah Ular Emas," jawab si kera tua. "Ketika dia memberiku tiga Buah Ular Emas itu, dia bahkan tidak bergeming, itu menunjukkan kalau dia punya banyak."     

"Itu memang janji yang menggiurkan," timpal Huang Kecil. "Namun, apakah kita akan kehilangan kebebasan karena ini?"     

"Menurutku, seharusnya tidak masalah," jawab Sepuluh Kecil. "Kurasa dia bukan jenis orang yang akan memperlakukan kita layaknya Binatang Roh kontrak biasa. Terlebih, dia sangat kuat, jadi kita tidak akan menderita kalau kita mengikutinya."     

"Menurutku juga begitu," timpal si kera tua. "Kau pasti bisa memperhatikan, meskipun kekuatannya tidak terlalu tinggi, kemampuannya lebih baik daripada siapa pun yang pernah kita lihat sebelumnya. Kurasa masa depannya akan sangat cerah. Yang paling penting …."     

"Apa?"     

Si kera tua mengembuskan napas, berbalik dan melihat ke luar tebing, lalu menjawab: "Karena peristiwa ini, aku jadi tahu kalau situasi kita sangat buruk sekarang, terutama karena garis keturunan kita terlalu sedikit. Alangkah baiknya kalau ada seseorang yang bisa menjaga kita."     

Huang Kecil berpikir sejenak, ia merasa kalau alasan tersebut masuk akal. Namun, kalau disuruh memilih antara kebebasan dan keamanan … ia masih ragu-ragu.     

Sima You Yue beristirahat selama sehari. Ia tidak mengharapkan apa-apa perihal urusannya dengan si kera tua. Kalau mereka mau mengikutinya, bagus. Namun, kalau mereka tidak mau, ia tidak akan memaksa mereka.     

Namun, ketika ia melihat si kera tua berbicara dengan Raja Burung Elang-Alap, ia masih agak terkejut.     

"Kami telah memutuskan. Kami bersedia mencoba mengikutimu," kata si kera tua. "Kuharap kami mengambil keputusan yang tepat."     

"Kurasa kalian tidak akan kecewa," kata Sima You Yue sambil tersenyum.     

"Bisakah kau menceritakan padaku tentang kelompok kekuatanmu?"     

"Tentu saja, aku akan memberitahumu …."     

Di tempat lain, di luar kediaman Klan Zong Zheng, para penjaga membuka pintu pada pagi hari.     

"Ha, kenapa ada orang di luar?" Begitu penjaga membuka pintu, mereka melihat seseorang terbaring di tanah.     

"Ini Tetua Kelima!" seru penjaga lainnya.     

"Mengapa hanya Tetua Kelima?"     

"Kenapa kau masih saja berdiri di sana? Bantu Tetua Kelima masuk!"     

"Tetua Kelima sudah mati!"     

"Namun, kau tetap harus membawanya masuk. Kalian berdua lapor ke Ketua Klan!"     

Karena mayat Tetua Kelima, Zong Zheng Quan, telah ditemukan, terjadi keributan di Klan Zong Zheng di pagi hari tersebut.     

Sebenarnya Zong Zheng Qing Ren sedang berkultivasi tertutup. Ketika ia mendengar kalau Zong Zheng Quan sudah pulang, ia memaksa diri untuk keluar, membuka pintu dan bertanya kepada orang-orang di pelataran, yang datang untuk melaporkan berita, "Apakah Tuan Muda dan yang lainnya sudah pulang?"     

"Lapor Ketua Klan, Tuan Muda belum pulang, hanya Tetua Kelima yang pulang," jawab si penjaga.     

"Bagaimana dengan yang lainnya? Apakah darah Binatang Roh Keberuntungan berhasil dibawa pulang? Apakah Tetua Kelima datang untuk meminta bala bantuan?" tanya Zong Zheng Qing Ren dengan penuh semangat sambil meraih pakaian si penjaga.     

"Tidak, tidak!" jawab si penjaga, ketakutan melihat tingkah Zong Zheng Qing Ren.     

"Tidak? Maksudmu mereka tidak membawa pulang darah Binatang Roh Keberuntungan, atau tidak meminta bala bantuan?" tanya Zong Zheng Qing Ren lagi.     

"Lapor Ketua Klan, Tetua Kelima membawa pulang darah Binatang Roh Keberuntungan," jelas si penjaga dengan cepat, ia takut bisa-bisa ia mati kalau ia terlambat menjawab!     

Mendengar kalau darah Binatang Roh Keberuntungan berhasil dibawa pulang, Zong Zheng Qing Ren mengembuskan napas lega dan berkata, "Panggil Tetua Kelima ke sini untuk berbicara denganku!"     

"Lapor Ketua Klan, aku tidak bisa melakukan itu," kata si penjaga.     

"Kenapa?"     

"Ketika mereka melihat Tetua Kelima, dia sudah mati!"     

"Apa maksudmu?!" teriak Zong Zheng Qing Ren sambil memelototi si penjaga.     

"Benar, Ketua Klan. Ketika penjaga melihat Tetua Kelima, dia sudah tidak bernapas lagi," jawab si penjaga.     

"Bagaimana dengan yang lainnya? Tuan Muda?"     

"Tidak, hanya mayat Tetua Kelima yang ada di depan pintu, memegangi botol giok. Dilihat dari luka-lukanya, sepertinya mereka telah disergap."     

"Song Mao …." Zong Zheng Qing Ren mencoba menenangkan dirinya lalu berkata, "Pindahkan mayat Tetua Kelima ke kamar dan beri tahu tetua lainnya untuk datang kemari!"     

"Ya, Ketua Klan!"     

Penjaga yang berhasil melarikan diri dari Zong Zheng Qing Ren itu sangat bersyukur karena ia tidak dicekik sampai mati. Setelah menerima perintah, ia bergegas melaksanakannya, dan meninggalkan pelataran seolah-olah sedang melarikan diri.     

Setelah menilai kondisi mayat Tetua Kelima, anggota Klan Zong Zheng yakin kalau Zong Zheng Song Mao dan yang lainnya disergap setelah mendapatkan darah Binatang Roh Keberuntungan. Namun, mereka masih belum tahu siapa yang melakukan penyergapan.     

"Utus seseorang ke Pegunungan Xisha untuk menyelidiki, kita harus mencari tahu apa yang telah terjadi!" teriak Zong Zheng Qing Ren sambil menggebrak meja.     

Meja malang yang terbuat dari kayu mahoni berkualitas tinggi tersebut hancur dibuatnya.     

Lebih dari satu jam kemudian, tim Klan Zong Zheng pun berangkat ke Pegunungan Xisha.     

Pada saat yang sama, Istana Yin Yang juga mengirim tim ke Pegunungan Xisha untuk mencari tahu kelompok kekuatan mana yang berani menyerang Tuan Muda Istana dan merampok darah Binatang Roh Keberuntungan mereka.     

Kedua tim tiba di Pegunungan Xisha hampir pada saat yang bersamaan, dan pada saat yang sama itu juga, mereka langsung menemukan lembah tersebut sebelum mereka mendarat.     

Ketika bertemu di lembah, kedua tim tertekan melihat semua orang yang terluka. Orang-orang itu merupakan anggota Klan Zong Zheng dan Istana Yin Yang!     

Melihat mayat Cao Le dan Zong Zheng Song Mao, mereka luar biasa marah. Mereka mengirim pesan ke markas sambil menyelidiki mayat keduanya untuk mencari tahu kelompok kekuatan mana yang telah membunuh keduanya.     

Namun, hasil akhirnya mengejutkan mereka.     

"Tetua Pertama, sebagian besar anggota kita terluka karena diserang anggota Istana Yin Yang," lapor seorang murid Klan Zong Zheng pada Tetua Pertama yang sedang menunggu.     

Pada saat yang sama, anggota Istana Yin Yang juga memperoleh hasil yang serupa. Sebagian besar luka pada anggota Istana Yin Yang disebabkan oleh keterampilan roh anggota Klan Zong Zheng.     

Dengan kata lain, semua anggota mereka meninggal bukan karena ada pihak lain yang datang untuk merebut darah Binatang Roh Keberuntungan, melainkan karena mereka sendiri saling bertikai setelah berhasil mendapatkan darah Binatang Roh Keberuntungan.     

Setelah sampai pada kesimpulan tersebut, orang-orang dari kedua belah pihak langsung saling memandang dengan kebencian yang mendalam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.