Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Ini Seperti Mempertahankan Sesuatu



Ini Seperti Mempertahankan Sesuatu

1Qiao Mianmian menatap wajah halus dan memesona di depannya. Membuat hatinya tidak bisa ditutupi bahwa ia merasa sedikit bersemangat. Pada saat ini, Tu Yilei benar-benar berdiri di depannya. Penampilan aslinya jauh lebih menawan daripada menontonnya di TV. Apalagi wajahnya, entah mengapa bisa begitu kecil.     

Qiao Mianmian merasa bahwa wajah Tu Yilei lebih kecil daripada wajahnya, dan fitur wajah di wajah Tu Yilei sama dengan diukir. Begitu sempurna sehingga mereka tidak dapat melihat kekurangan atau kecacatan.     

Ketika melihat dari dekat, Qiao Mianmian benar-benar tidak melihat pori-pori di wajah Tu Yilei yang muncul. Kulitnya sehalus telur yang dikupas, begitu putih dan lembut. Sebagai seorang pria, kulitnya yang begitu bagus memang membuat banyak wanita merasa malu.     

Tu Yilei tidak terlalu tua, meskipun ia adalah bintang paling top, ia hanya memakai pakaian biasa. Kaos hitam lebar dan longgar, dipadukan dengan celana pendek dan sepatu kets dengan warna yang sama. Dengan mengenakan topi militer di kepala, serta riasan sederhana yang dikenakan padanya, tetapi memiliki rasa yang berbeda.      

Hal tersebut terlihat sangat trendi. Benar saja, karena ketika berpakaian memang masih harus melihat wajah. Sebab, ketika orang tampan mengenakan pakaian apa saja, maka ia tetap akan terlihat trendi, berbeda dengan orang biasa. Ketika orang bisa memakai pakaian yang sama, pasti tidak akan membuat orang lain merasa trendi sepertinya.     

"Halo, aku Tu Yilei," ucap Tu Yilei yang seperti tidak ada jarak dan berinisiatif untuk menyambutnya. Senyumannya bahkan terlihat sangat cerah dan menawan. "Maaf aku barusan menabrakmu, kau baik-baik saja kan?" tanyanya.     

Qiao Mianmian pun pulih, ia lalu mengusap hidungnya dan menggelengkan kepalanya dengan malu-malu sambil berkata, "Seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu, aku menabrakmu lebih dulu. Apakah kau... baik-baik saja?"     

Meskipun Qiao Mianmian berpikir tidak mungkin kalau Tu Yilei akan memar atau semacamnya, tapi ia tetap bertanya dengan sopan.     

"Aku baik-baik saja," jawab Tu Yilei sambil tersenyum. Ia lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh ujung hidungnya dan berdiri tegak. Kemudian ia memandang Qiao Mianmian, melihat ke kantor, dan bertanya dengan jelas, "Apakah kau datang ke sini untuk menandatangani kontrak?"     

"Ya," jawab Qiao Mianmian sambil memandang bintang populer di depannya, yang tidak memiliki jarak sama sekali, dan merasa sangat baik sekarang.     

Banyak selebriti yang tampaknya sangat bersahabat dengan dunia luar. Namun secara pribadi, sebenarnya itu tidak begitu mudah didekati. Sangat banyak yang penampilan luarnya berbeda dengan dalamnya. Jadi, Qiao Mianmian tidak bisa menahan diri untuk lebih berani, "Tuan Tu, apakah kau di sini juga untuk menandatangani kontrak?" tanyanya.     

"Kita seharusnya seumuran deh." Bibir Tu Yilei melengkung, "Kau panggil namaku saja," pintanya.     

  "Eh, apakah bisa seperti ini?" Qiao Mianmian bertanya dengan tidak yakin. Meskipun seumuran dengan Tu Yilei, tetapi Tu Yilei lebih awal memasuki lingkaran industri ini, dan juga menjadi terkenal lebih awal darinya. Dapat dianggap bahwa Tu Yilei adalah seniornya. Entah apakah sopan langsung memanggil namanya.      

Tu Yilei tidak merasa keberatan, jadi dia segera mengangguk dan berkata, "Tentu saja boleh."     

"Xiao Tutu, sebentar lagi kau masih ada kegiatan merilis film. Segera pergi untuk menandatangani kontrak, dan langsung pergi. Jangan buang waktu!" kata pria yang berdiri di samping Tu Yilei sambil mengerutkan kening ketika ia melihat kedua orang yang sedang mengobrol dengan baik. Tatapan matanya dengan tidak baik melototi Qiao Mianmian. Tatapan matanya itu, seolah-olah ia sedang menjaga sesuatu.     

"..." Qiao Mianmian kemudian menarik perhatiannya. Karena itu seharusnya adalah agen Tu Yilei. Entah apakah khawatir dirinya sedang mengganggu perjalannya Tu Yilei sekarang.     

Qiao Mianmian tidak ingin membuat orang salah paham. Meskipun menurutnya Tu Yilei adalah orang yang baik, tapi ia juga tidak bermaksud melanjutkan percakapan. Jadi, untuk menghindari kesalahpahaman sebagai motif tersembunyi, ia dengan sadar kemudian segera berkata, "Yah, aku masih ada urusan, aku akan pergi dulu. Kita... Sampai jumpa di lokasi syuting!"     

"Um," gumam Tu Yilei dengan lembut, kemudian ia berkata sambil tersenyum, "Oke, sampai jumpa di lokasi syuting."     

"Kalau begitu aku pergi, selamat tinggal!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.