Membakar Kertas
Membakar Kertas
Para tetua Kuil Pendeta merupakan orang-orang yang butuh bertahun-tahun untuk mengumpulkan kekuatan mereka. Entah itu di kalangan manusia, atau bangsa iblis, menjadi seorang tabib membutuhkan waktu yang sangat lama, semua orang mengakuinya. Namun, Ye Yuan di sini berani mengoceh!
Para jenius muda bangsa siluman juga menunjuk dan menunjukkan isyarat gerakan badan pada Ye Yuan satu per satu, mereka sangat menghina.
Selain dianggap sombong, Ye Yuan juga ingin menggunakan kekuatan dan pengaruh Kuil Pendeta supaya dia menarik petinggi Kuil Pendeta.
Bagaimana mungkin para jenius muda ini punya modal untuk berbicara?
Karena hal itulah, Ye Yuan mungkin menonjolkan diri supaya para tetua Kuil Pendeta mau melihat kekuatannya! Uh ... meski dia tidak bisa berbicara tentang kekuatannya saat ini.
Ye Yuan berkata dengan nada santai, "Jangan berbicara lagi denganku dengan kata-katamu. Karena ini adalah sebuah ujian, maka hasil lah yang berbicara."
Si lelaki tua yang bertanggung jawab mengurusi pendaftaran berkata dengan nada suara serius, "Anak muda, kalau sampai aku menemukan kau ini mempermainkan Kuil Pendeta, maka kau akan tahu akibatnya!"
Ye Yuan mengangguk dan berkata, "Saya tentu tahu!"
Si lelaki tua itu melanjutkan, "Siapa namamu?"
"Ye Yuan!"
Lelaki tua ini mengangguk dan melemparkan sebuah lempeng kayu pada Ye Yuan. Ye Yuan menangkapnya dan berbaris di tempat terakhir.
Di antara barisan para petarung siluman ini, Ye Yuan tampak berbeda.
Saat ini, di atas sebuah panggung tinggi di atas kuil, tiga orang tua muncul secara berurutan. Aura kekuatan mereka begitu menakjubkan.
Ketiga lelaki tua ini mengenakan jubah pendeta berwarna ungu, ada lima binatang sulaman di dada mereka. Mereka ini, secara mengejutkan, adalah pendeta bintang lima, yang sekaligus adalah tetua Kuil Pendeta!
Seorang tetua yang ada di tengah perlahan membuka mulutnya dan berkata, "Kong Lin, mulai!"
Kong Lin membungkuk untuk memberi hormat dan berkata, "Baik, Guru!"
Melihat adegan ini, para siluman yang ada di bawah semuanya sangat iri. Kong Lin berjalan di depan orang banyak dan berkata dengan suara yang jelas, "Ujian murid pendeta dimulai sekarang. Putaran pertama, pengendalian api! Saya percaya bahwa setiap orang tidak asing dengan putaran pertama ini. Ada tiga jenis bahan kertas yang digunakan; mereka terbuat dari Kayu Dewa Sutra Emas, Kayu Dupa Dewa Asap Ungu dan Kayu Asap Willow. Kalian semua secara acak memilih satu sesuai dengan kekuatan kalian sendiri. Selama kalian tidak membakarnya, maka kalian dianggap lulus! Tapi saya harus memperingatkan kalian, para tetua akan memperhatikan kertas yang kalian pilih. Ini menyangkut sumber daya dan status kalian setelah memasuki kuil. Karena itu, harap kalian semua mengeluarkan kekuatan terbesar kalian dan menunjukkannya kepada para tetua! Setiap orang memiliki dua kesempatan, mulai sekarang!"
Ye Yuan melihat kertas-kertas yang diletakkan di depan dan matanya tanpa sadar menyala. Ketiga kayu ilahi ini memiliki kualitas yang berbeda dan juga tingkatan yang berbeda. Tahan panas dari kertas yang disempurnakan secara alami berbeda.
Menggunakan api ilahi untuk membakar kertas, persyaratan pengendalian api pada seorang tabib sangat tinggi.
Satu tindakan ceroboh maka akan terbakar menjadi abu.
Orang harus tahu, suhu yang mengerikan dari api dewa peringkat empat hampir bisa membakar petarung bela diri tingkat tiga menjadi abu, apalagi selembar kertas setipis sayap jangkrik.
Ujian di putaran ini dibuat dengan cerdik, tetapi juga sangat ringkas dan jelas, sehingga memperluas cakrawala Ye Yuan juga.
Tapi pengendalian api terlalu mudah baginya.
Di bawah komando Kong Lin, para pemuda bangsa siluman itu mulai naik dan menjalani penilaian satu per satu. Tapi yang mereka pilih kebanyakan adalah kertas yang terbuat dari Kayu Dewa Sutra Emas.
Di antara ketiga jenis kayu ini, Kayu Dewa Sutra Emas adalah yang terkuat, sementara Kayu Awan Willow merupakan yang terlemah.
Jadi, mereka pasti memilih yang terkuat. Dengan cara ini, mereka tidak akan mudah membakarnya. Ye Yuan melihat kendali api pemuda siluman ini. Diam-diam dia menggelengkan kepalanya.
Terlalu lemah!
Meski keahlian pembuatan pil obat bangsa siluman memiliki sistem sendiri, sama seperti bangsa iblis, bangsa siluman masih lebih kasar dibandingkan dengan bangsa manusia.
Dalam pekerjaan yang membutuhkan ketelitian ini, mereka masih lebih rendah. Namun, para tabib bangsa siluman ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan bangsa iblis.
"Ya Ampun! Sedikit lagi!"
"Jangan sampai terbakar! Jangan sampai terbakar! Ya Ampun!"
"Ya ampun, kenapa menyala lagi? Kerja kerasku selama 10 tahun ini sia-sia!"
...
Ada ratusan anggota jenius bangsa siluman yang ada di aula besar saat ini.
Namun, sebagian besar dari mereka bahkan tidak bisa menyelesaikan ujian Kayu Dewa Sutra Emas. Meski demikian, ada juga yang memiliki kemampuan cukup baik dan menyelesaikan ujian.
Bahkan ada sedikit orang yang bisa menyelesaikan ujian Kayu Dupa Dewa Asap Ungu!
"Selanjutnya, Mu Yuanchun!" Kong Lin berteriak.
Akhirnya, giliran Mu Yuanchun untuk maju.
Mu Yuanchun melihat tajam ke arah Ye Yuan sambil tersenyum.
"Bocah, buka matamu lebar-lebar dan lihatlah keahlian pengendalian apiku!"
Ye Yuan hanya tersenyum dan tidak berbicara. Mu Yuanchun merasa seolah pukulannya mendarat di atas kapas. Dia begitu depresi melihat sikap Ye Yuan.
Dia naik ke atas dan langsung mendatangi area di mana Kayu Awan Willow berada.
"Ya Ampun, Mu Yunchan sebenarnya ingin menantang Kayu Awan Willor. Apakau kekuatan sudah mencapai tingkatan ini?"
"Aku dengar dari musim kemarin, Pendeta Kong Lin menantang Kayu Awan Willow, waktu itu penampilan sungguh luar biasa!"
"Hehe, apa yang kalian tahu? Aku dengar kalau Tetua Bulu Batu sudah memutuskan siapa yang akan dia jadikan murid. Jika Kong Lin tidak memiliki kekuatan ini, mana mungkin dia bisa menjadi muridnya?"
...
Bagi para pemuda jenius ini, Kayu Awan Willow sangat sulit. Bahkan beberapa murid pendeta tidak dapat menyelesaikan tantangan ini.
Mereka yang mampu menantang dengan sukses adalah semua pemuda jenius di antara tabib muda bangsa siluman. Setelah memasuki Kuil Pendeta, mereka pasti akan sangat dihargai. Sama seperti halnya Kong Lin. Setelah dia menantang Kayu Awan Willow, dia diterima sebagai murid pribadi oleh seorang tetua, dan menjadi pendeta resmi beberapa tahun kemudian!
Perlu diketahui, meski seseorang lulus ujian, dia tidak dapat menjadi pendeta beneran dalam beberapa ratus tahun dan masih diam menjadi murid pendeta.
Semua orang menahan napas, mereka menatap Mu Yuanchun.
Mu Yuanchun jelas sangat percaya diri. Api biru samar keluar dari area telapak tangannya, lembut seperti air. Sepotong kertas Kayu Awan Willow tergantung di atas api dengan tenang, dan tidak bergerak sedikitpun.
Nyala api biru muda itu mirip dengan air yang mengalir. Api itu perlahan menyebar di bawah kertas, sampai meluas ke setiap sudut kertas.
Ketika para jenius muda itu melihat pemandangan ini, mereka semua melotot.
"Teknik pengendalian api yang sangat hebat, tidak ada sedikitpun gelombang di sana!"
"Sebelumnya, aku melihat teknik pengendalian api milik Kong Lin musim lalu. Kekuatan Mu Yuanchun sama sekali tidak di bawahnya!"
"Tidak heran dia bisa menjadi murid murid pribadi, Kekuatannya memang bukan hanya semata-mata dipamerkan."
…
Di kursi-kursi kehormatan, tiga tetua sedikit menganggukkan kepala. Mereka jelas sangat puas melihat penampilan Mu Yuanchun. Bahkan Ye Yuan juga diam-diam menganggukkan kepalanya.
Teknik pengendalian api Mu Yuanchun ini sungguh pantas untuk dipuji. Tak lama kemudian, Mu Yuanchun menarik tangannya. Kertas itu melayang turun ke atas telapak tangannya.
Kong Lin menerimanya dan melihat. Dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Temperatur apinya didistribusikan dengan baik. Tidak ada tanda-tanda kerusakan, lulus! Adik Mu Yuanchun, kita sepertinya akan menjadi saudara seperguruan nantinya!"
Mu Yuanchun membungkuk dengan hormat.
"Saya memberi salam hormat kepada Murid Senior, Kakak Kong Lin!"
Kong Lin tersenyum.
"Kau juga harus menunjukkan penampilan yang bagus di babak kedua berikutnya. Guru sedang menonton dari atas!"
Mu Yuanchun berkata dengan nada hormat, "Baik, Kakak Senior!"
Sepertinya, Mu Yuanchun sudah menganggap Kong Lin sebagai kakak seperguruannya. Ketika semua orang melihat pemandangan ini, mereka pun terkejut.
Sebuah lubang kosong mengundang angin. Sepertinya pepatah ini benar!