PEMBUKTIAN CINTA
PEMBUKTIAN CINTA
"Jadi, kamu percaya padaku kan Mas?" ucap Hanin dengan dengan tersenyum.
Hasta menganggukkan kepalanya menjadi salah tingkah.
"Syukurlah, aku berharap... aku bisa membahagiakanmu Mas." ucap Hanin menatap wajah Hasta dengan tatapan lembut.
"Hanin, tidurlah...kamu pasti lelah seharian telah menjagaku." ucap Hasta tidak tahu lagi apa yang harus di lakukannya untuk melewati malam pertamanya.
"Aku tidak bisa tidur Mas." ucap Hanin tak lepas pandangannya dari wajah Hasta yang terlihat tampan.
Hasta menggeser tubuhnya memberikan tempat yang lebih banyak buat Hanin, namun Hanin menahannya.
"Jangan menjauh dariku Mas, aku ingin kita tidur seperti layaknya suami istri." ucap Hanin dengan suara lirih.
"Ya Nin, aku tidak akan menjauh darimu." ucap Hasta menenangkan hatinya yang berdebar-debar kencang.
"Kita tidur bersama Mas." ucap Hanin semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh Hasta.
Hasta menjadi salah tingkah dengan sikap Hanin, yang telah membuat jantungnya semakin berdetak dengan kencang.
"Hanin, apa yang kamu lakukan?" tanya Hasta saat Hanin semakin merapatkan tubuhnya.
"Aku ingin tidur dalam pelukanmu Mas, aku sangat mengantuk sekali." ucap Hanin menyandarkan kepalanya di dada Hasta kemudian memejamkan matanya.
Detak jantung Hasta semakin tak beraturan saat tangan lembut Hanin melingkar di pinggangnya.
Perlahan Hasta merengkuh kepala Hanin yang berada di dadanya.
Hanin memejamkan matanya semakin merapatkan tubuhnya dan menenggelamkan kepalanya ke dalam dada Hasta dengan tangannya berada di atasnya. Sentuhan kulit tubuh Hanin bagaikan arus listrik masuk ke aliran darah Hasta.
"Hanin." panggil Hasta menatap wajah cantik Hanin.
"Ya Mas." sahut Hanin membuka kedua matanya. Hati Hanin berdesir menatap lembut wajah teduh Hasta, tanpa sadar Hanin menatap bibir Hasta yang pucat basah.
Hasta tak kuasa melihat tatapan mata Hanin yang begitu menggodanya.
Perlahan Hasta menyapu lembut bibir Hanin dengan penuh perasaan kemudian melepasnya dengan dada terasa sesak.
Merasakan sentuhan bibir Hasta yang lembut, Hanin memiringkan tubuhnya menghadap Hasta dan meraih punggung Hasta agar menghadap dirinya.
"Hanin, apa kamu menginginkannya?" tanya Hasta berbisik lembut di telinga Hanin.
Hanin membuka matanya, menatap dalam mata Hasta.
"Ini malam pertama kita Mas, bagaimana aku tidak menginginkanmu." ucap Hanin kemudian melumat bibir Hasta penuh gairah.
"Hanin, aku...aku tidak tahu apa aku bisa memuaskan kamu." ucap Hasta dengan suaranya yang sudah parau.
"Mas, biarkan aku membahagiakanmu untuk malam pertama kita ini, aku akan buktikan kalau aku benar-benar sangat mencintaimu." ucap Hanin membuang rasa malunya dengan melepas pakaian tidurnya.
Hasta terpaku berusaha menenangkan hati dan jantungnya agar bisa menjalankan tugasnya, dan membalas gairah Hanin yang sudah menguasainya.
Setelah Hanin menutup tubuhnya dengan selimut tebal, Hanin membantu melepas semua pakaian Hasta.
Dengan penuh kesabaran dan cinta Hanin menyelimuti tubuh Hasta dengan selimut yang di pakainya. Tubuh Hasta dan Hanin menyatu dalam satu selimut tanpa satu helai benang pun di tubuh mereka berdua.
Perlahan Hanin melanjutkan ciuman dan lumatannya dengan pelan agar Hasta mendapatkan hasratnya.
Dengan gerakan pelan Hasta meraih tengkuk leher Hanin. Dengan penuh perasaan Hasta melepas ciuman Hanin kemudian beralih menghisap dan menggigit lembut leher jenjang Hanin dengan memberikan jejak tanda merah di sana.
Hasrat Hanin semakin besar membuat Hanin semakin intens membalas sentuhan lembut Hasta agar bisa sama-sama saling terpuaskan.
Perlahan Hanin mendekati bagian bawah Hasta.
"Hanin, apa kamu yakin dengan apa yang kamu lakukan?" tanya Hasta dengan suara yang parau, mata Hasta meredup saat bibir Hanin melumat ujung batang miliknya yang sudah mengeras.
"Hanin...akkkkhhh!" desah Hasta dengan gelora hasratnya yang sudah terpacu cepat.
"Aku ingin membahagiakanmu Mas?" ucap Hanin menatap lembut mata Hasta yang setengah terpejam.
Kembali Hanin memainkan ujung batang milik Hasta dengan ujung lidahnya dan sesekali menghisapnya dengan pelan.
"Akkkhhhh... Hanin, aku sudah tidak tahan lagi." ucap Hasta dengan suara tercekat.
"Aku juga sudah tidak tahan Mas." bisik Hanin melepas isapannya.
Dengan hati-hati Hasta naik ke atas tubuh Hanin dengan bertumpu pada kedua tangannya dan kedua lututnya.
Hanin memejamkan matanya seraya memeluk pinggang Hasta.
"Lakukan cepat Mas, isap dan gigit kedua putingku." ucap Hanin sudah tidak sabar ingin Hasta menghisap puting payudaranya.
Dengan gelora yang sudah memuncak Hasta mengulum, menghisap dan menggigit kedua payudara Hanin secara bergantian.
"Akkhhhh!!! Mas sedikit keras Mas...aahhhkk." pekik Hanin merasakan nikmatnya yang luar biasa gigitan dan isapan Hasta yang sangat kuat.
Tubuh Hanin menggelinjang indah seraya meremas rambut Hasta dengan kuat saat bibir Hasta semakin intens mengulum dan menggigit putingnya dengan kencang.
"Akkkhhhh... Mas Hasta aku sudah tidak kuat Mas." panggil Hanin dengan tubuhnya yang semakin menegang ingin segera di masuki batang milik Hasta yang sudah mengeras.
"Hanin aku sudah tak tahan lagi, aku sangat menginginkanmu." bisik Hasta menatap sendu wajah Hanin dengan batang miliknya yang sudah berdiri dan mengeras.
"Aku juga sudah tidak tahan Mas." jawab Hanin semakin memeluk erat pinggang Hasta berharap Hasta segera melakukannya.
Dengan hasrat yang sudah tidak bisa di tahannya lagi, Hasta bersiap-siap untuk memasukkan batang miliknya pada lubang milik Hanin.
Sambil mengulum lembut lidah Hanin, Hasta mengarahkan batang miliknya pada lubang intim milik Hanin yang sudah menunggu untuk di masukinya.
"Aakkkhhh!!" lenguh Hasta saat menenggelamkan batang miliknya pada lubang intim milik Hanin yang sudah basah.
"Aahhhkkkk!! Hanin." suara Hasta sangat parau, kedua matanya setengah terpejam merasakan kenikmatan yang luar biasa saat batang miliknya berada dalam jepitan lubang milik Hanin.
"Aahhhh...aku goyang pelan Hanin jangan kesakitan ya." Bisik Hasta seraya menggoyangkan pinggulnya dengan pelan.
"Aakkkhhh!! sakit Mas!!" teriak Hanin saat Hasta menenggelamkan batang miliknya lebih dalam.
"Aaahhh... Hanin maafkan aku, aku akan melakukannya dengan pelan Nin." Rintih Hasta dengan bibir terbuka.
Hasta memagut dan mengulum lembut lidah Hanin seirama dengan batang miliknya naik turun bermain di lubang intim milik Hanin kemudian menghujamkan batang miliknya menerobos masuk ke selaput dinding rahim Hanin.
"Aaakkhhh... Akkhhhh!! sakit Mas!" teriak Hanin sambil mencengkram kedua bahu Hasta. Hasta menghentikan sejenak gerakkannya dan menarik pelan batang miliknya. Ada setetes darah perawan milik Hanin menetes di tempat tidur. Sesaat kemudian Hasta melanjutkan kembali memasukkan batang miliknya dan menggoyangkannya naik turun hingga Hanin sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi.
"Mas... aku sudah tidak kuat lagi, tekan lebih dalam Mas." pinta Hanin dengan tubuh menegang.
"Aku juga Nin, aku sudah tidak tahan lagi! kita keluarkan sama-sama Nin." bisik Hasta di telinga Hanin.
Dengan kekuatan penuh Hasta menggoyangkan pinggulnya dengan lebih keras naik turun hingga berkali-kali terdengar desahan suara Hanin yang benar-benar menikmati surga dunia yang diberikan Hasta padanya, hingga detik-detik terakhir Hasta menenggelamkan penuh batang miliknya ke dalam lubang intim milik Hanin.
"Aakkkhh!! Akkkhhh! Hanin aku mencintaimu" teriak Hasta menekan dalam batang miliknya saat pada puncaknya.
"Akkkhhhh...Mas Hasta, aku juga mencintaimu Mas..aaahhhhh." Desah Hanin terdengar begitu indah di telinga Hasta.
Dalam kesunyian malam suara Hasta dan Hanin terdengar bersamaan seiring tubuh mereka menyatu menjadi satu dengan posisi saling menindih.