Kabar Kanuo
Kabar Kanuo
"Untungnya, aku punya alternatif lain. Kalau tidak, nyawaku bisa hilang di Kota Hujan Pasang! Akan tetapi…..luka-lukaku terlalu parah. Tanpa pemulihan selama puluhan tahun, mungkin aku tidak bisa sepenuhnya sembuh. Seni rahasia jiwa iblis mewujud lah untukku!"
Kepulan kabut darah perlahan memadat membentuk manusia. Siapa lagi kalau bukan Xiu Lie?
Namun, sekarang ini, dia terlihat sangat lemah; kekuatannya hanya tersisa satu per sepuluh ribu dari kekuatan puncaknya.
Xiu Lie mendesah panjang, lega. Dia bergumam, "Bangsa iblis kalah dalam perang ini tanpa alasan yang jelas. Aku bahkan tidak tahu siapa lawan yang ku hadapi! Aku tidak bisa kembali ke tempat bangsa iblis lagi. Ke depannya, aku hanya bisa menjadi roh kesepian!"
Setelah mengalami kekalahan sebesar itu, Xiu Lie tidak akan bisa menghindari kematian jika dia kembali ke tempat bangsa iblis berada.
Mulai hari ini, dia hanya bisa menjadi roh kesepian dan perlahan memulihkan tenaganya.
"Siapa di sana?"
Tiba-tiba, terdengar suara ribut di tengah-tengah hutan.Xiu Lie kaget. Seseorang perlahan keluar. Mata Xiu Lie menyipit. Seorang manusia!
Raut wajah Xiu Lie menjadi dingin. Dia tampak lega begitu tahu kalau manusia ini hanyalah seorang petarung Sekilas Surga.
Akan tetapi, tak lama kemudian, sorot matanya menjadi garang.
Manusia ini bisa menjadi makanan darahnya, yang bisa membantunya memulihkan kekuatan.
"Heh,heh, bocah, kau datang tepat waktu!"
XieLie bergerak cepat dan berada dalam posisi akan memegang manusia ini.
Wush!
Suara sobekan yang terdengar melewati udara semakin mendekat. Mata Xiu Lie menyipit, langkahnya semakin cepat mundur sekarang.
Duar!
Dalam keadaan panik, Xiu Lie bertarung melawan sebuah cahaya pedang. Tubuhnya terhempas melayang ke belakang.
Sorot matanya sudah menunjukkan kalau dia ketakutan. Dia berkata dengan nada suara serius, "Siapa kau?"
Ye Yuan tersenyum tipis dan setelah itu menjawab, "Bukankah tadi kau ingin tahu siapa lawanmu?"
Xiu Lie membelalak. Dia melihat ke arah Ye Yuan dengan tatapan tidak percaya. Suaranya terdengar dalam.
"Kau? Mustahil! Bagaimana petarung yang hanya memiliki kekuatan di tingkat Sekilas Surga mengalahkanku? Tidak, tunggu, kau….kau adalah si bocah yang terjun ke jurang! Kau…bagaimana kau masih bisa hidup?!"
Xiu Lie benar-benar terkejut melihat Ye Yuan. Dia juga merasa kalau Ye Yuan terlihat tak asing. Setelah dipikir-pikir, ternyata dia adalah orang yang sebelumnya terjun ke dalam parit alam."
Setelah lompat ke dalam jurang, bagaimana bisa dia muncul di sini dalam keadaan masih hidup dan baik-baik saja!
Selain itu, petarung Sekilas Surga ini bilang kalau dia adalah musuhnya dalam perang ini!
Bagaimana ini mungkin?
Xiu Lie merasa otaknya tidak bisa berpikir sekarang. Bagaimana bisa dia kalah dari seorang petarung Sekilas Surga?
Ye Yuan melihat ke arahnya dan berkata dengan nada dingin, "Percaya atau tidak, itu urusanmu; tidak ada hubungannya denganku. Sekarang,aku akan bertanya padamu satu hal.Apa kau tahu..Kanuo?"
Petarung yang energinya sudah mencapai Setengah Raja Dewa jumlahnya bisa dihitung di kota ini.
Bahkan di dalam kota kekaisaran, mereka pasti sedikit banyak dikenal. Oleh karena itu, Ye Yuan langsung bertanya pada Xiu Lie.
Tatapan mata Xiu Lie menjadi tajam. Dia menjawab, "Kau…kau pernah melihat Yang Mulia Kanuo? Dia sudah menghilang selama jutaan tahun! Bagaimana..kau tahu namanya?!"
Mata Ye Yuan berbinar. Dia tersenyum.
"Kua tahu dia! Hehe, bagus kalau begitu!"
Xie Lie tampak ketakutan melihat tatapan mata Ye Yuan yang sepertinya menyiratkan niat jahat.
"Kau…apa yang kau ingin kan?" Xiu Lie mundur beberapa langkah dalam keadaan panik.
Ye Yuan menjawab sambil mengulas senyum, yang sebenarnya bukanlah sebuah senyuman.
"Apa? Meminjam jiwa iblismu untuk digunakan!"
Tatapan mata Xiu Lie berubah menjadi tajam. "Mimpi saja!"
Selesai berbicara, Xiu Lie tiba-tiba berubah menjadi kepulan awan berdarah dan ingin melarikan diri.
Akan tetapi, Ye Yuan jauh lebih cepat darinya!
Satu jurus Bintang-Bintang Memisah dilepaskan dan mengenai awan berdarah ini.
Ye Yuan bergerak sangat cepat, dan langsung mencengkram bola jiwa iblis milik Xiu Lie.
Setelah lewat sepuluh tarikan napas, bola jiwa iblis itu menghilang tanpa jejak.
Seorang petarung iblis Setengah Raja Dewa tewas begitu saja di tangan Ye Yuan.
Ye Yuan perlahan membuka kedua matanya. Dia tampak kecewa. Kanuo hidup sejak jutaan tahun yang lalu, waktu itu Ciu Lie pasti masih kecil.
Dia hanya tahu kalau waktu itu Kanuo mendapat perintah dari Wali Kota Ibukota Capone untuk pergi mencari koordinat khusu dunia kecil.Setelah itu, dia menghilang. Dan ini sudah terjadi berjuta-juta tahun yang lalu.
Awalnya, Ye Yuan hanya berniat untuk mencoba mencari tahu perihal Kanuo dari Xiu Lie. Itulah kenapa dia mengejar dan menghadangnya. Tidak disangka, ternyata dia bisa mendapatkan sesuatu dari Xiu Lie.
Xiu Lie sangat cepat, tapi kecepatannya kurang lebih sama dengan Wu Tianciang dan yang lainnya.
Setelah Ye Yuan mencapai tingkatan menengah Sekilas Surga, jurus Penerbangan Manuver Pedangnya sudah lebih hebat dari sebelumnya. Masih mudah baginya untuk mengejar Xiu Lie yang sudah terluka parah.
Gong!
Tanda lencana, cincin ruang, peralatan penyimpanannya dan beberapa benda lainnya berjatuhan ke tanah.
Ye Yuan memberi isyarat, dan kemudian mengumpulkan benda-benda tersebut.
Namun, dia tidak langsung memeriksanya. Dia hanya berkata, "Senior sudah lama mengawasi, kenapa kau tidak menunjukkan dirimu yang sebenarnya?"
Seseorang perlahan keluar, matanya tampak terkejut.
"Sepertinya aku terlalu meremehkanmu! Tidak adil rasanya Xiu Liemati di tanganmu!"
Ye Yuan tersenyum dan menimpali, "Senior sudah berjasa besar dan bekerja keras menjaga benteng Kota Hujan Pasang! Aku kira tujuanmu datang ke sini bukan untuk mempersulitku, kan?"
Orang ini tidak lain adalah Ze Yan, petarung tingkat Raja Dewa yang menjaga benteng kota Hujan Pasang. Ye Yuan tahu kalau Ze Yan yang ada di depannya ini hanyalah sebuah bayangan saja. Tubuh aslinya tidak berani meninggalkan kota. Jika tidak, mana mungkin Ye Yuan berani berbicara sesantai ini?
Jika Ze Yan ini punya niat jahat, Ye Yuan tidak akan bisa menanggung akibatnya.
Sebenarnya, ketika Tanpa Debu mendekati Kota Hujan Pasang, dia mengetahui keberadaan Ze Yan.
Mendengar kalimat Ye Yuan, Ze Yan tampak terkejut.
"Heh, sepertinya kau punya penglihatan yang tajam tentang hal ini! Aku penasaran, kapan kau masuk dalam bangsa manusia di sini! Kau ini patut ditakuti!"
Ye Yuan tersenyum dan menjawab, "Senior terlalu baik!"
Ze Yan meengibaskan tangannya dan berkata, "Kau tidak perlu bersikap tegang di depanku. Kemenangan perang ini juga atas jasamu. Aku mewakili ratusan juta nyawa yang ada di Kota Kekaisaran Sungai Abadi mengucapkan terima kasih padamu!"
Sambil berbicara, Ze Yan mengepalkan kedua tangannya d di depan Ye Yuan. Ini adalah tanda kalau dia sangat menghormati Ye Yuan.
Meski yang ada di depan Ye Yuan saat ini hanya sebuah bayangan Ze Yan, petarung ini benar-benar seorang Raja Dewa.
"Senior terlalu baik hati! Sebagai manusia sudah menjadi tugasku untuk membantu sesama manusia."
Ze Yan menganggukkan kepala.
"Dilihat dari penampilanmu, sepertinya, kau ini ingin pergi ke wilayah bangsa iblis? "
Ye Yuan tidak menutupinya. Dia menjawab sambil mengangguk.
"Aku punya urusan pribadi. Aku tidak bisa menghindari masalah ini."
Ze Yan berkata, "Apakah kau tahu kalau manusia itu bangsa paling lemah di kalangan bangsa iblis? Bahkan aku sendiri mungkin tidak bisa dengan mudah masuk ke sana. Kau…."
Kalimat Ze Yan tidak selesai namun artinya sudah jelas. "Kekuatanmu terlalu lemah: belum cocok untuk dibawa pergi ke wilayah bangsa iblis.
Namun, Ye Yuan tersenyum.
"Aku punya cara. Jadi aku masih bisa menjaga diriku."
Tatapan mata Ze Yan menjadi lebih tajam.
"Kalau begitu aku tidak akan menghalangimu lagi. Hati-hati."
Ye Yuan menganggukkan kepalanya dan berjalan menjauh dengan pelan.
Di atas jurang, Ye Yuan sedang berjalan santai, namun dia mendengar suara yang menggetarkan bumi datang dari arah Kota Hujan Pasang.
"Kota Hujan Pasang, dari atas ke bawah, terima kasih Pahlawan Ye karena menjadi berkat penyelamat hidup!"
"Kota Hujan Pasang, dari atas ke bawah, terima kasih Pahlawan Ye karena menjadi berkat penyelamat hidup!"
"Kota Hujan Pasang, dari atas ke bawah, terima kasih Pahlawan Ye karena menjadi berkat penyelamat hidup!"