Satu Kelahiran Dua Harta: Cinta Seorang Miliarder

0Duduk di satu sisi, wajah Ji Yan menjadi pucat dan dia menatap Ji Lin dengan tatapan tidak percaya. Dia awalnya menganggap bahwa konferensi itu adalah cara Huanyu membungkuk ke depan—meminta maaf padanya—untuk meminimalkan hilangnya reputasi dan popularitas artis mereka.     

Dia juga berpikir bahwa perusahaan akan berkompromi dengannya.     

Sebaliknya, antisipasinya pupus!     

Dia bingung untuk sesaat, tetapi tidak akurat untuk mengatakan bahwa dia sepenuhnya lengah. Bagaimana dengan Yun Shishi yang tidak mengakui keterlibatannya? Semua orang, termasuk pers dan penggemar, telah lama membentuk anggapan bahwa aktris itu adalah seorang simpanan. Selain itu, ketidakpedulian Huanyu atas masalah ini telah ditafsirkan oleh publik sebagai pengakuan diam-diam; karenanya, tidak masalah apakah aktris itu mengakui sesuatu atau tidak.     

Publik sudah menggertakkan gigi karena citra 'simpanan'-nya; tidak ada cara baginya untuk melepaskan reputasi negatif itu.     

Ji Yan memikirkan pemikiran jahat di dalam kepalanya saat dia mencoba mempertahankan ketenangannya. Bersamaan dengan itu, di depan kamera, dia memasang ekspresi kejengkelan yang tak tertandingi seolah-olah dia adalah korban dan telah dianiaya secara serius.     

Produser kepala menambahkan, "Malam ini, dalam konferensi ini, Huanyu dan Nona Yun Shishi akan sepenuhnya mengklarifikasi masalah ini. Selain itu, kami dengan tulus meminta maaf kepada publik dan penggemar atas pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh urusan pribadi ini."     

Orang-orang pers bertukar pandang tercengang, lalu pertanyaan mulai bergulir satu demi satu. Para jurnalis yang duduk di barisan depan tidak bisa menahan keterkejutan mereka dan buru-buru melontarkan pertanyaan mereka. Adegan menjadi gaduh dalam sepersekian detik.     

Personil media ini telah menghadiri banyak konferensi pers selebriti. Bintang-bintang yang terlibat dalam skandal adalah hal biasa dalam industri hiburan, jadi konferensi semacam itu untuk mengklarifikasi fakta diadakan sesekali. Pada kenyataannya, apakah para wartawan itu mengejar kebenaran?     

Kebenaran sama sekali tidak penting bagi mereka; mereka tidak peduli dengan fakta suatu hal. Apa yang sebenarnya mereka inginkan adalah topik eksploitatif, yang akan menarik minat publik dan menghasilkan lalu lintas ke portal berita mereka.     

Ji Lin dengan cepat mencoba mengendalikan situasi dengan mengatakan dengan nada serius, "Semuanya, tolong jaga ketertiban, oke? Kami akan segera masuk ke bagian Tanya Jawab, jadi tolong patuhi aturan dan angkat tangan jika mau mengajukan pertanyaan."     

Beberapa wartawan segera mengangkat tangan tinggi-tinggi.     

"Oke, reporter dari Phoenix Media dapat mengajukan pertanyaannya."     

Reporter itu melompat dari tempat duduknya, dan setelah mengarahkan mikrofon ke targetnya, dia bertanya, "Nona Ji Yan, mengesampingkan apa yang baru saja dikatakan Huanyu, apakah Anda setuju bahwa berita seputar Nona Yun Shishi tidak benar?"     

Begitu dia selesai mengajukan pertanyaan itu, aktris itu mengerutkan bibirnya dan air mata sebening kristal segera jatuh dari matanya dan membentuk garis di pipinya. Dia menutup mulutnya untuk sementara waktu, tampak tersedak. Baru setelah dia menguasai emosinya, dia mengangkat mikrofon dan berbicara kepada pers, dengan mata merah dan basah. "Terima kasih kepada reporter atas pertanyaan ramahnya. Apa yang bisa saya katakan kecuali bahwa tidak apa-apa untuk tidak tahu apa-apa tapi jelas tidak untuk tidak tahu malu! Alasan saya muncul untuk konferensi ini adalah karena saya pikir Huanyu akan mengeluarkan permintaan maaf resmi atas perilaku buruk artis mereka, tapi saya tidak menyangka bahwa mereka tidak tahu malu sampai mengabaikan hati nurani mereka hanya untuk menutupi artis mereka! Mereka mengklaim bahwa semua rumor itu salah, jadi bukankah itu menuduh saya mengarang laporan ini? Saya awalnya bermaksud untuk bermurah hati dan memberikan Yun Shishi kemurahan hati jika dia cukup tulus dengan permintaan maafnya dan dalam permintaan pengampunan saya, tetapi dengan dia menuduh saya menyebarkan desas-desus, saya lebih suka melawan!"     

Setelah pidatonya yang panjang, dia meletakkan mikrofon dan menyeka wajahnya yang sekarang basah oleh air mata dengan kekecewaan besar. Dia benar-benar terlihat menyedihkan!