Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Kau Jangan Bermimpi



Kau Jangan Bermimpi

2Berbicara tentang Su Ze, seketika membuat senyuman di wajah Qiao Anxin segera menghilang dengan bersih. Lin Huizhen melihat wajahnya dan setelah itu berkata dengan hati-hati, "Anxin, ibu tahu kau telah dianiaya. Tapi kau tahu seperti apa situasi di rumah sekarang. Jika kau putus dengan Su Ze, akan sulit untuk menemukan pria dengan kondisi seperti ini lagi di masa depan. Kau harus berpikir dengan hati-hati."     

"Bu, bukan aku yang ingin putus dengannya," kata Qiao Anxin sambil menggigit bibirnya erat-erat. Matanya memerah, dan ia berkata lagi dengan getir, "Dia ingin putus denganku karena dia masih memikirkan si wanita jalang Qiao Mianmian itu. Sekarang dia memaksa putus denganku untuk segera pergi mencari Qiao Mianmian dan berdamai dengannya."     

Lin Huizhen terkejut, dan itu membuat wajahnya menjadi buruk. "Bukankah wanita jalang kecil itu sudah mendekati pria liar? Apakah Su Ze tidak tahu?" tanyanya.     

"Dia tahu." Berbicara tentang ini, hati Qiao Anxin tiba-tiba menjadi lebih marah, "Tetapi Su Ze merasa Qiao Mianmian dipaksa, dan dia ingin menyelamatkannya dari kesulitan."     

"Apa yang bisa aku lakukan?" tanya Lin Huizhen dengan cemas. "Kau sekarang telah menandatangani kontrak dengan perusahaannya. Jika kalian putus, maka kau..."     

"Bu, jangan bicarakan ini, oke?!" kata Qiao Anxin sambil berbaring di tempat tidur dengan ekspresi kesal. Kemudian ia berkata dengan nada yang buruk, "Aku sudah cukup kesal. Kau keluar saja, aku ingin menenangkan diri sendirian."     

"Anxin..."     

Qiao Anxin langsung menarik selimut ke kepalanya, dan menolak untuk berkomunikasi lebih lanjut. Lalu Lin Huizhen hanya berdiri di samping tempat tidur sebentar, kemudian langsung pergi tanpa daya.     

Setelah Lin Huizhen pergi, Qiao Anxin mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Su Ze. Teleponnya berdering lama dan tidak ada yang menjawabnya. Ia pun menutup telepon dengan ekspresi cemberut dan segera menelepon lagi. Tapi, tetap tidak ada yang menjawab. Dengan suara 'plak', Qiao Anxin terlihat sangat marah sampai ia membanting ponselnya ke tanah.      

Entah apakah Su Ze benar-benar ingin putus dengan Qiao Anxin. Entah apakah ia ingin segera putus dengannya, sehingga dapat menemukan si wanita jalang Qiao Mianmian. Namun, pemikiran Su Ze benar-benar sangat indah. Tapi, Qiao Anxin tidak akan dengan mudah putus dengannya. Tidak akan mungkin!     

———     

Setelah Qiao Mianmian bangun, ia melihat satu set pakaian yang baru dibeli di samping tempat tidur. Ada catatan di tas pakaian, yang mengatakan bahwa celana dalamnya telah didesinfeksi dan dibersihkan, jadi ia bisa memakainya dengan percaya diri.      

Setelah membaca isi di catatan kecil itu, Qiao Mianmian kemudian mengerucutkan bibirnya dan tersenyum, lalu berpikir bahwa Wei Zheng cukup bijaksana. Ia pun berjalan ke kamar mandi dengan tas pakaian, dan menggantinya setelah selesai menyegarkan diri.      

Garis leher rok yang dibeli Wei Zheng agak rendah. Setelah Qiao Mianmian mengubahnya, ia lantas berdiri di depan cermin dan mengambil foto, lalu menemukan bahwa tanda lingkaran di leher dan dadanya memang sangat jelas terlihat. Semuanya bekas ciuman merah, bahkan ini sangat padat dan terlihat sedikit menakutkan.     

Ini karena saat Mo Yesi benar-benar sangat emosional, dan tidak dapat dikendalikan hingga meninggalkan bekas di tubuh Qiao Mianmian. Saat itu, Mo Yesi menciumnya sambil memanggilnya sayang dengan mesra.      

Mo Yesi mencium tidak terlalu keras, tetapi itu tidak bisa di kulit halus Qiao Mianmian. Bahkan jika itu dihisap dengan lembut, namun itu juga akan tetap meninggalkan bekas yang jelas di tubuhnya.      

Melihat bekas ciuman yang tebal ini, Qiao Mianmian kemudianmengerutkan kening dan mengotak-atik rambutnya ke dadanya. Karena ingin menghalangi sebagian besar bekas merah itu. Sampai setelah ia merasa tidak terlalu mencolok, dirinya baru keluar dari ruang istirahat.     

Qiao Mianmian melihat Mo Yesi duduk di depan meja kayu solid hitam, dengan kemeja abu-abu peraknya yang pas. Dibalut sosok sempurna dengan garis-garis halus, dan tulang selangka seksi terlihat dari dadanya yang sedikit terbuka.      

Kakinya yang panjang dan ramping, serta agak menjulang ke langit, tumpang tindih dalam postur yang anggun. Mo Yesi menopang kepalanya dengan satu tangan, merebahkan kepalanya, dan saat ini sedang melihat dokumen di tangannya dengan fokus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.