Satu Kelahiran Dua Harta: Cinta Seorang Miliarder

"Kata-kata yang manis."     

Yun Shishi mau tidak mau mencubit pipinya, namun tindakannya lembut.     

Tiba-tiba, dia berbalik untuk melihat sekeliling. "Di mana Youyou?"     

"Eh? Dia ada di sampingku beberapa saat yang lalu." Dia panik mencari jejak saudaranya.     

Akhirnya, matanya yang tajam melihat pria kecil itu. Dia mengambil kepiting di tepi laut.     

Tak berdaya, dia memanggilnya. "Youyou, apa yang kamu lakukan?!"     

Youyou berjongkok di tepi pantai dengan tangan di sekitar kakinya. Setelah ombak surut, pemandangan perjuangan konstan kepiting kecil di pasir membuatnya terpesona.     

Ia mendapati adegan ini sangat menarik.     

Kepiting kecil itu sangat kecil, bahkan tidak sampai setengah dari ukuran telapak tangannya.     

Ombak menerjang pantai dan air memercik, membuat kepiting kecil mundur ke pantai. Ketika ombak surut, ombak menyeret banyak kepiting kecil kembali bersama mereka untuk ditelan oleh laut.     

Menyenangkan sekali; menyenangkan sekali!     

Sama seperti ibunya, ini adalah pertama kalinya dia berada di tepi laut.     

Dia hanya melihat bagaimana laut yang sebenarnya terlihat pada saat ini.     

Saat matahari terbenam, ketika matahari oranye menghiasi cakrawala, permukaan laut mencerminkan warna kemerahan langit sepanjang jalan, mewarnai badan air yang luas dengan warna yang sangat indah.     

Sudah menjadi sifat anak-anak untuk penasaran dengan hal-hal baru.     

Tubuh Youyou meringkuk seperti bola ketika ia berjongkok di tepi laut, menatap tajam pada kepiting-kepiting kecil yang berjuang untuk membalikkan diri di pasir. Dia akan, dari waktu ke waktu, dengan ramah menjangkau dan membantu makhluk laut yang malang ini untuk membalik; mengikuti naluri mereka, mereka akan segera lari ke laut.     

Beberapa langsung mengubur diri mereka di pasir; dari jauh, mereka tampak seperti serangga kecil.     

Yun Shishi tidak tahan mengganggu rasa penasarannya, namun dia juga sangat khawatir.     

Ketika pasang surut, ombaknya sangat kuat.     

Bocah itu sangat kecil sehingga dia takut dia tersapu ke laut; karenanya, dia berteriak, "Youyou, jangan bermain di tepi pantai! Ini berbahaya!"     

"Apa?" Dia berdiri. Angin sepoi-sepoi yang lewat membawa dan menyebarkan suaranya di sekitar, jadi dia gagal mendengarnya dengan jelas untuk sesaat.     

"Kembalilah! Jangan duduk di tepi pantai!"     

"Aku mengerti! Aku akan kesana!"     

Dengan tanggapan itu, dia menginjak ombak dan bergerak ke arahnya.     

Saat itu, gelombang besar menghantam beberapa batu yang menonjol di laut. Takut oleh suara keras, dia berbalik untuk melihat dan melihat gelombang tidak jauh dari sana.     

Momentum itu menakutkan.     

Youyou mempercepat langkahnya.     

Ombak membalik, berguling setinggi lima kaki, dan memukulnya tepat di punggungnya. Tiba-tiba, dia merasakan kekuatan mengerikan yang mendorongnya maju terus. Dia terhuyung dan jatuh ke depan.     

Pasir di tepi laut diterjang dengan air laut.     

Kakinya tergelincir saat tubuhnya kehilangan keseimbangan, mengakibatkan dia jatuh ke tanah.     

"Ibu…"     

Yun Shishi tersentak kaget saat menyaksikannya tertelan ombak.     

"Youyou!"     

Menangis dalam ketakutan dan syok, dia membuang keranjangnya dan berlari ke arah putranya.     

Yichen mendengar keributan dan menatap ke arah yang sama, hanya untuk melihat bahwa saudaranya dalam bahaya. Dia berlari putus asa ke arahnya tanpa basa-basi lagi.     

Gelombang ganas lainnya menghantam dan menangkap Youyou tanpa peringatan.     

Bocah laki-laki itu meneguk air asin dengan serangan mendadak ini.