Satu Kelahiran Dua Harta: Cinta Seorang Miliarder

Rasionalitas, bagaimanapun, mengatakan kepadanya bahwa dia tidak boleh terlalu gigih dengan sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya.     

"Sudah bertahun-tahun sejak dia meninggal. Sudah waktunya anda menyerah."     

"Bagaimana jika dia masih hidup?" Gong Jie membisikkan pertanyaan ini dengan maksud untuk menguji ayahnya.     

"Menurut rumah sakit, adikmu meninggal dalam kecelakaan mobil saat itu."     

"Tapi bagaimana jika keajaiban terjadi?" Dia terus menatap ayahnya.     

Gong Shaoying mendongak dan bertemu dengan tatapan tajam putranya yang gigih namun tegas dengan bibir yang bergetar, lalu otot-otot wajahnya mulai bergerak-gerak. Bahkan sampai hari ini, matanya tanpa sadar akan berubah menjadi merah dan lembab saat menyebut nama putrinya. "Jika dia masih hidup… jika keajaiban benar-benar terjadi… a-aku akan rela menyerahkan segalanya sebagai ganti nyawanya." Bahkan jika saya harus menyerahkan seluruh kekayaan saya.     

Itu bukanlah kata-kata kosong.     

Mu Qingcheng adalah wanita yang paling dicintainya, dan dia sangat mencintainya.     

Kegagalannya untuk bertemu dengannya untuk terakhir kali menjadi penyesalan terbesarnya dalam hidup. Karenanya, setelah kematiannya, entah itu karena kenyamanan atau kehangatan, dia akan menjaga wanita yang terlihat sedikit seperti dia di sisinya.     

Sejak dia kehilangannya, dia jatuh cinta dengan wanita yang memiliki kemiripan dengannya.     

Putranya mengerutkan kening saat mendengar itu.     

Bahkan jika anda harus melepaskan kebencian anda?     

Gong Jie benar-benar ingin menanyakan pertanyaan itu kepada ayahnya, tetapi itu akan dianggap terlalu mendadak bagi ayahnya. Sebaliknya, dia menghela napas dan berkata, "Aku akan pergi jika tidak ada hal lain yang ingin kamu katakan."     

Dia kemudian meninggalkan ruang kerja. Saat melakukannya, dia melihat ayahnya perlahan berjalan menuju jendela, di mana dia meletakkan tangan di tepi dan melihat keluar untuk menatap taman bunga bulan; pria paruh baya itu tampak sangat kesepian dari belakang.     

…     

Suara cambuk yang konstan dan rintihan kesakitan bisa terdengar dari ruang bawah tanah.     

Berlutut di lantai sel tahanan dalam garis lurus adalah beberapa pria, yang tampak sangat menyesal dengan pakaian mereka compang-camping sambil membawa bekas darah yang terlihat, yang tertinggal oleh cambukan cambuk.     

Komandan kepala muda, sementara itu, sedang duduk di kursi dengan satu kaki disilangkan dengan elegan.     

Orang-orang yang berlutut di hadapannya sekarang adalah beberapa pengawal yang telah membuntutinya sebelumnya.     

"Berhenti."     

Bawahannya segera menyingkirkan cambuk atas perintahnya.     

Gong Jie menyapu mereka dengan tatapannya sebelum membuka bibirnya untuk bertanya, "Berapa banyak yang sudah kaukatakan pada ayahku?"     

Di tengah kesunyian, debu menari-nari di udara saat seberkas sinar bersinar dari jendela langit-langit dan menerangi wajah orang-orang itu; semuanya tampak acak-acakan dan dapat terlihat menahan rasa sakit.     

Suaranya terdengar lebih keras. "Sepertinya kata-kataku tidak berarti bagi kalian."     

"K-Kumohon… tenanglah, tuan muda-kedua…"     

Tampak tanpa ekspresi, dia melemparkan rokoknya yang sudah hangus ke tanah sambil tetap menatap matanya saat dia mengucapkan, "Apa yang saya katakan saat itu? Jangan sampai berita tentang wanita itu masuk ke telinga ayahku, tapi apa yang telah kalian lakukan?"     

Sekelompok pria itu tetap diam, dan itu membuatnya mencibir. "Sangat baik."     

Dia bangkit berdiri dan mendekati mereka sambil berbicara dengan dingin, "Aku ingat telah memperingatkan kalian bahwa aku akan menembak kalian sampai mati jika kalian mengungkapkan sesuatu kepada ayahku."     

Di antara pengawal, seseorang mengangkat kepalanya. Dia tidak menunjukkan rasa takut akan kematian saat dia dengan tenang berkata, "Kamu dapat menghukum kami sesuka kamu; kami tidak akan mengkhianati tuan kami atau menyembunyikan apapun darinya ketika dia meminta! Namun..."