BUKAN SALAHNYA CINTA : Cintaku di Ujung Senja

PUPUS HARAPAN



PUPUS HARAPAN

0Di dalam ruang praktek Dokter Lely, Hasta dan Hanin duduk dengan tenang setelah mereka di periksa secara keseluruhan oleh Dokter Lely.     

"Hanin, saat ini perasaanku tidak enak. Apa aku yang akan di vonis mandul oleh Dokter?" tanya Hasta dengan tatapan gelisah.     

"Tenanglah Mas, tidak akan terjadi sesuatu padamu." ucap Hanin menenangkan hati Hasta.     

"Semoga saja Nin." ucap Hasta masih belum bisa tenang sebelum mendengar hasil lab dari Dokter Lely.     

Setelah cukup lama menunggu, Hanin melihat Dokter Lely datang dengan membawa sebuah amplop yang berwarna coklat.     

"Apa kalian cukup lama menungguku?" tanya Dokter Lely dengan wajah terlihat serius.     

."Tidak apa-apa Dokter. Bagaimana hasil lab pemeriksaan kita berdua?" tanya Hanin sambil menggenggam tangan Hasta yang terasa dingin.     

"Sebelum saya menjelaskan hasil pemeriksaan kalian berdua, saya harap kalian berdua tetap semangat dan tetap punya keyakinan yang kuat. Kalau segala sesuatu itu bisa kita rencanakan dan kita usahakan. Tapi tetap saja semua kembali pada ketentuan Tuhan." ucap Dokter Lely dengan wajah serius menatap Hanin dan Hasta secara bergantian.     

Mendengar ucapan Dokter Lely, hati Hasta sudah merasakan sesuatu hal yang tidak enak dalam hatinya.     

"Apa yang anda katakan benar Dokter." ucap Hasta dengan suara parau.     

"Di sini dijelaskan hasil lab untuk Hanin semuanya tidak ada masalah dan sehat, semuanya baik-baik saja." Ucap Dokter Lely sambil menyerahkan hasil lab Hanin.     

"Lalu bagaimana dengan hasil lab saya Dokter?" tanya Hasta dengan wajah serius dan hati berdebar-debar.     

"Untuk hasil lab anda, ada beberapa kendala yang membuat Hanin kesulitan untuk hamil. Di samping usia anda yang sudah tua, dan pengaruh kuat dari penyakit anda, sperma anda tidak bisa keluar dengan maksimal dan juga tidak akan bertahan lama. Kemungkinan sangat kecil untuk bisa bertahan untuk pembuahan." ucap Dokter Lely dengan wajah serius dan tegang.     

Tubuh Hasta merasa lemas dengan apa yang di katakan Dokter Lely. Dengan cepat Hanin menggenggam tangan Hasta dan mengusapnya dengan pelan.     

"Dengarkan saya Tuan Hasta, anda jangan berkecil hati atau putus asa. Banyak cara dari ilmu kedokteran yang bisa membantu anda keluar dari masalah ini. Saya akan membantu kalian berdua." ucap Dokter Lely dengan tersenyum agar Hasta dan Hanin tidak merasa tegang.     

"Apa yang bisa kita lakukan Dokter?" tanya Hanin sedikit memajukan badannya sangat serius dengan apa yang akan di katakan Dokter Lely.     

"Banyak cara agar kamu bisa hamil Hanin salah satunya dengan melakukan terapi secara rutin khususnya untuk Tuan Hasta. Kita bisa membantu dengan memperkuat sperma agar bisa bertahan lama. Ada juga lain yaitu mendapat sperma dari pria lain yang dimasukkan dalam rahim Hanin. Banyak sekali cara agar Hanin bisa hamil." ucap Dokter Lely sambil mengeluarkan sebuah buku cara-cara untuk bisa mempunyai bayi.     

"Di buku ini banyak sekali caranya, kalian bisa mempelajarinya lebih dulu, setelah itu kalian bisa mengambil langkah yang kalian inginkan." ucap Dokter Lely dengan serius.     

"Dokter, mungkin kita akan mengambil terapi saja dulu dan juga bantuan suntikan untuk memperkuat sperma suami saya." ucap Hanin sebagian tahu tentang hal itu semua karena di sekolah perawatan ada pelajaran yang seperti di jelaskan Dokter Lely.     

"Langkah yang sangat bagus sekali Hanin, jadi kalian mempunyai keyakinan untuk melakukan hal ke dengan kemampuan kalian sendiri dengan di bantu terapi dan obat penguat untuk sperma Tuan Hasta." ucap Dokter Lely dengan tersenyum.     

"Kapan suami saya mulai melakukan terapi itu Dokter?" tanya Hanin dengan tatapan penuh.     

"Terserah Tuan Hasta akan lebih baik secepatnya, agar kita bisa mengetahui langkah-langkah apa berikutnya seandainya terapi itu mengalami kegagalan." ucap Dokter Lely sambil menatap Hanin dan Hasta.     

"Kenapa dengan terapi itu kita masih mengalami kegagalan Dokter? apa ada penyebabnya?" tanya Hanin merasa sedih seandainya terapi yang dijalani Hasta akan mengalami kegagalan.     

"Banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan terapi itu gagal, faktor utama dari pasien itu sendiri. Kalau mereka tidak benar-benar mematuhi terapi itu. Bisa saja terapi itu tidak akan berhasil, jadi pasien harus punya keyakinan dan semangat kalau dia pasti mampu." ucap Dokter Lely menatap ke arah Hasta yang terlihat diam saja.     

"Apa hanya itu saja faktornya Dokter? apa tidak ada hal lainnya?" tanya Hanin benar-benar merasa cemas dengan keadaan Hasta yang mudah putus asa.     

Dokter Lely menghela nafas panjang bisa melihat kondisi Hasta yang sudah mengalami sakit cukup parah.     

"Faktor lainnya, kita serahkan kembali pada Tuhan, semoga saja Tuhan memberi kepercayaan pada kalian berdua untuk segera punya anak. Dan kalian harus yakin akan hal itu." ucap Dokter Lely memberi semangat pada Hanin dan Hasta.     

Hanin terdiam kemudian menatap ke arah Hasta yang terlihat pucat.     

"Terima kasih Dokter, saya berharap Dokter bisa membantu kami. Mungkin Senin depan Suami saya bisa mulai dengan terapinya." ucap Hanin seraya bangun dari duduknya dan menyalami Dokter Lely.     

"Saya akan membantu kalian dengan usaha yang terbaik." ucap Dokter Lely dengan tersenyum menyambut uluran tangan Hanin.     

Setelah berpamitan pada Dokter Lely, Hanin dan Hasta berjalan dalam diam ke arah keluar rumah sakit.     

"Hanin, apa kita bisa duduk sebentar?" Ucap Hasta merasa kedua kakinya tidak bisa untuk berdiri lagi. Semua tubuhnya terasa lemas setelah mendengar vonis dari Dokter kalau spermanya sangat lemah dan tidak bisa membuahi sel telur yang di keluarkan Hanin.     

Hanin menganggukkan kepalanya segera membantu Hasta duduk di bangku panjang.     

"Minumlah dulu Mas." ucap Hanin memberikan segelas air mineral yang Hanin minta di tempat praktek Dokter Lely.     

Dengan tangan gemetar dan lemas Hasta menerima air putih dari Hanin dan meneguknya dengan pelan.     

"Aku tidak bisa membahagiakanmu Hanin, aku pria yang lemah. Aku tidak bisa memberi keturunan padamu." ucap Hasta dengan suara bergetar.     

"Apa yang kamu katakan Mas? jangan berpikir seperti itu. Aku sangat bahagia bisa menikah dan hidup bersamamu. Dan langkah kita baru akan kita mulai Mas, bisa saja bulan depan setelah terapi aku bisa hamil." ucap Hanin seraya menggenggam tangan Hasta yang sangat dingin.     

"Aku tidak yakin Hanin, aku penyakitan dan spermaku sangat lemah. Bagaimana aku bisa membuatmu puas dan hamil?" ucap Hasta benar-benar merasa sedih dan putus asa.     

"Jangan lagi bicara seperti itu Mas, aku jadi sangat sedih." ucap Hanin memeluk Hasta dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

Sungguh Hanin tidak bisa melihat kesedihan di hati Hasta.     

"Jangan pernah pupus harapan Mas, aku selalu bersamamu. Kita akan melalui bersama-sama setiap kesulitan yang kita hadapi." ucap Hanin seraya mengusap punggung Hasta dengan penuh perasaan cinta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.