Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Tahu Bajingan yang Mengintimidasinya



Tahu Bajingan yang Mengintimidasinya

1Mo Yesi mengangkat alisnya dengan ringan, "Hah? Sayang, aku khawatir kau tidak akan bisa memakai pakaianmu lagi. Maaf, barusan tenagaku terlalu besar, rokmu sudah dibuat sobek olehku."     

Qiao Mianmian kemudian berkata dengan gugup, "Jika kau meminta asisten Zhang membeli baju untukku, kalau begitu, bukankah dia akan tahu... Tahu apa yang telah kita lakukan di dalam."     

Jika seperti itu, itu akan sangat memalukan.     

Mo Yesi tertegun, ia lalu mengangkat bibir tipisnya dan berkata dengan geli, "Kau khawatir tentang ini?"     

Qiao Mianmian tersipu dan mengangguk. Sebab, melakukan hal seperti itu dengan Mo Yesi di dalam kantornya sudah membuatnya merasa cukup malu. Jika orang lain tahu tentang itu... Ahhhhhhhhhh... Entah bagaimana ia akan menghadapi karyawan Mo Yesi di masa depan.     

Sudut bibir Mo Yesi tersenyum lebih dalam. Ia kemudian membungkuk, lalu mengulurkan tangannya untuk mencubit rahang lembut Qiao Mianmian. Setelah itu ia berkata dengan nada menyesal, "Maaf, sayang, itu mungkin akan mengecewakanmu."     

"Kau, apa maksudmu?" tanya Qiao Mianmian.     

Mo Yesi menghela napas, "Aku khawatir Wei Zheng dan yang lainnya telah mendengarnya," ucapnya.     

"..." Qiao Mianmian membuka matanya lebar-lebar karena tidak percaya, "Bukankah kantormu memiliki kedap suara yang baik? Bagaimana orang lain bisa mendengarnya?!" tanyanya dengan cemas.      

"Sayang..." Senyuman jahat Mo Yesi melengkungkan bibirnya, dan mengucapkan kalimat yang membuat wajah Qiao Mianmian langsung memerah, "Suara teriakanmu barusan cukup nyaring. Efek kedap suara dari kantorku memang bagus. Tapi, kurasa mereka kira-kira juga dapat mendengarnya sedikit."     

Qiao Mianmian hampir merasa malu. Ini memberi tahunya bagaimana untuk menghadapi Wei Zheng di masa depan, dan juga seketaris Mo Yesi itu. Ia benar-benar merasa malu, marah, dan kesal. Setelah itu ia berkata dengan marah kepada Mo Yesi, "Semua salahmu! Mo Yesi, aku kesal padamu!"     

Melihat gadis yang melampiaskan amarahnya, bahkan Mo Yesi tidak marah sama sekali. Tetapi matanya malah penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Ia kemudian membungkuk dan memeluk Qiao Mianmian sambil berkata dengan senyum ringan, "Sayang, apa ini? Aku sangat menyukai penampilanmu barusan."     

"Kau jangan malu-malu. Bahkan jika Wei Zheng dan yang lainnya mendengarnya, mereka tidak akan berani mengatakan apapun. Mereka bahkan lebih tidak berani menyebutkan masalah ini di depanmu."     

"Terlebih lagi, apa yang harus kau permalukan? Kita adalah suami istri. Bukankah normal memiliki kehidupan pernikahan? Yang lain tahu apa yang kita lakukan di kantor, mereka hanya akan iri pada kita karena memiliki hubungan yang baik antara suami dan istri. Dan mereka akan ingin sepertimu yang memiliki seorang suami baik yang mencintaimu."     

Namun, Qiao Mianmian masih merasa sangat malu. Sebab, di siang hari bolong seperti ini, ia dan Mo Yesi di kantornya malah… "Bagaimanapun, kelak di luar kau tidak boleh menyentuhku lagi!" serunya. Ia lalu menggigit bibirnya dan berkata dengan marah, "Jika kau melakukan ini lagi, aku akan mengabaikanmu lagi."     

Bajingan! Bajingan! Batin Qiao Mianmian yang tahu bahwa seorang bajingan yang telah mengintimidasinya. Entah apa yang disebut dewa pria penuh pantangan, lalu apa yang disebut murni tidak dekat dengan wanita. Menurutnya itu semua omong kosong.     

Jika Mo Yesi seperti ini bisa disebut anti wanita, maka semua pria di dunia ini pasti juga anti wanita. Lalu, Mo Yesi baru saja memakan hidangannya hingga kenyang, dan sekarang ia sangat puas secara fisik dan mental.      

Kemudian, secara alami Mo Yesi akan patuh pada wanita kecil di dalam pelukannya. Apapun yang Qiao Mianmian katakan, ia pasti akan setuju. Pokoknya, ia akan setuju dulu untuk menghibur Qiao Mianmian. Adapun apakah ia bisa melakukannya atau tidak, itu masalah lain.     

Di masa depan, jangan menyentuhnya saat berada di luar? Entah bagaimana mungkin. Sebab, setelah mencicipi Qiao Mianmian, Mo Yesi malah ingin menyentuhnya sepanjang waktu. Seperti sekarang... Ia ingin menyentuh Qiao Mianmian lagi.     

Begitu teringat berbagai postur centil Qiao Mianmian tadi di bagian bawah tubuhnya, Mo Yesi seolah merasakan pembengkakan dada. Tapi, ia juga tahu kalau hari ini dirinya tidak dapat menyentuh Qiao Mianmian lagi. Sebab, Qiao Mianmian benar-benar kelelahan.      

Jika menginginkan Qiao Mianmian lagi, mungkin itu akan sangat menyakitinya. Bagaimanapun, hari-hari mereka ke depan masih panjang. Jadi biarkan melepaskan Qiao Mianmian dahulu, dan membiarkan Qiao Mianmian untuk beristirahat dengan baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.