Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Masalah Ini Tidak Boleh Disebutkan Lagi



Masalah Ini Tidak Boleh Disebutkan Lagi

2Bersama Lin Huizhen, ada Qiao Ruhai yang duduk di samping tempat tidur.     

"Jangan menangis."     

Suara tidak sabar Ayah Qiao berdering, "Tidakkah menurutmu tidak ada cukup banyak masalah di rumah? Menangis sepanjang waktu itu sudah membuat orang jengkel."     

Lin Huizhen mengangkat sepasang mata merah dan bengkak, kemudian di wajahnya penuh dengan ekspresi patah hati. "Qiao Ruhai, apakah kau masih menganggap Anxin sebagai putrimu?! Setelah hal seperti itu terjadi, kau masih berpikir aku menangis hingga membuat jengkel, apa kau pikir aku ingin menangis? Sejauh ini Anxin berada dalam kondisi koma, apakah kau sedikitpun tidak mengkhawatirkannya?" tanyanya.     

Ayah Qiao mengerutkan kening tanpa banyak kesedihan di wajahnya, tetapi terlihat sangat tidak sabar. "Dokter berkata bahwa dia pasti akan bangun hari ini, dan tubuhnya juga tidak mengalami masalah besar, jadi aku tidak perlu khawatir. Aku sekarang masih ada banyak masalah, mana mungkin bisa memedulikannya."     

"Qiao Ruhai, mengapa kau mengatakan seperti itu? Kau sebenarnya ayah kandung Anxin atau bukan. Di matamu, hanya wanita jalang Qiao Mianmian, dia baru putrimu, benar, kan? Aku dan Anxin bukan apa-apa bagimu!" kata Lin Huizhen.     

"Anxin lah putri kandungmu. Wanita jalang itu hanyalah seorang yatim piatu yang dibawa kembali dari panti asuhan. Kau lebih memperhatikan seorang yatim piatu daripada putrimu sendiri, apakah kau punya masalah di otakmu?" tanya Lin Huizhen kemudian.     

"Kau, tutup mulutmu!" Ekspresi Qiao Ruhai berubah secara tiba-tiba, dan tatapan matanya menjadi menakutkan. "Sudah berapa kali kuberitahukan padamu, hal ini tidak boleh dibicarakan lagi. Selain itu, aku juga tidak peduli jika Mianmian adalah seorang yatim piatu. Dalam hatiku, dia adalah putri kandungku, Qiao Ruhai."     

"Coba saja jika kau memarahinya lagi, jangan berpikir aku tidak bisa berbuat apa-apa pada wanita!" ancan Qiao Ruhai.     

Lin Huizhen menatap Qiao Ruhai dengan caranya melindungi Qiao Mianmian dengan sangat protektif. Wajahnya lantas membiru karena marah, dan ia langsung berkata tanpa keengganan, "Qiao Ruhai, kau benar-benar pelayan yang setia dan baik. Kau telah bekerja di rumah tuanmu selama tiga tahun, lalu kau begitu setia kepada mereka?"     

"Tiga tahun perasaan Tuan dan pelayan, bisa membuatmu mau membesarkan anak orang lain. Tapi, kau begitu setia, bisakah Tuanmu yang tidak tahu apakah itu hidup atau mati, tahu? Kau ingin membalas kebaikan, itu urusanmu, Mengapa aku dan Anxin juga harus terbiasa dengan wanita jalang itu?"     

"Kau memperlakukannya dengan baik dan menghargainya lebih dari putrimu sendiri. Tetapi baginya, dia mengajak sekelompok orang untuk membuat ribut keluarga seperti itu sebelumnya. Pernahkah dia menganggap bahwa kau adalah ayahnya? Tetapi dengan sedikit perhatian, dapatkah dia melakukan hal seperti itu?     

"Dia baru saja pergi dengan pria liar, dan kau kehilangan uang dalam bisnis keesokan harinya. Lalu, seseorang meminta kau untuk mengambil vila untuk membayar hutangnya. Kau tidak pernah berpikir, mungkin wanita jalang itu yang melakukannya? Tidak tahu dia mendapat dukungan dari pria liar mana, tapi sekarang dia bergabung dengan pria liar untuk berurusan dengan keluarganya sendiri."     

"Jika bukan karena dia, apakah Anxin dan Su Ze bisa bertengkar? Jika mereka tidak bertengkar, Anxin yang malang tidak akan mengalami keguguran. Cucuku yang malang, yang belum pernah melihat dunia sebelumnya, pergi begitu saja."     

Saat Lin Huizhen berbicara, air mata keluar lagi.     

Di atas kasur rumah sakit. Ketika Qiao Anxin pertama kali bangun, kepala dan tubuhnya masih sakit, dengan kesadarannya yang masih belum jelas. Kemudian ia mendengar beberapa percakapan antara Lin Huizhen dan Qiao Ruhai, tapi ia tidak mendengarnya dengan jelas.      

Sampai mendengar kata 'keguguran', wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seperti baru bangun dari mimpi besar. Qiao Anxin ingin duduk karena cemas, tetapi begitu bergerak, rasa sakit yang tidak tertahankan datang dari bawah tubuhnya. Lalu, rasa sakit itu menyebabkan ia segera jatuh kembali ke atas tempat tidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.