Merusak Takdir
Merusak Takdir
"Sepertinya dia sudah mencurigaimu," kata orang itu.
"Bocah ini memang terlalu pintar. Dulu, dia tidak pernah peduli akan masalah seperti ini. Sekarang setelah dia kembali, bahkan aku sendiri sampai pusing dibuatnya!" kata Si Tua Han.
"Haha, adik seperguruanku ini memang orang yang sangat berbakat. Di kehidupannya dahulu, dia hidup terlalu enak jadi dia tidak pernah peduli dengan apa pun yang namanya siasat atau konspirasi. Sekali dia serius, maka aku pun bukan tandingannya."
Orang ini adalah Kakak Seperguruan Ye Yuan, Ji Canglan.
Ye Yuan mencoba untuk memeriksa Si Tua Han. Si Tua ini ternyata bekerja sama dengan Ji Canglan.
Begitu Si Tua Han mendengar kalimat Ji Canglan, dia ikut menganggukkan kepala, menyetujui.
"Bocah ini matang dengan sangat cepat. Terakhir kali dia datang ke sini, aku sudah ingin membuatnya tidak bergerak namun aku sama sekali tidak bisa melihat apapun darinya. Itulah kenapa aku menahan diri untuk tidak gegabah."
Ji Canglan menanggapi, "Untungnya, kau tidak melakukan apa pun. Jika sampai itu terjadi, maka Yang Mulia Ibu Iblis tidak akan bisa melarikan diri."
"Kau sungguh menggapnya sehebat itu? kalau kita berdua bergerak, aku kira tidak akan sulit untuk mengalahkannya kan?" Si Tua Han berkata dengan nada terkejut.
Ji Canglan berkata sambil tersenyum tipis.
"Bukannya aku menganggapnya hebat, tapi langitlah yang menganggapnya seperti itu. Sebutan sebagai putra mandat langit bukan sekedar lelucon. Kalau dia mudah untuk dibunuh, dia pastinya bukan putra mandat langit. Aku sudah membunuhnya sekali, tapi...nyatanya dia bisa hidup lagi kan? Bangsa iblis sudah menyerang manusia entah berapa kali di Dunia Tinggi ini. Namun mereka selalu kalah karena ada orang seperti Ye Yuan ini! kali ini, kita harus berhati-hati!"
Ekspresi wajah Si Tua Han menjadi lebih serius.
"Apakah, Putra Suci masuk ke Balai Pengobatan Raja karena dia?"
Meski Si Tua Han memang sangat kuat namun ternyata dia tidak tahu tentang rahasia ini. kemungkinan yang tahu pun hanya dua orang, Yang Mulia Pemimpin Dewa dan juga Ji Canglan sendiri.
Baru setelah Si Tua Han mendengar langsung penjelasan dari Ji Canglan dia mendapatkan gambaran jelas tentang akibat dan sebab dari semua hal yang terjadi dengan Ye Yuan.
Dunia Tinggi memiliki Delapan Tanah Suci Besar. Meski memang hanya sebuah penyusupan, seharusnya pihak yang melakukan hal ini memilih tanah suci yang kuat seperti Wilayah Suci.
Meski Balai Pengobatan Raja memang sebuah faksi kekuatan yang besar, tempat ini masih belum pantas untuk dicampuri oleh seorang Yang Mulia Pemimpin Dewa.
Selain itu, setelah Putri Suci (Ji Canglan) membunuh ayah dan anak Ji, dia juga tidak melakukan apa pun.
Ternyata, tujuan dia menyusup ke Balai Pengobatan Raja memang untuk membunuh Ji Qingyun.
Ji Canglan tersenyum.
"Kau benar! Yang Mulia membersihkan energi iblis yang ada di dalam tubuhku dengan sebuah ajian yang amat ajaib, dan mengunci memoriku, kemudian dia mengirimku ke Balai Pengobatan Raja. Ternyata dia memang dari awal mengincar Ji Qingyun. Seribu tahun sebelumnya, Yang Mulai Pemimpin Dewa merasa kalau putra mandat langit masa sekarang akan muncul dari Balai Pengobatan Raja. Itulah kenapa aku tak melakukan apapun selama ratusan tahun dan merencanakan pembunuhan Ji Qingyun dan ayahnya. Ketika kesempatan itu datang, aku langsung melakukannya dengan satu kali serangan. Hanya saja, aku tidak menyangka kalau dia bisa hidup lagi! kalau sampai Ye Yuan bisa mati di sini, dia pastinya bukan Putra Mandat langit!"
"Hiss..." Si Tua Han merinding.
Ternyata perencanaan dan serangan sedetil ini tidak mampu membunuh Ye Yuan.
Dulu, dia masih meremehkan istilah Putra Mandat Langit. Tapi sekarang, dia tidak bisa melakukannya lagi.
Ji Canglan melanjutkan kalimatnya.
"Aku bahkan curiga kalau 20 tahun yang lalu, ketika aku membunuhnya, aku justru memberikannya kesempatan untuk kembali lahir! Kematian itu justru memberikannya kesempatan baginya untuk naik ke langit! Mungkin semua ini memang sudah ditasbihkan sebelumnya. Kalau aku tidak membunuhnya, mungkin dia masih berada di Balai Pengobatan Raja dan masih menjadi seorang Tuan Muda yang mengabdikan hidupnya sepenuhnya pada ilmu pengobatan. Tindakan Pemimpin Dewa mungkin juga sudah ditakdirkan."
Semakin banyak kalimat yang diutarakan oleh Ji Canglan, Si Tua Han semakin khawatir.
Kalimat-kalimat yang meluncur keluar dari mulut orang ini terdengar begitu dahsyat, namun jika dipikir-pikir memang semuanya benar.
Dengan status yang Ji Canglan miliki, dia tidak mungkin mengucapkan sesuatu yang tidak benar. Kalimat panjang ini dia ucapkan setelah dia berpikir matang-matang.
Kehidupan seorang putra mandat langit memang begitu gigih.
"Ini.....bukankah ini berarti, apa pun yang kita lakukan pada Ye Yuan akan sia-sia saja? kita pasti pada akhirnya akan kalah? Ji Qingyun ini sama sekali tidak bisa kita bunuh?" Si Tua Han berkata,takjub.
Menurut penjelasan Ye Yuan, apapun yang mereka lakukan untuk membunuh Ye Yuan itu sia-sia. Lalu untuk apa mereka masih bergerak kalau akhirnya seperti itu?
Ji Canglan tersenyum.
"Bukannya tidak bisa dibunuh! Hanya saja waktunya belum tepat. Karena kita sudah gagal sekali maka kita tidak boleh gagak kedua kalinya. Lain kali kalau kita ingin melakukan sesuatu padanya, kita harus sudah yakin 100%."
"Ini....bagaimana caranya?" Si Tua Han kesulitan untuk berkata-kata.
Raut wajah Ji Canglan terlihat begitu serius. tatapan matanya semakin tajam.
"kalau kita ingin membunuh putra takdir seperti dia maka yang pertama harus kita lakukan adalah merusak takdirnya. Kalau kita bisa melakukannya maka akan sangat mudah untuk membunuhnya."
Si Tua Han tertegun.
"Merusak takdir? Bagaimana caranya?"
Takdir itu ditentukan oleh langit. Entah itu bangsa manusia atau iblis, siapa yang mungkin bisa merusak takdir?
Ji Canglan hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban pertanyaan Si Tua Han.
"Paman Feng, kenapa kau datang ke sini?"
Begitu melihat Yue Jinfeng, Li juga kaget.
Ekspresi wajah Yue Jinfeng sarat dengan kecemasan. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu namun menelan kalimatnya kembali.
Begitu Li melihat penampakan pamannya seperti ini, jantungnya berdetak kencang. Karena Yue Jinfeng sampai datang ke sini, itu berarti ada sesuatu yang penting terjadi di Kota Bulan Terang.
Yue Jinfeng mengela napasnya.
"Umur leluhur akan berakhir. Dia akan meninggal dalam meditasinya tidak lama lagi."
Sekujur tubuh Li langsung gemetar mendengar perkataan Yue Jinfeng.
"Bagaimana bisa? bukankah leluhur kita selalu mengasingkan diri dalam meditasinya selama ini? kenapa dia tiba-tiba....." kata Li masih tidak percaya.
Yue Jinfeng juga mendesah.
"Aku yakin kau juga tahu masalah leluhur. Dulu, dia ketika dia bertarung dengan leluhur keluarga Zhou, dia terluka. Beberapa hari yang lalu, lukanya kambuh. Itulah yang menyebabkan usianya tidak akan lama. Li...kau ini adalah anggota muda keluarga Yue yang paling penting bagi Keluarga Ye sekarang ini. dia ingin menemui sebelum meninggalkan dunia ini.Ada sesuatu yang ingin dia bicarakan langsung denganmu."
"Tapi..." begitu Li mendengar penjelasan Yue Jinfeng , dia merasa begitu dilematis.
Sebenarnya, dia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan leluhur keluarganya ini. Sejak Li lahir sampai sekarang, dia selalu berada dalam pengasingannya. Tapi sekarang, karena dia akan meninggal maka mau tidak mau Li harus kembali. Di sisi lain, Ye Yuan akan pergi ke Wilayah Suci. Dan jalan ke sana berlawanan dengan arah ke Kota Bulan Terang.
"Kakak Yuan. Aku..."
Ye Yuan tersenyum.
"Karena leluhurmu ingin bertemu denganmu maka kau harus kembali pulang. Aku hanya akan bertemu dengan para tetua itu dan menyampaikan beberapa hal di Wilayah Suci. Aku tidak akan lama di sana. Kalau nanti urusanku sudah selesai maka aku akan pergi ke Bulan Terang untuk menemuimu."
Sebenarnya, Ye Yuan juga tidak mau berpisah dengan Li. Tapi kematian seseorang merupakan masalah penting. Leluhur Keluarga Yue akan segera menghembuskan napas terakhirnya dalam meditasi. Kalau sampai Li tidak kembali maka tindakanya akan dianggap tidak bermoral.
Untuk masalah lain mungkin Ye Yuan bisa menafikan hati nuraninya, namun kalau soal beginian, dia tidak bisa.